CIe yang baca tapi lupa ngevote...
Vote yuk...
Autumn minta bintang nih... hehe
================================
Aku terbangun ketika bau obat-obatan menusuk dalam indera penciumanku. Perlahan tapi pasti, aku membuka kelopak mataku yang entah sudah berapa lama tertutup.
Hatiku serasa teremas ketika yang kulihat adalah sosok pria yang membuat keadaanku seperti saat ini. Ia tertidur sambil menggenggam erat tanganku.
Air mataku kembali lolos. Aku tak bisa membiarkan diriku kembali jatuh dalam zona nyaman bersamanya saat ku tahu bahwa ia adalah pria yang sudah memiliki tunangan, ralat akan memiliki tunangan. Dan itu bukan aku, melainkan Eunha, gadis dari masa lalunya. Kenapa Tuhan selalu ingin mempermainkan takdirku?
Perlahan ku usap lembut riak rambutnya yang kecoklatan. Untuk terakhir kalinya sebelum aku benar benar melepasnya dan merelakannya. Ia menggeliat pelan dan itu sangat menggemaskan namun juga membuat tenggorokanku tercekat. Ia bukanlah milikku, dan aku harus sadari itu.
"Kau sudah bangun?" Aku menjauhkan tanganku dari kepalanya. Terlambat, ia sudah menarik kembali tanganku dan mencium punggung tanganku.
"Aku merindukanmu" Lirihnya sambil menatap sendu kedalam manik mataku. Ia naik keatas ranjangku lalu menarikku dalam dekapannya. Hangat dan nyaman, tapi bukan milikku.
"Kau tak merindukanku hm? Kau tak tahu betapa frustasinya aku?" Tanyanya lirih. Punggungku basah karena air matanya. Hatiku serasa teriris. Kami berdua sama-sama terluka oleh takdir.
"Aku merindukanmu, tapi aku tak berhak memiliki rasa rindu itu. Aku mencintaimu, tapi aku tak berhak menyimpan perasaan itu. Kini kau miliknya" Ujarku lalu mendorong dadanya menjauh dan melepaskanku dari pelukannya
"Tidak, Haneul. Kau berhak. Kau berhak atas rasa dan perasaan itu. Karena satu-satunya gadis yang kucintai di dunia ini, dulu, sekarang maupun akan datang, hanyalah dirimu seorang. Kim Haneul." Ucapnya tegas. Aku tersenyum tipis
"Lalu kau akan membantah perintah Bibi Jeon? Kau gila"
"Ya aku gila. Aku gila karenamu. Dan aku bahkan lebih gila lagi jika kau pergi dari sisiku. "
"Tak apa, kuki. Jika memang takdir berkata bahwa kau bukan milikku. Aku ikhlas. Ku relakan kau bersama Eunha jika itu dapat membuatmu bahagia. Aku juga tak akan melawan perkataan Bibi Jeon. Dia sudah berbaik hati padaku, lantas kau pikir aku akan menghancurkan impiannya begitu saja? Aku cukup tahu diri"
"Ayo kita kabur. Ayo kita perjuangkan cinta kita bersama"
"Tidak, kook. Lebih baik kau pergi"
"Haneul kumohon..."
"Pergi.."
"Han--"
"PERGI JEON JUNGKOOK!" Tepat setelah makianku lolos dari mulutku. Dokter Kang masuk beserta kedua perawat yang berada disebelahnya.
Aku kembali meringkuk dan menangis meraung-raung. Entah mengapa aku benar-benar ingin menangis dan seketika aku berpikir bahwa
Aku benar benar membenci jungkook bersamaan dengan cintaku yang luruh.
***
Jungkook POV
Aku terdiam sambil menatap Haneul yang sedari tadi terus terisak sambil menyumpahi diriku dengan umpatan-umpatannya.
Ia benar benar membenciku sampai hatiku mencelos. Hatiku sakit ketika melihatnya seperti itu.
Dunia ku berubah karena karma yang menanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Deep Is Your Love?
Fanfiction[complete story] "Ketika kau bertanya seberapa dalam cintaku padamu, jawabannya dapat kau dengar dari detakan jantungmu" Jeon Jungkook "Bukan maksudku seperti itu. Aku marah bukan berarti aku membencimu, aku mengumpat pada matahari bukan berarti ak...