Captivating Picture

7.2K 838 35
                                    

Thx for your vomment on 1st chap

Happy reading ^.^

***

Harry membawa Draco ke sebuah galeri seni. Meskipun hari kerja, galeri itu tidak sepi pengunjung. Dengan semangat yang menggebu gebu, Harry menarik Draco dengan cepat menuju ke sebuah ruangan di lantai 13, mengabaikan sederetan lukisan artistik yang digantung di sepanjang lorong.

Mereka naik menggunakan lift exclusive yang disediakan bagi para penyumbang tetap di museum ini. Ahh ngomong ngomong galeri ini adalah milik ayah dari pacar Harry, Ginny Weasley yang merupakan seorang kolektor lukisan. Lukisan lukisan yang didapatnya sebagian besar atau bahkan hampir seluruhnya ia sumbangkan ke tempat ini.

Dan di galeri ini disediakan ruangan bagi Ginny untuk ia meletakkan beberapa lukisan favorite nya yang tidak di pajang bebas untuk dinikmati umum.

Mereka berhenti di lukisan yang ditempatkan di ujung ruangan dengan panjang puluhan meter ini. Harry sepanjang jalan terlihat antusias, menularkannya pada Draco yang tak kalah cepat melangkah.

"Ini... wanita idaman mu" ucap Harry mengatur nafasnya yang mulai kesusahan begitu mereka berhenti berjalan.

"Lukisan? Jangan bercanda Potter." Ketus Draco.

"Kau lihat dulu. Ginny yang seorang pembenci wanita saja terpikat. Mungkin kau juga bisa menyukainya. Dia sering curhat dengan lukisan ini. Haha aku sampai geli melihatnya." kata Harry.

Tatapan mata Draco beralih menuju ke lukisan itu. Ditatapnya dalam diam sementara Harry berkeliling memperhatikan lukisan lainnya.

Lukisan itu merupakan lukisan seorang gadis muda. Gadis itu berkulit putih dan berambut coklat yang terlihat bergelombang.

Gadis itu tengah menunduk dan menatap serong ke arah bidikan sambil tersenyum lembut pada seekor kucing jalan. Tangannya ia gunakan untuk menahan anak rambutnya di belakang telinga akibat tiupan angin yang berasal dari arah belakang.

Ia memakai sebuah gaun putih tipis yang membuat tubuhnya terlihat jelas. Begitu putih, molek, dan sangat indah. Membuat gairah Draco seketika memuncak liar. Mata hazel itu seakan tengah menggoda mata kelabunya, membuat Draco seperti tersambar petir disiang bolong.

"Terpesona kawan?" Goda Harry melihat Draco yang terus saja melongo memandangi lukisan itu.

"Kau benar, sialan. Dia sangat memikat hati. Lembut, dan seksi, serta menggairahkan meski hanya berdiri disana." Jawab Draco akan godaan Harry.

Harry hanya tersenyum mendengarnya.

"Berarti aku sudah berhasil menjodohkanmu dengannya. Tapi setelah itu apa? Dia tidak bisa di kencani karena cuma sebuah lukisan belaka." Kata Harry menghela nafasnya. Dia baru menyadari dia itu agak... bodoh.

"Tidak tahu. Yang pasti aku menginginkannya berada di ranjangku. Well, aku salah satu orang yang masih mempercayai keajaiban di jaman sekarang kau tahu? Katakan pada Ginny aku ingin membeli lukisan ini" Draco berkata dengan mantap dengan mata penuh tekad.

"Baiklah, dude. Tapi kau yang katakan sendiri ya. Aku sangsi ia mau menjualnya padamu. Itu lukisan kesayangannya. Makanya dia tempatkan di tempat paling ujung." Ucap Harry.

"Baiklah tak masalah" Draco menyanggupinya dan bahkan detik itu juga menghubungi Ginny yang saat itu tengah berada di salon.

"Halo, Weasley?" ucap Draco begitu Ginny mengangkatnya.

"Ada apa Draco?" Tanya Ginny yang kini tengah melakukan pedicure.

"Aku ingin membeli lukisanmu" jawab Draco to the point.

"Lukisanku yang mana Draco? Tumben sekali kau tertarik pada lukisan" Ginny bertanya karena heran.

"Lukisanmu yang ada di ruangan khusus. Paling ujung." Jawaban Draco membuat Ginny agak terkejut.

"Kau.. kenapa tiba tiba mau membelinya? Maaf aku harus tahu alasanmu dengan jelas. Kalau kau hanya membeli untuk menjualnya lagi, maaf aku tidak bisa menjualnya padamu" kata Ginny.

Harry terus saja memperhatikan percakapan keduanya dalam diam. Draco sengaja menekan tombol speaker agar Harry bisa ikut mendengarkan

"Tidak, tidak. Tenang saja, aku membelinya untuk kupajang di kamarku" jawab Draco cepat.

"Ya sweetheart tenang saja, sepertinya kawan kita yang gay ini jatuh hati pada gadis dalam lukisan itu" ucap Harry tiba tiba agak keras agar Ginny bisa mendengarkannya juga.

"Tapi dia teman curhatku!"

Draco dan Harry saling berpandangan. Dasar perempuan!

"Aku sungguh-sungguh menyukainya, oke? Ayolah, Gin... Kau masih bisa melihatnya. Dia hanya berpindah ke rumahku..." Pinta Draco lagi.

"Sudahlah, sayang. Biarkan saja lukisan ini di beli Draco. Sahabat kita yang kukira penyuka sesama jenis ini akhirnya tertarik pada wanita..." Ucap Harry ikut meyakinkan Ginny.

"Baiklah kalau memang begitu. Tapi tolong jangan katakan apapun yang aneh aneh terhadap lukisan itu ya. Dia berbeda. Dia sahabatku, teman curhatku.." kata Ginny di seberang sana.

Kedua pria itu kompak memutar bola mata mereka sekali lagi.

Yang benar saja.

Gerutu mereka sehati.

"Baiklah-baiklah. Temanmu akan kujaga sebaik mungkin oke? Jadi berapa harganya?" Kata Draco

"Tidak perlu Draco, ambil saja. Aku tidak perlu uangmu. Cukup jaga saja lukisan itu dengan baik" kata Ginny.

"Baiklah Weasley, aku tak akan sungkan kalau begitu."

And Draco get the deal. Yeah!

***

Please vommentnya... Meskipun udah the end jgn lupa ttp di hargai ya. See u next chap ^^

[END] Dramione-Deathly LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang