"..A..co...Aco!!"

7.1K 803 90
                                    

Happy reading guys ^.^

Thx for vomment di chap sebelumnya.

***

Draco membawa pulang lukisan itu dengan hati gembira. Dengan jelas ia perintahkan anak buahnya untuk membawa dengan hati hati lukisan itu ke rumahnya dan di gantungkan di dinding kamarnya yang megah namun minimalis

Lukisan itu ia tempatkan tepat di seberang ranjang besarnya. Draco bahkan bebas memandangi lukisan itu selama apapun yang ia mau.

"Hai.. namaku Draco Malfoy... kau boleh memanggilku Draco saja..." kata Draco begitu tinggal dirinya saja bersama lukisan itu. Kebisuanlah yang menjawabnya.

"Kau... sangat cantik.. andai saja kau wanita yang mengejar ngejar aku, akan kupastikan kau berakhir di ranjangku detik itu juga..." gumam Draco di hadapan lukisan itu.

Gadis itu masih tetap saja tersenyum lembut pada si kucing. Bahkan si kucing membuat Draco iri karena bisa mendapatkan senyum sang gadis.

"Apa yang kau pikirkan saat tersenyum seperti itu, hm?" Tanya Draco.

Namun lagi lagi hanya kebisuan yang menjawabnya. Ia terus menatapi lukisan nya dengan senyum mengembang lebar, sangat lebar, membuatnya merasa mulutnya nyaris sobek.

"Ah aku tahu. Sepertinya mulai sekarang kau harus mempunyai nama untuk kupanggil... hmmm apa ya...?" Draco mulai bertanya-tanya, nama apa yang harus ia berikan pada gadisnya.

Tak lama ia berpikir, sebuah nama tiba tiba melintas dikepalanya.

"Hmm bagaimana kalau Hermione? Seperti namanya, kau ada pahlawan wanita yang tangguh. Hmm sebenarnya kau menyelamatkan aku dari kemungkinan menjadi gay, kau tahu." Kata Draco memutuskan kemudian terkekeh geli sendirian.

"Sialan Potter. Dia sudah seperti cupidku saja" kekeh Draco geli. Dia benar-benar mirip dengan pasien sakit jiwa yang ada di St. Mungo.

Teringat bahwa hari sudah amat larut, kemudian ia memutuskan untuk beranjak tidur. Tak lupa ia ucapkan selamat malam dahulu pada gadisnya.

"Selamat malam manis... mimpi indah ya" katanya kemudian mengecup singkat lukisan itu lalu merangkak naik ke ranjang nya yang empuk dan mematikan lampu kamarnya.

***

Pagi menyambut dengan cepat. Draco yang memang sudah terbiasa terbangun pagi pagi buta, menggeser posisi tubuhnya bermaksud menutup matanya beberapa saat lagi sebelum pergi lari pagi di sekitar komplek rumahnya.

Ia menggeser posisinya bermaksud meraih gulingnya yang berada di sisi kiri ranjang. Namun tangannya malah meraba sesuatu yang lembut dan hangat. Ia yang bingung kembali meraba namun dengan kesadaran yang sudah cukup terkumpul. Ia beralih ke agak atas, tangannya disambut oleh gumpalan daging terbungkus kulit yang kenyal dengan sesuatu pada puncaknya.

Rasanya seperti... payudara

Jangan pikir Draco tidak pernah melakukan sex dengan wanita sebelumnya. Dia pernah melakukannya sehingga tahu jelas apa yang disentuhnya sekarang.

Tapi yang benar saja! Bagaimana bisa ada seorang wanita diranjangnya.

Begitu ia membuka matanya, ia disambut oleh seorang gadis. Lebih tepatnya gadis yang dari kemarin ditatapnya tanpa henti. Gadis yang sudah ia beri nama Hermione.

Gadis itu ada diranjangnya! Tengah tertidur dalam keadaan tanpa busana!! Dan parahnya lagi, tangan Draco daritadi memegangi sebelah payudaranya!!!

Draco melepaskan sentuhannya dan duduk dengan tubuh menegang. Keringat bercucuran dari pelipisnya. Ia sibuk memikirkan bagaimana bisa hal semacam ini terjadi.

Ia mendekati Hermione untuk membangunkannya. Namun baru saja ia mendekatkan tubuhnya, Hermione membuka matanya dan memandangi Draco dengan tatapan polos dan sedikit bahagia.

"..a..co.. acooo!!" Jerit Gadis itu kemudian melompat ke dalam pelukan Draco.

Oke. Draco positif frustasi. Dipagi buta. Seorang gadis yang berasal dari lukisan memeluknya erat... dalam keadaan telanjang bulat.

Draco dengan kikuk melepaskan pelukan Hermione dengan seberusaha mungkin tidak banyak menyentuhnya.

"He.. hei.. bisa kau jelaskan padaku kenapa hal semacam ini bisa terjadi? Kau... kau gadis yang berada dalam lukisan itu kan?" Tanya Draco.

"Ung!!" Gadis itu sepertinya tidak bisa bicara.

"Hermione?" Draco mencoba memanggilnya dengan nama yang ia berikan.

"Uhm?" Draco melotot begitu gadis itu meresponnya.

"Hermione?" panggil Draco sekali lagi, berusaha meyakinkan pendengarannya.

"Aco?" Balas Hermione. Sepertinya ia bingung mengapa Draco terus memanggilinya.

Draco mengacak acak rambutnya, bingung sekaligus takjub dengan apa yang sedang terjadi.

"Oke aku sangat bingung. Tapi pertama tama, kau harus diberi pakaian. Tunggu dan jangan kemana mana oke?" Ucap Draco pada Hermione.

"O.. oke" jawab Hermione singkat.

Draco mulai mengumpulkan kesimpulan begitu melihat lukisan itu hanya berisikan kucing tanpa Hermione.

Pertama, gadis itu entah bagaimana keluar dari lukisannya dan hidup.

Kedua, dia berada diranjangnya dalam keadaan polos.

Ketiga, gadis itu tidak bisa bicara lebih panjang dari satu kata.

Dan empat, sialan, Draco begitu senang sampai sampai kepalanya akan meledak!!

Dia harus menghubungi Ginny secepatnya!

***

Okay it's absurd. Any comment?

[END] Dramione-Deathly LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang