Second Test

4K 421 18
                                    

Hay guys.. Sorry for late late update

Langkah kaki Draco, Harry dan Ginny bergema di sepanjang koridor rumah sakit. Dengan wajah takut dan penuh kecemasan, mereka mengikuti dengan lekat Hermione dan Lyn yang sedang dibawa ke Emergency Room.

Setelah sampai di pintu ER, mereka dihentikan oleh perawat membuat mereka semakin cemas saja.

Keadaan mereka berdua saat diseret keluar dari mobil yang terguling itu oleh Draco sangatlah mengerikan. Hermione mengeluarkan banyak darah dari wajahnya akibat kaca depan mobil yang menusuknya.

Sedang Lyn sendiri terluka parah di bagian perut lantaran tertusuk oleh besi angkutan truk itu.

Keduanya sama-sama tak sadarkan diri membuat mereka begitu panik. Mobilnya bahkan ringsek parah, meninggalkan jejak pecahan kaca dimana-mana.

Ginny bahkan melupakan kondisinya yang dilarang oleh dokter untuk berlari. dia sampai mengabaikannya karena khawatir.

Mereka hanya bisa duduk disana, menunggu dan menunggu.

Hingga pada akhirnya seorang dokter keluar dari sana membuat mereka langsung menerjang sang dokter dengan berbagai pertanyaan terkait kondisi Hermione dan Lyn.

"Sebenarnya keadaan mereka terbilang cukup buruk. Bukan pada tahap mengancam nyawa. Tapi... wanita yang berambut coklat bergelombang, wajahnya... wajahnya rusak parah.. aku khawatir meskipun dilakukan operasi, wajahnya tidak bisa sama dengan dulu...

Lalu yang satunya lagi kondisinya lebih darurat.... ginjalnya tertusuk oleh benda tajam sehingga rusak parah..." ujar sang dokter terlihat tidak ingin menutupi apapun perihal kondisi pasiennya.

"Apakah kedua ginjalnya rusak?" Tanya Ginny.

"Tidak. Hanya yang sebelah kiri.." jawab sang dokter lantaran membuat mereka bingung.

"Lalu? Manusia bisa bertahan dengan satu ginjal saja bukan? " kali ini Harry lah yang menyuarakan keheranannya.

"Dia.. sudah pernah kehilangan satu ginjalnya.. dari catatan medis yang kuterima, beberapa tahun lalu dia pernah mengalami kecelakaan seperti ini. Jadi bisa dikatakan, besi itu menembusi satu-satunya ginjal yang dimiliki pasien" jawab si dokter membuat ketiganya melemas.

"Dokter, tekanan darah pasien tidak stabil dan detak jantungnya mulai melemah!" Seru seorang perawat membuat dokter itu berlari kembali ke dalam ER.

Draco langsung terduduk di kursi. Dia sangat bingung. Apa yang harus di lakukannya?

Dia sama sekali tidak memperdulikan keadaan wajah Hermione yang rusak itu. Selama wanita yang disayanginya masih bisa hidup, ia sudah lega. Tapi bagaimana dengan Lyn.

"Tapi bukankah Lyn itu immortal?" Harry bertanya pada Draco dan Ginny.

Tiba tiba sebuah sinar terang yang membutakan bersinar dari lorong rumah sakit yang sepi. Dari pancaran membutakan itu, keluarlah Edguar, ayah Hermione.

Karena hanya Draco yang mengenali Edguar sebagai ayah Hermione dan Lyn, Draco segera menghampiri pria itu. Harry dan Ginny hanya mengikuti dalam diam.

"Paman, bisa paman jelaskan padaku kenapa Lyn bisa sepertu ini? Bukankah ia immortal?" serbu Draco dengan pertanyaan yang menyita perhatiannya.

"Nak, menjadi immortal bukan berarti ia tidak bisa kesakitan. Dia akan tetap hidup meskipun pada akhirnya tidak ada ginjal ataupun jantung didalam tubuhnya. Namun dia pasti akan sangat kesakitan" Edguar menjelaskan dengan wajah menunduk.

Ia menyesal telah membuat putri bungsunya semenderita ini. Belum lagi ia mengkhawatirkan putri tertuanya.

"Draco, dengan menyesal aku harus menyampaikan ujian keduamu.. Aku tahu ini sama sekali bukan saat yang tepat. Tapi memang sepertu inilah ketentuannya.." lanjut Edguar.

"Apa ujian kedua untukku?" tanya Draco.

"Ayo kita ke tempat Hermione" ajak Edguar. Mereka berempat melangkah dalam diam. Larut dalam pemikiran dan kekhawatiran mereka masing-masing.

Ketika telah sampai diruangan Hermione, mereka terdiam. Melihat wajah nya yang terbungkus rapat oleh perban. Sepertinya benar kata dokter. Wajahnya benar-benar rusak parah.

"Tunggu sebentar" Edguar mendekat dan meletakkan telapak tangannya ke atas wajah putrinya. Sinar biru yang redup menyala-nyala dari sana.

"Aku mempercepat proses pengeringan lukanya. Tugasnu, membukanya dan menjawab pertanyaanku nanti" jelas Edguar.

Dengan mantab Draco melepaskan perban itu. Mereka berusaha tak menimbulkan suara, sebab nantinya mereka akan berurusan dengan dokter dan perawat sebab sudah seenaknya melakukan hal ini pada pasien.

Begitu perban itu terlepas dengan sempurna, Draco merasa dirinya begitu hancur. Tangannya bergetar membuat perban yang tadinya tergantung disana terjauh bebas.

Hatinya amat sakit melihat keadaan wajah Hermione.

Wajahnya, sudah tidak tertolong. Ia sudah tak cantik lagi. Draco khawatir akan reaksi Hermione ketika ia bangun nanti.

"Nak, tes keduamu adalah ini. Pertanyaanku, apakah kau masih bisa mencintai dan menjaganya disaat wajahnya sudah tidak menunjukkan kecantikan melainkan keburuk rupaan seperti ini?" tanya Edguar.

"Tentu saja paman. Aku... Aku malah khawatir. Bagaimana reaksinya nanti saat dia melihat kondisi wajahnya? Dia pasti akan hancur..." sahut Draco murung.

"Belum lagi Lyn... Mione pasti akan menyalahkan dirinya sendiri..." keluh Draco bertanbah frustasi.

Jadilah ia kembali memasangkan perban kepada Hermione dengan rapih.

"Kau sudah melewati tes keduamu. Aku pamit dulu nak. Aku akan mencari cara untuk merapihkan segala kekacauan yang sudah terjadi.." pamit Edguar.

Mereka bertiga menatapnya dan mengangguk tanpa menjawab apapun lagi.

Dan Ginny. Sedang mengumpulkan tekadnya.

Haruskah hal itu kulakukan? Tanyanya dalam hati.

***

Tbc...

Please vommentnya... Aku bener2 btuh support buat kelarin ini yg tggal bbrp chap. Tp aku masih bingung endingnya harus begimane...

See u next chap kawanss

[END] Dramione-Deathly LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang