Ify menatap Andien yang berdiri di samping mejanya. Mulut anak perempuan itu sedikit terbuka, cukup kaget melihat kakak kelasnya yang tak lain adalah ketua ekskul musik menemuinya secara langsung seperti ini.
"Lo yang namanya Ify?" tanyanya membuat Ify otomatis mengangguk.
"Ada apa ya Kak?" tanya Ify bingung. Terlebih melihat kelasnya yang tadi cukup ramai sekarang mendadak hening karena kehadiran Andien.
"Gini, gue dapet laporan tentang masalah lo yang dikerjain sama si Ratu kemarin. Gue sebagai ketua ekskul mau minta maaf sama lo, gue lupa ngasih kabar kalau gue nggak bisa dateng kemarin."
Ify bisa mendengar teman-teman kelasnya mulai berbisik-bisik ketika Andien meminta maaf padanya.
"Karena hari ini juga nggak bisa, lo dateng besok lagi aja ke ruang musik sepulang sekolah," kata Andien lagi.
"Kayaknya gue ikut ekskul lain aja deh Kak." Ify berkata secara perlahan, takut kalau akan menyinggung Andien.
"Kenapa?" tanya Andien bingung. "Lo takut dikerjain lagi? Tenang aja, gue jamin hal kayak gitu nggak bakal keulang lagi. Kalau sampai kejadian lagi, orangnya gue pastiin bakal langsung keluar dari ekskul, jadi lo nggak usah khawatir. Lagian, formulirnya udah lo kumpul kan? Jadi, sorry banget, lo nggak bisa pindah ekskul."
"Iya deh Kak," kata Ify akhirnya. Melihat sikap ramah Andien membuat Ify cukup yakin kalau kata-kata Andien dapat dipercaya.
"Yaudah, gue pamit ya." Andien melirik anak-anak yang segera mengangguk sopan padanya ketika menyadari tatapan dirinya. Setelahnya, Andien melangkah meninggalkan kelas.
Sementara itu, Sivia dan Shilla yang baru saja berpapasan dengan Andien di ambang pintu kelas melongo lantas buru-buru masuk.
"Eh, itu Kak Andien kan?" seru Sivia membuat beberapa anak mengangguk.
"Kok dia ke kelas kita?" tanya Shilla bingung.
"Dia nemuin Ify," jawab Dea yang otomatis membuat Sivia dan Shilla duduk di bangku mereka masing-masing. Anak-anak yang lain secara perlahan ikut mengelilingi meja Ify membuat anak perempuan itu menghembuskan napas lelah.
"Kenapa Kak Andien nemuin Ify? Ngelabrak Ify ya?" tebak Shilla membuat Ify menatapnya tak percaya.
"Kita tadinya juga mikir gitu. Tapi yang ada, Kak Andien malah minta maaf sama Ify karena Ify sempat dikerjain sama anak yang namanya Ratu waktu di ruang musik kemarin."
Ify menatap Dea yang sekarang seolah-olah bertindak sebagai juru bicaranya.
"Unbelievable!" Sivia berseru heboh lalu beralih menatap Ify "Fy lo tau Kak Andien kan? Dia itu termasuk jajaran cewek populer di sekolah ini tauk," kata Sivia, namun ekspresi yang diberikan Ify masih sama seperti tadi. Datar.
"Dia juga deket sama Kak Rio Fy, cewek beruntung selain lo tuh," sahut Shilla.
"Tapi kayaknya sekarang Kak Rio lebih sering nengokin Ify deh." Aren tersenyum penuh arti sambil menatap Ify "Kak Rio mau pedekate sama Ify gilak," serunya heboh yang langsung mendapat respon tak kalah hebohnya dari anak-anak lain.
"Nggak usah nyebar gosip Ren." Ify menyahut lesu lantas menopang dagu di atas meja.
"Yaelah Fy. Udah jelas-jelas kalau Kak Rio mau pedekate sama lo. Kalau nggak, ngapain dia repot-repot muncul terus depan lo? Bener nggak temen-temen?" Sivia meminta persetujuan yang dibalas anak-anak lain dengan anggukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Good Boy
Teen FictionIfy benci keramaian. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian banyak orang. Tapi, siapa sangka? Pertemuan Ify dengan seorang most wanted di sekolah barunya, perlahan mengubah kehidupan Ify. Kehidupan yang tadinya terasa damai berubah menjadi mendebarka...