DELAPAN (REVISI)

6.5K 270 63
                                        

"Yo, lo di mana? Gue di rumah lo nih, kata pak Usman lo belum pulang."

"Lagi di luar. Kenapa?" Rio yang sedang berada di sebuah cafe menyahut ketika baru saja menjawab panggilan Gabriel. Cewek di depannya nampak mengawasi Rio, namun detik selanjutnya cewek itu kembali melanjutkan makan ketika tau kalau panggilan itu bukan dari cewek lain.

"Lagi jalan sama cewek ya Yo?"

Rio menghela napas "Lo nelpon cuma buat nanya ini? Gue tutup kalau gitu."

"Eh, bentar Yo. Elah, lo sensi amat sih. Iya, iya sorry. Gue cuma mau nyampein kalau tadi gue sempat lihat Riko sama si Dayat ketemuan Yo."

"Dayat siapa?" Tanya Rio dengan kedua alis bertaut.

"Itu loh, yang sering gangguin si Ify. Terakhir dia sempat nabrak gerbang sekolah."

"Oh," komentar Rio setelah ingat "Terus?"

"Respon lo gitu doang? Nyesel gue cerita kalau gitu."

"Yaudah, gue tutup telponnya. Lo ganggu gue aja."

"Woii Yo. Bentar. Lo ini ya. Ckck. Lo nggak curiga mereka lagi ngerencanain sesuatu apa?"

"Nggak," sahut Rio cuek, nampak sekali kalau ia sedang tak berminat.

Terdengar Gabriel mendengus di sebrang sana "Pokoknya kalau sampai mereka bener-bener ngerencanain sesuatu, gue nggak tanggung jawab ya. Gue udah nyampein sama lo yang pasti."

"Hm." Rio lantas mematikan sambungan telepon membuat Gabriel berdecak kesal.

"Siapa Yo?"

Rio melirik cewek di depannya setelah menyimpan ponsel "Gabriel."

Cewek itu mengangguk-angguk, lantas tersenyum "Gue seneng banget tau Yo, bisa jalan lagi sama lo kayak gini. Gue benar-benar merasa cewek yang beruntung tau nggak."

Rio lantas terkekeh, sudah terlalu biasa mendengar kata-kata seperti itu dari cewek-cewek yang berusaha mendekatinya.

Rio memang suka terlihat jalan dengan cewek yang berbeda di tiap kesempatan, tapi dari cewek-cewek itu belum ada satupun yang benar-benar menarik perhatiannya. Padahal, semua cewek yang dekat dengannya tergolong cantik. Hal yang membuat teman-temannya sempat kebingungan kenapa Rio malah mengabaikan mereka setelah beberapa hari. Mungkin semuanya tak akan percaya, tapi Rio yang terkenal sebagai playboy itu belum pernah mengalami yang namanya pacaran satu kalipun.

^^^^

"Gimana? Berhasil?"

Dayat menatap Riko yang duduk di depannya, sebelah sudut bibirnya terangkat mendengar pertanyaan itu. Dayat lantas mengangguk.

"Berhasil lah. Emosi Rio kepancing dan tentunya berita itu sekarang jadi bikin heboh satu sekolah," kata Dayat.

Riko nampak menyeringai. Pembahasan ini membuatnya begitu tertarik. Akhirnya, setelah cukup lama, ia perlahan menemukan titik lemah seorang Rio.

Dayat meraih segelas jus di depannya yang belum tersentuh, disesapnya sedikit sebelum meraih ponselnya yang berdering.

"Ya? Lo di mana? Kita udah di dalem nih, masuk aja." Dayat menyahut ketika suara di sebrang sana bicara. Tak lama, seorang cowok masuk ke dalam restoran dan ikut bergabung bersama Riko dan Dayat.

"Lama amat sih lo?" gerutu Dayat lantas beralih pada Riko "Kenalin Rik, ini Rakal yang sempat bantu kita."

Riko melirik Rakal yang duduk di sebelah Dayat lantas menyodorkan tangan "Senang banget bisa dapat partner yang bisa diandalin kayak lo."

Bad Boy Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang