Sepulang sekolah, Cakka langsung melesat turun dari kelasnya yang berada di lantai dua menuju deretan kelas X, setelah mendapat perintah dari Alvin dan Gabriel untuk mencari info lebih lanjut tentang murid baru di kelas X.3.
Cakka membenahi topi yang ia pakai, lantas berhenti tepat di depan pintu kelas X.3 dimana anak-anak sudah mulai keluar. Beberapa pasang mata yang melihat Cakka tak dapat menyembunyikan keterkejutan mereka melihat salah satu kakak kelas yang hampir terkenalnya seperti Rio tau-tau muncul di depan kelas mereka.
Cakka akhirnya menarik salah satu anak yang paling dekat dengannya. Anak laki-laki bernama Sion yang baru saja ditarik Cakka terkejut.
"Kenapa kak?" tanyanya bingung dan kalau boleh jujur ia juga sedikit takut.
"Eh, di sini ada murid baru kan? Yang cewek itu loh, tau kan lo?"
"Oh, Ify kak?" kata Sion sedikit lega, tadi ia sudah berpikir yang tidak-tidak, takutnya ia melakukan kesalahan yang tidak ia sadari pada kakak kelasnya ini.
"Bukan, gue nggak nyari Ify. Kenal aja nggak, gue nyari murid baru," jawab Cakka membuat Sion bingung, ia lantas menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Murid baru itu namanya Ify kak," ucap Sion lagi.
"Bilang dong daritadi." Cakka menepuk pundak Sion dengan keras membuat Sion mengaduh kesakitan.
"Itu anaknya kak." Sion menunjuk Ify yang baru saja muncul dari ujung koridor. Cakka mengikuti arah telunjuk Sion, sontak menjadi kebingungan melihat Ify yang tiba-tiba muncul. Dalam skenario yang ia rancang, harusnya kan Ify tidak muncul seperti itu.
"Saya permisi dulu kak," pamit Sion yang hanya menjadi angin lalu bagi Cakka. Cowok itu melepas topi lantas menggaruk-garuk kepalanya membuat Sion mengambil kesempatan untuk kabur.
Sementara itu, Ify yang sedang menenteng plastik berisi seragam baru yang barusan ia dapat dari koperasi memperlambat langkahnya ketika melihat Cakka yang kembali memasang topi merah mencolok di depan kelasnya. Cowok itu menatapnya membuat Ify terkejut, ia masih ingat jelas siapa cowok itu, walaupun sebenarnya Cakka tidak bisa dikatakan terlibat dalam masalah yang terjadi antara Ify dengan Rio, tapi tetap saja Cakka itu temannya Rio. Apa dia kesini untuk melabrak dirinya?
Ify ingin memutar langkah ke arah lapangan dan segera pulang, tapi tas sekolahnya masih ada di dalam kelas, ponselnya juga berada di sana membuat Ify segera merutuk dalam hati.
Ify akhirnya memberanikan diri untuk terus melangkah, mungkin ia akan menjelaskan yang sebenarnya agar kakak kelasnya itu bisa segera pergi.
"Hai," sapa Cakka terdengar ramah ketika Ify sudah berada di depannya. Ify menatapnya bingung namun langsung mengangguk sopan.
"Lo Ify ya?" tanya Cakka membuat Ify sekali lagi mengangguk. "Gue hampir lupa nama lo. Alvin sama Gabriel nggak ngasih tau gue nama lo siapa. Untung tadi ada temen kelas lo yang ngasih tau nama lo."
"Emangnya kenapa kak?" tanya Ify pelan.
"Gue juga bingung sebenarnya. Mereka cuma nyuruh gue buat nyari tau info tentang lo gitu."
Jantung Ify rasanya seperti berhenti berdetak mendengar jawaban Cakka.
"Buat apa kak?"
"Buat---"
"WOI CAK!!"
Ify dan Cakka menoleh serempak ke ujung koridor di mana Alvin dan Gabriel baru saja muncul. Ify bisa melihat wajah geram Alvin dan Gabriel membuatnya mendadak takut. Kedua cowok itu mendekat, lalu segera menarik Cakka menjauh. Ify bisa mendengar keduanya mengatai Cakka bodoh berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Good Boy
Roman pour AdolescentsIfy benci keramaian. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian banyak orang. Tapi, siapa sangka? Pertemuan Ify dengan seorang most wanted di sekolah barunya, perlahan mengubah kehidupan Ify. Kehidupan yang tadinya terasa damai berubah menjadi mendebarka...