TUJUH (REVISI)

4.9K 233 29
                                    




      Bel istirahat baru saja berbunyi. Ify yang sedang membereskan buku di atas meja terkejut ketika Sivia tiba-tiba menarik tangannya.

"Eh, mau ke mana Vi?" tanya Ify bingung saat Sivia membawanya keluar kelas bersama Shilla. Ify bisa melihat Agni dan beberapa anak cewek lainnya mengikuti di belakang.

"Lo harus lihat pokoknya dan lo harus jelasin juga Fy." hanya kalimat itu yang dikatakan Sivia. Setelahnya, tak ada lagi yang menjawab pertanyaan yang Ify ajukan, sampai mereka berhenti di depan sebuah kerumunan. Ify menatap kerumunan dan teman-temannya bergantian, meminta penjelasan.

"Ayo." Sivia kembali menarik Ify lebih dekat ke kerumunan itu.

"Permisi, permisi." Sivia dan Shilla berseru kompak sambil berusaha menerobos kerumunan yang perlahan menyingkir.

Sekarang, Ify bisa melihat sebuah mading di depannya, tapi ia masih bingung apa yang terjadi sampai pandangannya berhenti pada sebuah foto di mana dirinya sedang berada di dalam gendongan Rio kemarin, tepat di depan pos satpam.

Kedua mata Ify melebar, benar-benar terkejut dengan apa yang tertempel di depannya sekarang. Ini adalah hal yang sangat memalukan, apalagi disana rok Ify sedikit tersingkap memperlihatkan celana sot berwarna hitam miliknya. Seumur-umur, Ify belum pernah merasa semalu ini. Selanjutnya, pandangan Ify beralih pada sebuah kalimat yang ditulis dengan besar terpampang di bawah foto itu.

PEREMPUAN SOK JUAL MAHAL TAPI AKHIRNYA JUAL MURAH JUGA

Mata Ify memanas karena tak kunjung berkedip. Siapapun yang melakukan ini semua sudah berhasil melukai hatinya. Selanjutnya, dari arah belakang Ify bisa mendengar segala cemooh yang mengarah padanya.

"Itu cewek sok kecantikan deh, padahal murid baru."

"Emang dia kenapa kok bisa digendong kak Rio?"

"Nggak tau. Pura-pura sakit mungkin dia."

"Nggak nyangka ya. Muka dua juga ternyata."

"Pasti keenakan tuh digendong-gendong gitu."

"Gue udah ngira sih nih cewek pasti ganjen."

Kedua tangan Ify terkepal kuat saat mendengar kata-kata pedas dari orang-orang di belakangnya. Ia benar-benar kesal, terutama pada Rio. Apa cowok itu sengaja melakukan semua ini? Atau jangan-jangan ini semua rencana cowok itu? Terlepas dari siapa yang membuat berita murahan ini. Rio, dari awal sudah merusak ketenangannya di sekolah.

"Eh, diem dong! Kalian ngunyah cabe ya tiap hari? Itu mulut apa kebon cabe hah?" seru Sivia yang ikut terbawa emosi ketika kerumunan itu masih saja berisik.

"Wah! Makin rame aja nih kerumunan." tau-tau Gabriel muncul membuat kerumunan tadi bergerak mundur.

"Geser dong geser." Alvin memerintah ketika melihat ada yang menghalangi langkahnya. Selanjutnya, muncul Cakka diikuti oleh Rio di belakangnya.

"Yo, itu foto yang gue maksud." Cakka menunjuk foto yang tertempel di mading. Sementara perhatian Rio langsung tertuju pada Ify yang sekarang menatapnya tak suka.

Rio menatap Ify bingung, lantas melangkah mendekati anak perempuan itu.

"Kenapa lo?" tanya Rio yang belum ngeh dengan apa yang terjadi. Ia datang ke sini karena Cakka yang terus-terusan bawel tentang foto yang menurutnya mengejutkan.

Bad Boy Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang