part 2

2.4K 173 13
                                    

"Veer, antar ibu belanja ke mall ya." Ujar Suman, ibu Veer (Ranveer Singh).
"Ayolah mom. Pasti aku akan dikenalkan dengan teman-teman ibu lagi kan? Aku masih muda. Belum saatnya aku dipaksakan cari jodoh seperti ini." Ujar Veer memandang ibunya yang sibuk membalas chatting teman-temannya di grup whatsapp mereka.
" Tidak. Itu acara besok. Sekarang ibu mau berbelanja untuk acara reuni besok. Ibu butuh baju baru." Nyonya Suman cuek saja. Veer menarik nafas panjang. Ibunya memang lebih suka pergi dengannya daripada dengan ayahnya yang mantan tentara itu. Bukan apa, ayahnya tidak akan mau berlama-lama di tempat umum apalagi ramai, sedang Veer tak bisa menolak ibunya.

Veer memacu mobilnya menuju sebuah mall yang ditunjuk ibunya.
" Hmm tunggu, kita cari butik saja. Di mall terlalu ramai." Dia meminta Veer belok ke arah kanan. Veer menurut saja dan mereka tiba di Hrish Boutique.
" Apa disini tidak terlalu elite mom? Jika ayah tahu.."
" Ayah tidak akan tahu jika kau diam..." katanya sambil tersenyum manis dan keluar dari mobil. Meski mobil disana tampak mewah semua, nyonya Suman tetap percaya diri masuk dengan mobil bututnya.

Veer mengikuti ibunya yang masuk ke dalam butik. Mela menghampirinya, menyambutnya dan mempersilahkannya untuk memilih pakaian.
"Bukan." Ujar nyonya Suman sambil terus matanya melihat ke seluruh penjuru butik. Dia menghampiri blok pakaian lainnya, dan seorang pelayan menyambutnya. Lagi-lagi dia menggeleng. Veer hanya menarik nafas dan sabar menemani ibunya. Meski sesekali membetulkan topinya yang tak pernah berubah sedikitpun dari posisinya.
"Mela, aku minta data penjualan bulan lalu." Ujar Naina yang bekerja di butik itu. Nyonya Suman langsung menoleh dan sumringah mendengar suara itu. Bagaimana tidak, Gangga bilang suara putrinya seksi dan serak-serak basah, tak ada yang menyamai. Dia akan mengenali putrinya dari suaranya jika ingin menemuinya.
"Akhirnya...." Nyonya Suman mendekat ke arah Naina.
"Aku butuh pakaian santai tapi formal untuk seusiaku." Ujar Nyonya Suman. Veer masih diam saja melihat gerak gerik ibunya yang tampak aneh sebenarnya kala itu.
"Oh, mari!" Naina mempersilahkan Nyonya Suman ke arah pakaian wanita yang sesungguhnya sudah dipilih-pilih tadi si customer. Veer menarik nafas dan membuntuti mereka dari belakang.
"Mela, taruh saja file yang kuminta di meja ya." Ujar Naina lagi. sambil memperlihatkan beberapa pakaian yang cukup mahal untuk wanita paruh baya.
"Semuanya bagus. Tapi seperti tak cocok untukku."katanya sambil memandang Naina yang tersenyum.
"Ini bagus nyonya, cocok untuk anda. Anda masih terlihat muda dan cantik."
"Ahahahaha, bisa saja." Nyonya Suman melirik bandrolnya. Sebenarnya dia tidak memiliki uang untuk berbelanja disitu. Tapi dia hanya ingin mengetahui anaknya Gangga.

"Ini bagus tidak nak? Cocok tidak dengan ibu?" tanyanya pada Veer yang sedang main phonselnya. Veer mengangguk cuek.
"Sepertinya tidak nak. Baiklah, besok saja lagi kami kemari. Jika sudah ada model baru." Ujar Nyonya Suman mencari alasan untuk batal belanja. Naina tersenyum mengangguk dan mengantarnya sampai pintu keluar.

Pada akhirnya mereka pergi ke mall dan membeli pakaian dengan harga standar untuk acara reuni nanti. Veer tak pernah tahu tujuan ibunya ke butik mahal itu.
"Jika ibu mau, aku bisa membelikan pakaian tadi. Kenapa harus pura-pura tidak cocok." Ujar Veer ketika pulang dari mall.
"Aku memang tidak berniat belanja disana." Jawab ibunya santai.
"Lalu? Untuk apa kesana? Buang-buang waktu saja."
"Untuk melihat calon menantuku. Anaknya Gangga."
Seketika Veer tersentak hingga menginjak rem mendadak dan membuat ibunya terkejut.
"Veer!?"
"Mom?" Veer balas berteriak dan memandang tak percaya pada ibunya.
"Dia cantik. Yang tadi suaranya seksi itu." Ujar ibunya menatap Veer. Veer mengusap wajahnya dan segera menginjak gas mobil agar segera tiba di rumah. Dia hendak mendebat ibunya di rumah.

Tiba di rumah Veer langsung menemui ayahnya dan mengajaknya bicara bertiga. adik perempuannya, Reshma diminta masuk kamar terlebih dulu. Veer menceritakan kekesalannya karena akan dijodohkan dengan anak teman ibunya itu. Bahkan ibunya menjebaknya dengan mengajaknya ke tempat gadis itu.
"Kenapa kau merasa dijebak? Ibu tidak membuat kau sekamar berdua dengannya kan?" Nyonya Suman cuek. Veer menarik nafas dalam lagi dan menatap ibunya.
"Dia lebih tua dariku kan?" tanyanya berusaha tenang. Ibunya mengangguk cuek sambil tak mau membalas tatapan putranya. Veer menoleh pada ayahnya yang sedari tadi diam menyimak perdebatan mereka.
"Suman." Suaminya buka suara.
"Apa salahnya jika dia lebih tua sedikit saja darimu. Dia bisa menyayangimu sama seperti ibumu ini. Dia bisa memahamimu yang lebih muda darinya. Dia akan lebih sabar dari wanita matre yang bekas pacara-pacarmu itu." Teriak ibu dengan agresif. Suaminya diam menatap Veer.
"Tidak." Jawab Veer dengan tegas. Dia berdiri hendak meninggalkan kursinya.
"Dia pasti masih gadis. Bahkan pacarmu yang masih kecil-kecil itu saja sudah ada yang tidak suci lagi. apa kekurangan Naina?" tanya ibunya. Veer menatap ibunya. Dia tetap menggeleng dan meninggalkan arena diskusi. Dia masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di tempat tidur. Tapi tiba-tiba saja senyuman Naina yang tulus itu melintas. Dia sgera bangkit dan mengambil sebuah foto dari laci mejanya. Seorang gadis yang telah membuatnya sakit hati hingga tak pernah lagi dia ingin membina hubungan asmara.

Bersambung...

Jangan pelit like n

Bukan suami IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang