part 9

3.6K 173 12
                                    

"Naina?! Naina?!" Veer panik dan segera menggendongnya ke kursi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naina?! Naina?!" Veer panik dan segera menggendongnya ke kursi. Lalu dia bingung dan segera memanggil ibunya.

****

Naina siuman saat orang-orang mulai berdatangan ke rumahnya akibat teriakan Veer pada ibunya. Semua bingung dengan apa yang terjadi. Vikash juga datang dan dia melihat Naina yang mengerjap-erjap matanya setelah tak sadarkan diri.

"Apa kau sedahsyat itu Veer?" senggol Vikash sambil menahan tawa. Veer menarik tangan Vikash dan memintanya tutup mulut.

"Apa benar kau jatuh dari tangga?" tanya Suman. Naina bengong melihat banyak orang di rumahnya. Dan juga Veer yang memandangnya dengan wajah bodoh. Naina mengangguk, karena dia tak mungkin bilang karena dicium oleh Veer dia pingsan.

"Kalau begitu kita periksa. Aku tidak mau ada apa-apa dengan kepalamu." Suman panik namun ditarik halus oleh Naina.

"Tidak perlu bu. Aku hanya kaget. Sungguh... tidak separah yang ibu bayangkan." Naina meyakinkan ibunya. Suman masih tampak cemas.

"Percayalah bu... aku baik-baik saja." Naina tersenyum. Selanjutnya para tetanggapun akhirnya bubar dan Veer hanya berterima kasih karena mereka telah peduli dan datang.

"Veer, ajak Naina istirahat di kamar. Hati-hati jatuh lagi. pegang dia kuat-kuat." Oceh Suman.

"Tenang bu. Aku baik-baik saja. Aku bukan bayi." Naina keceplosan dan langsung menutup mulutnya. Gara-gara kata bayi itulah dia harus mengalami godaan dan cumbuan hingga akhirnya pingsan di babak akhir.

**

Veer memapah Naina ke kamar dan segera merebahkannya di tempat tidur. Veer menatap Naina yang masih melipatkan sarinya rapat-rapat.

"Apa kau benar-benar belum pernah berciuman? Maksudku... setahu aku meski pertama kali tidak ada yang sampai pingsan." Ejeknya. Naina menoleh dan menatap tajam.

"Apa kau tidak sadar tadi kau mengejutkanku lalu hidungku pun sulit bernafas. Belum lagi pelukanmu sangat erat membuat aku benar-benar tercekik tak bisa bernafas. Bagaimana jika aku mati?" teriak Naina aga kesal. Veer malah menutup kedua bibirnya sambil tertawa.

"Maaf.." bisiknya pelan sambil duduk di samping Naina. Lalu menyentuh sari Naina namun ditolak mentah-mentah dan didorong menjauh darinya.

"I need you." Bisik Veer nakal. Naina malah memicingkan matanya sambil membuang muka.

"Please... boleh aku masuk?" goda Veer.

"Maksud?"

"Masuk ke hatimu Naina. Sekarang kan sudah kosong." Veer menjatuhkan kepalanya di pangkuan Naina, membuat dia sedikit geli dan jantungnya berdegup kencang lagi.

"Kau boleh lakukan apapun padaku." Ujar Veer pasrah. Naina memandangnya dengan penuh pertanyaan. Lalu dia menunduk dan Veer memonyongkan bibirnya seolah siap menerima bibir Naina.

Bukan suami IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang