part 3

2.1K 156 0
                                    

Bukan Suami Idaman
part 3

Hari reuni itu tiba. Veer terpaksa mengantar ibunya ke lokasi acara. Ketika tiba di pintu masuk, semua teman Nyonya Suman langsung berkerumun dan memuji Veer yang memang tampan.
"Hey...hey.." teriak Gangga dari dalam setengah berlari.
"Gangga...." Suman menghambur dan memeluknya dengan hangat. Basa basi yang cukup basi dan sudah bisa ditebakpun terdengar. Kau masih tampak muda. Kau masih tetap cantik, dan lain sebagainya. Veer sibuk tersenyum dengan ibu-ibu teman ibunya. Dia mencari sosok lain diantara para wanita tua itu. Tapi tak ada, hanya beberapa anak gadis juga yang tampak biasa saja. Seperti mantan-mantannya dulu. Seksi, tampak labil, dan mungkin sama, materialistis.

"Sayang sekali Veer, Naina menolak hadir. Dia memang tidak suka keramaian. Sama seperti ayahnya." Ujar Gangga menepuk pundak Veer yang hanya tersenyum kecut.
"Tolong ambil foto kami." Ujar Gangga pada Suman sambil menyerahkan phonsel dan dia menggandeng Veer yang kaget. Klik!
"Naina pasti akan suka." Celotehnya. Veer mulai jenuh dan memilih keluar dari acara. Dia asik main game di mobilnya sambil menunggu acara selesai.
Hampir tiga jam dia asik main game hingga melewati banyak level. Dan ketika dia mematikan phonselnya, sebuah motor vespa berhenti di samping mobilnya. Helm pengendaranya terbuka dan ya, dia Naina. Datang untuk menjemput ibunya. Naina melihat belum satu orangpun keluar dari acara. Dia diam diatas jok motor sambil mengeluarkan phonsel dan menatapnya. Suara ibu-ibu mulai terdengar menandakan mereka menuju ke parkiran. Veer langsung keluar dari mobil dan kabur, bagaimana tidak, dia tak mau dipertemukan Naina dulu saat ini.

Ibu Veer melihat Naina tengah duduk diatas motor tepat di samping mobil putranya. Dia bahagia bukan main. Dia tarik ibu Naina dan menghampiri kesana.
"Mana Veer?" tanya Gangga pada putrinya.
"Veer?" Naina balik bertanya.
"Iya, tadi dia menunggu di mobil dan ini mobilnya."
Naina mulai sadar bahwa wanita yang bersama ibunya adalah Suman, dan Veer adalah nama anaknya. Tapi tunggu, Naina ingat bahwa wanita ini yang kemarin ke tokonya. Ya, bersama putranya yang memakai topi. Dan tadi langsung pergi setengah lari ketika mendengar orang-orang menuju parkiran. Namun Naina tak sempat melihat wajahnya.
*****

Veer merasa penasaran juga dengan Naina pada akhirnya, dia memandang butik tempat Naina bekerja. Tak lama, tampak Naina dan Mela keluar dan berjalan menuju sebuah kafe tak jauh dari tempat itu. Veer langsung memarkir mobilnya dan duduk tepat di belakang kursi Naina.
"Jadi? Kau sudah bertemu brondong yang akan jadi suamimu?" goda Mela. Naina mendelikan mata menandakan kesal dengan pertanyaan Mela. Mela terkekeh sambil memanggil pelayan. Mereka memesan makan siang, sambil terus bercerita.
"Kau masih mencintai Sirish?" tanya Mela lagi. veer semakin penasaran dan merapatkan topinya.
"Ntahlah." Jawabnya berat.
"Naina, sudah jelas Sirish lebih memilih karirnya daripada dirimu. Sudahlah. Menikahlah dengan pilihan orang tuamu." Mela tersenyum pada pelayan yang membawakan mereka makanan.
"Hey? Aku tak pesan ini?" ujar Mela.
"Maaf, ini untuk tamu sebelah meja anda. Sekali lagi maaf." Ujar pelayan. Mengambil makanan itu dan menaruh kembali di meja Veer.

"Setiap aku berusaha melupakan Sirish. Semua bayangan manis bersamanya hadir. Bagaimana kami bertemu, bagaimana kami jatuh cinta. Lalu ketika dia melamarku." Ujar Naina. Veer menahan suapannya dan terus mendengarkan. Mela garuk-garuk tak gatal.
"Sirish mungkin kekasih idamanmu, tapi bukan suami idamanmu." Ujar Mela. Naina menggeleng dan melanjutkan makannya.
"Dan aku juga tak pernah mengidamkan suami yang lebih muda dariku." Timpal Naina. Veer menahan kunyahannya dan tampak berfikir keras.
Tak lama, phonsel Naina berdering. Sirish meneleponnya.
"Jangan diangkat!" Pinta Mela. Naina menaruh phonselnya. Tapi terus berdering. Akhirnya dia menerima panggilan dari Sirish. Dia mengajak bertemu untuk menyelesaikan masalah mereka.
"Pergilah, dan katakan kau akan menikah dengan pria lain jika dia tidak juga menikahimu. Lihat reaksi dia. Jika dia tetap mempertahankan karirnya, lupakan dia. Dan menikahlah dengan pilihan ibumu." Celoteh Mela panjang lebar. Naina tersenyum dan beranjak dari kursinya, lalu pergi menggunakan taksi.

Veer yang penasaran terus menguntitnya, hingga Naina tiba di sebuah hotel dan masuk. Hotel? Veer mulai berfikiran buruk. Kenapa harus bertemu di hotel? Ah jangan-jangan. Tidak, mungkin karena dia artis?
Terus saja pertanyaan berkecamuk di hatinya. Dia akhirnya memutuskan pergi, kembali ke bengkelnya.

bersambung dulu.. biar awet..
Jangan lupa like n komen biar

Bukan suami IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang