part 5

2.1K 145 14
                                    

Pesta pernikahan digelar. Setelah semua prosesi selesai, Naina langsung dibawa ke rumah mempelai pria. Ibunya kembali melodrama dan menangis.

"Jangan menangis, aku tak akan pergi jika ibu bersedih begini." bisik Naina setengah mengejek. Ibunya langsung berhenti menangis kencang dan menatap putrinya.

"Hanya akting. Aku sedih harus jauh darimu, tapi aku bahagia kau akhirnya menemukan cintamu."

"Cinta? Menikahi pria idamanmu bu.. " Naina meralat sambil memeluk ibunya.

"Apalah itu tak penting. Berbahagilah nak.." ibunya mengelus wajah Naina.

Naina memeluk ayahnya, juga adik laki-lakinya.

"Jaga ayah dan ibu."

"Siap." Adiknya langsung memberi hormat dan memeluk Naina.

"Nak..." ayah Naina kembali memeluknya. Naina menatap mata ayahnya yang baru kali ini tampak sembab.

"Kau mungkin bukan menikahi pria yang kau cintai. Tapi ingat, doa kami sebagai orang tua, selalu ingin kau bahagia." Ayahnya menyeka airmatanya. Naina menatap ayahnya dan ikut menghapus butiran bening di pipi ayahnya.

"Sudah waktunya pergi nak.." Suman segera menggandeng Naina dan menuntunnya masuk ke mobil Veer. Semua haru dan sedih di rumah Naina. Dan kegembiraan pindah ke rumah Veer.

Malamnya mereka menggelar pesta untuk teman-teman Veer dan Naina. Karena siangnya acara resmi para orang tua.

"Akhirnya Veer..." Vikash memeluk Veer sambil tertawa lebar.

"Istrimu cantik sekali. Aku jadi penasaran aksi kalian nanti."

Veer langsung meninju perut Vikash dan langsung diiringi gelak tawa teman-temannya. Naina tampak cantik dengan gaun dan lehenga warna biru muda. Dia menerima tamu teman-teman Veer dan juga teman-temannya.

"Veer gagah sekali dengan sherwani itu. Dan cambang tipisnya..uhhh.. menandakan dia powerfull." Celoteh Mela.

"Maksudnya?" Naina menoleh sambil meneguk minumannya.

"Jangan so suci Naina. Sebentar lagi kau tak suci." Ledek Mohini, membuat Naina menyemburkan minumannya dan tersedak hingga batuk.

"Kau baik-baik saja?" orang-orang menghampiri.

"Ya, hanya tersedak." Jawab Naina sambil melirik ke arah Veer dan teman-temannya yang memandangnya. Mela dan gadis lainnya tertawa geli, dan merasa puas mengerjai temannya yang baru saja menikah itu.

"Sudah jam satu malam. Mari kita antarkan pengantin baru, alias teman kita ini ke tempat seharusnya." Ujar Vikash mengumumkan. Veer mendorong pundak Vikash dan tertawa. Para gadis langsung menarik Naina ke ruangan lain dan para pria mengantar Veer ke kamarnya.

"Selamat bertugas tuan!" teriak Vikash sambil terbahak-bahak dan menutup pintu kamar Veer.

Sedang Naina terus digoda teman-temannya dan diantarkan ke kamar Veer.

Di depan pintu kamar Naina menarik nafas dan melirik teman-temannya yang tertawa pelan.

"Masuklah." Ledek Mela. Yang lainnya memakaikan selendang panjang ke kepala Naina dan menutupnya hingga ke wajahnya.

"Jangan lupa ini." Yang lain menaruh segelas susu di tangan Naina.

"Selamat berjuaaaang..!" teriak mereka dan mendorong Naina ke dalam kamar. Lalu menguping sebentar, namun dihalau oleh para pria akhirnya pergi kembali berpesta di lantai bawah.

**

Naina berjalan pelan masuk ke dalam kamar. Veer sedang memandang keluar jendela. Lalu Naina menaruh susu di meja dan duduk di pinggir tempat tidur. Veer menarik nafas, memandang pengantin wanitanya yang duduk terdiam di kamarnya. Dia tahu, Naina tidak mencintainya, atau belum mencintainya.

Bukan suami IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang