part 8

2.5K 155 9
                                    

Naina yang tadi keluar terburu-buru menemui Sirish menghubungi Sirish dan menolak bertemu di hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naina yang tadi keluar terburu-buru menemui Sirish menghubungi Sirish dan menolak bertemu di hotel. Dia meminta bertemu di tenda tempat dia shooting.

"Suruh manajer sialanmu itu mengusir wartawan dulu." ujar Naina tak biasanya terdengar emosi bahkan menggunakan kata-kata kasar. Sirish setuju dan Naina tiba di lokasi Shooting.

"Ingat. Jangan lama-lama." Ujar manajer Sirish dengan wajah menyebalkannya. Naina langsung masuk tenda Sirish dan langsung melemparkan kartu SIM teleponnya.

"Jangan pernah hubungi aku lagi. aku wanita menikah. Aku seorang istri. Ingat itu!" Naina langsung keluar dari tenda.

"Tidak lama kan?" Naina mendorong manajer Sirish dan langsung meninggalkan tempat itu. Sirish panik dan berusa mengejar Naina, tapi manajer dan timnya menghalanginya.

Naina berlari sekuat tenaga dan air matanya tak terasa menetes deras. Dia tidak tahu, dia sedih karena hubungannya berakhir dengan Sirish, atau karena lega akhirnya bisa menentukan pilihan. Dia berjalan gontai pada akhirnya, dia menatap setiap kenangan bersama Veer di pasar malam. Ketika wajah Veer berubah drastis setelah Sirish mengatakan bahwa dia ada di hati Naina, lalu ketika di kincir dia tak mau memeluknya, juga ketika memarahinya di kaffe tenda.

"Kau mencintaiku kan Veer? Dia mencintaiku. Tapi tak mau mengatakannya. Jahat sekali kau Veer." Isak Naina sambil berjalan kaki menuju rumahnya.

Di sisi lain, Veer menatap foto pernikahannya dimana senyum palsu mereka pasang demi membahagiakan orang tuanya.

"Apa ini pilihanmu Naina?" Veer menutup matanya dengan rapat. Berharap airmatanya tak keluar. Dia dalah pria, mana boleh menangis. Tapi dia adalah seorang suami, suami dari wanita yang tengah menemui pria yang dicintainya. Wajar kan menangis? Veer tertidur dengan masih memegang foto pernikahannya.

Sedang Naina berlari ke rumahnya. Dia tahu pasti Veer sedang cemburu karena dia menemui Sirish, karena dia baru sadar bahwa Veer benar-benar mencintainya.

"Nak, darimana saja kau? Veer sakit." Ujar Suman menyambutnya di depan pintu. Naina kaget dan langsung masuk menuju kamarnya. Dia melihat Veer tergolek lemah di tempat tidur dengan memeluk foto pernikahan mereka, Naina memeriksa kening Veer yang ternyata panas tinggi sekali. Dia segera menyiapkan handuk kecil dan mengompresnya.

"Melodrama." Senyumnya dalam tangis sambil mengambil foto pernikahan mereka. Suman datang dan membawa makanan untuk Naina. Dia mertua yang sangat menyayangi menantunya.

"Apa sudah ke dokter bu?" tanya .

"Ya, dokter bilang kelelahan dan mungkin masuk angin karena semalam bekerja di pasar malam kan? Sudah gitu tangannya terkena martil, jadi luka parah." Ujar Suman membuat Naina kaget dan segera membuka selimut Veer. Terlihat perban masih merah dan basah dengan darah membungkus tangan Veer.

"Baiklah, ibu pulang dulu. jika ada apa-apa, panggil kami ya." Suman mengelus rambut menantunya dan segera pergi. Naina jadi merasa bersalah karen tidak ada di rumah saat suaminya mengalami musibah.

Bukan suami IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang