#5 Penolakan

43 4 0
                                    

Efra berlari sekuat tenaga, secepat yang ia bisa dengan Arikara lemah tak berdaya terbaring di lengan kekarnya. Bahkan untuk merasa bersalah karena membiarkan Kara mengalami ini padahal Efra sebagai leader band punya kuasa untuk membatalkan perform seperti rencananya tadi pagi, Efra tak sempat. Yang ia pikirkan cuma secepat mungkin sampai ke UKS, dan berharap Miss Flo ada di sana.

Di belakang Efra, Adeeva mengikuti dengan cemas. Apa mungkin Kara shock karena diserang tiba-tiba oleh fansclub Rangga, sampai dia pingsan begini? Argh, cewek-cewek rese itu. Tunggu sampe Eugene tau kejadian ini, nggak bakal ada dari antara kalian yang selamat!

"Kara pingsan," terdengar suara Reynand memberitahu Eugene via telepon dengan balasan panik dari cewek tomboy itu kalau ia akan segera menyusul ke UKS.

Setelah perjalanan singkat yang dirasa Efra panjang sekali, mereka tiba di UKS. Thanks God, Miss Flo ada di sana! Dia langsung menyuruh mereka menunggu di ruang tunggu UKS, agar di ruang periksa tidak pengap karena kebanyakan orang. Semua teman Kara itu patuh walaupun enggan.

"Kara pingsan kenapa?" Eugene menyerbu masuk dengan napas terengah-engah.

"Ssst! Pelanin suara lo!" omel Efra sensitif. Dia takut sekali terjadi sesuatu yang buruk pada Kara.

"Dia dilemparin botol sama cewek-cewek fansclub Rangga itu. Mungkin dia shock, terus pingsan," jawab Adeeva murung.

Eugene mengepalkan tangan emosi. "Awas aja, cewek-cewek itu. Nggak bakalan gue biarin tenang hidupnya. Gue bales nanti!"

Adeeva mengangguk setuju dengan penuh nafsu pembalasan.

Pintu ruang periksa terbuka dan Miss Flo keluar dengan telunjuk menempel di bibirnya. "Udah sadar, tapi biarin dia sendirian dulu. Sepuluh menitan lagi baru kalian masuk ya, berdua-berdua, jangan rame-rame." Miss Flo menjawab tatapan bertanya anak-anak itu. Dia lalu memandangi mereka satu per satu dengan saksama.

"Miss, Kara kenapa? Dia nggak apa-apa? Perlu dibawa ke RS?" tanya Eugene khawatir.

"Nggak, Kara udah nggak apa-apa. Nanti sore juga udah baikan lagi pasti," jawab Miss Flo tanpa mengalihkan pandang dari mereka semua. "Jadi, siapa yang berdarah dari antara kalian?"

Semua berpandangan heran. Darah? Apa hubungannya darah dengan pingsannya Kara?

"Kenapa emangnya, Miss? Kita nggak ada yang berdarah kok." Adeeva menjawab bingung.

"Lho? kalian temen deket Kara kan? Masa kalian nggak tau?" Miss Flo terlihat kaget. "Kara itu mengidap hematophobia. Dia nggak bisa lihat darah. Ini sudah kedua kalinya dia pingsan kayak gini. Waktu itu karena dia mimisan, inget? Nah sekarang, siapa yang berdarah? Gue udah cek Kara nggak ada kegores atau mimisan atau luka-luka."

Semua shock dengan pernyataan Miss Flo. Nggak ada yang tahu kalau selama ini Kara fobia darah.

"Rangga," celetuk Reynand tiba-tiba. "Tadi tangannya ketusuk duri mawar kan. Pasti Kara lihat darah di jari Rangga."

Demi disebutnya hal itu, semua langsung tersadar kalau yang dibilang Reynand memang benar-benar terjadi tadi.

"Nah, karena kalian udah tahu, mulai sekarang tolong bantu awasin Kara ya. Biar meminimalisir hal seperti ini supaya nggak terjadi lagi."

Semua terdiam mencerna kenyataan yang baru mereka tahu soal Kara. Terutama Eugene. Bisa dibilang dialah yang paling dekat dengan Kara selama ini. Tapi ada banyak sekali hal yang dia nggak tahu tentang Kara. Soal kotak P3K Kara, sesak napasnya yang katanya gangguan pernapasan, dan kali ini hematophobia. Sebenarnya, ada apa dengan Kara? Kenapa kelihatannya anak itu begitu mandiri, tapi juga rapuh di saat yang sama?

Arikara's Story : Love Has Its Own TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang