3. Ini Aku

316 80 7
                                    

-Jacob POV-

Hi! Namaku Jacob Einstein.

Ketara dong dari namanya?

Aku adalah cucu dari cucunya Albert Einstein. Ga percaya?

Nih

-Silsilah keluarga ON-

Dulu, neneknya nenek buyut ku nikah sirih dengan Albert Einstein. Makanya ga terkenal.


Hidup mereka sangat keras akibat Albert Einstein yg gila akan ilmu pengetahuan.

Mereka hanya dikaruniai seorang anak perempuan bernama keisya Einstein.

Saat umur 23 tahun, Keisya Einstein dan suaminya Jacob felio lari dari rumahnya karena melihat ibu dan ayah mereka yg terlalu gila dengan IPTEK.

Tak pernah ada yg memperhatikan mereka, merekapun memutuskan untuk pergi dan berimigrasi ke negeri melayu, Indonesia.

Sesampainya disana, mereka hidup bahagia dengan dihadirkannya seorang putra bernama Vio Einstein.

26 tahun kemudian, Vio Einstein menikah dengan gadis bule bernama Alice Lucy. Hadirlah seorang anak laki-laki bernama Dino Einstein.

Nah, Dino Einstein itu ayah kandung ku. Ia menikah dengan seorang hafidzah asal arab bernama Siti Aisyah. Makanya wajah dan logat ku blaster ketimur-timuran 😎

-silsilah keluarga OFF-

Dari semua keturunan Einstein, hanya aku yg tak dikaruniai kecerdasan akademik -_-

Aku hanya bisa menggambar dan melukis serta memasak apapun yg bisa dimasak.

Aku benci sekolah. Saaangat benci.

Kenapa?

Coba bayangin ... ... ...

Bangun tidur>mandi>sarapan>pergi sekolah>duduk>diam>pulang, dan begitu seterusnya.

Membosankan bukan?

"umi, jacob berangkat sekolah dulu~"

Kalau bukan karena orangtuaku, aku tak mau menginjak tempat ini.

Namun, semuanya berubah sejak hari ini. 31 Maret 2016.

"anak², kita kedatangan siswi baru ... bla bla bla~"

Awalnya, saat guru berbicarapun aku masih tak peduli. Aku hanya fokus menyelesaikan lukisanku.

"... ... ... ... ... Jacob" Aku hanya mendongak ketika Pak Erwin menyebut namaku.

Deg!

Detak jantungku terhenti seketika.

Dia? Dia..

"hai jacob! Lama tak melihatmu."

Wajah itu..
Mata itu..
Dia kah itu?

"ah, hai.. Senang bertemu denganmu. Darimana kau tau nama ku? Dan apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"ah, itu.. Mm.. Tadikan bapak sebut nama kamu. Aku Khadijah. Panggil aja Dija. Aku pernah melihatmu sebelumnya. Semoga kita menjadi partner yg baik." ia tersenyum manis tepat di hadapan ku.

"Gitu ya? Mm, maaf ya aku ga denger tadi hehe" aku mulai cengengesan dan menggaruk kepala ku yg sama sekali ga pengen digaruk.

Ya, ga mungkin dia gadis yg menolongku 10 tahun lalu.

Tapi..
Wajahnya yg begitu bersinar..
Matanya yg begitu tajam..

SANGAT MIRIP dengan gadis itu, tapi ga mungkin itu dia.

Kalau benar itu dia, mungkin sekarang umurnya sudah 28 tahun.

"kamu kenapa, jacob?"

"ah bukan apa-apa. Hanya saja kau mirip sekali dengan seseorang yg dulu pernah ku temui."

"apa wajahku begitu pasaran?" dia kelihatan murung dan meraba-raba wajahnya.

"ah bukan begitu. Kalian benar² mirip"

"mungkin ini yg dinamakan kebetulan."

Lagi² dia melemparkan senyuman manis itu padaku.

Ya Tuhan..

Degup jantung ini berdetak begitu kencang. Bibir ini selalu tersenyum, apapun yg ia lakukan.

Andai kau tau Dija..

Aku jatuh cinta padamu untuk kedua kalinya.

-keesokan harinya-

"mi, jacob berangkat dulu ya. Jacob sayang umi"

Setelah pamit dari umi, umi hanya tersenyum padaku. Sepertinya ia tau apa yg terjadi.

Aku berlari keluar rumah dan segera menggoes sepeda kesayanganku bagaikan atlet profesional.

Tak butuh waktu lama. Aku sampai disekolah.

"hari ini libur ya? Kenapa sepi?"

"wah, mimpi apa bapak semalam?ini sebuah keajaiban nak Jacob datang jam segini." kakek tua tukang kebun di sekolah ku kaget saat melihatku.

"lah ini jam berapa?" saat ku lihat jam tanganku "duh, masih jam 7 ya? Aku pikir udah jam 8 pak hehe pantes masi sepi. Duluan ya pak. "

Aku memasuki ruang kelas dan meratapi bangku Dija. Andai aja sekarang dia udah datang.

Kreeek!!

Suara pintu terbuka. Aku harap itu dia.

"hai Jacob. Kau sudah datang ya."
Senyuman itu lagi. Dia meletakkan tasnya diatas meja.

-Author POV-

Satu per satu teman²nya memasuki ruang kelas.

Teng! Teng!

Bel masuk berbunyi. Merekapun belajar sebagaimana mestinya.

Hari demi hari, Jacob dan Dija semakin akrab. Hobi mereka yg sama, mapel favorite yg sama, makes dan mikes yg sama, serta banyak hal yg mereka sukai bersama.

Hingga pada suatu saat mereka dihukum bersama akibat membantah guru atas materi yg diajarkan beliau salah.

"maaf sebelumnya pak, bukankah limit fungsi dari bla bla bla adalah 0?"
Jelas Dija sopan.

"sekarang yg menjadi guru siapa? Saya atau kamu? Saya jauh lebih tau dari kamu ya. Saya ini lulusan S2 dari universitas oxford. Beraninya kamu menyalahkan saya."

"Bapak tidak seharusnya menghukum orang yg tidak bersalah. Diakan hanya meluruskan. Apa salahnya jika Bapak priksa kembali?" Jacob membela Dija yg memang tidak bersalah.

"Kalian berdua keluar dari kelas saya!"

Ya, bagaimanapun seorang guru adalah dewa di kelasnya. Merekapun keluar tanpa kata.

"Ja, kamu gk salah tau. Seharusnya kamu membela diri tadi."

"sudahla Jacob. Aku tak mau cari masalah. Dulu aku juga pernah seperti ini. Jika aku membantah, aku akan dikeluarkan bukan?"

"Ini bukan London Dija. Ini Indonesia"

"apa bedanya? sama-sama bumi kan?"

Kruu~k

Jacob terdiam dan sedikit tertawa.

"Kamu belum sarapan Ja? Hehe aku juga nih, laper. Kantik yuk! Aku yg traktir."

"ah, itu.. Mm kantin ya?" wajah Dija memerah.

Tiba-tiba Jacob menggenggam tangan Dija dan berlari menariknya ke kantin.

To Be Continued~

Semoga terhibur gaes~
Don't forget to vomment ya~
See you~ ^.^

30-03-2016

-Sekar Ayunda-

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang