bagian 1

4.8K 236 8
                                    


Aku mengawali pagi ini dengan sedikit aneh. Tahun ini aku baru masuk SMA dan harus mengikuti MOS. Aku harus menguncir dua rambut panjangku, memakai tas dari kantong plastik yang disambung tali rafia, memakai kaos kaki sebelah kanan putih dan sebelah kiri hitam, rok rumbai, dan gelang dari petai cina yang telah kering. Parahnya, aku harus memakai semua atribut gila ini dari rumah. Benar-benar memalukan. Aku harus berjalan diiringi ejekan orang yang melihat dandanan gilaku.
Sesampainya di sekolah, aku mengelilingi sekolah untuk mencari di kelas mana aku akan belajar. Ada selembar kertas berisi daftar nama di tiap jendela kelas. Daftar nama itu adalah penghuni kelas baru. Sudah tujuh kelas kulihat, namun aku tak melihat namaku dalam daftar penghuni kelas. Dan sekarang aku sudah sampai kelas kedelapan. Aku memandang daftar nama yang terpampang di jendela kelas itu. Aku mencari namaku, Cinta lauren, Citra sintia, Devon Alvaro, Gio abraha, Natasya, steven william, varrel bagaskara..... . .. . .. Aha! Yuki lily kato. Akhirnya aku menemukan kelas baruku.
Dengan langkah penuh semangat, aku memasuki kelas baruku. Mataku jelalatan mencari tempat duduk. Tampaknya aku tersesat terlalu jauh saat mencari kelas, sehingga aku sedikit kesiangan sampai di kelas. Hampir tidak ada bangku kosong untukku.

Kecuali bangku kosong di pojok nomor tiga dari depan. Tidak ada seorangpun yang menempatinya. Syukurlah, aku masih mendapat tempat duduk di kelas ini.

Aku duduk sendirian di bangku itu. Diam seperti orang terkecil di dunia. Aku menunggu siapa orang yang akan duduk di sampingku dan menjadi teman terdekatku.
Namun sampai guru pembimbing dating pun, aku tetap duduk sendirian. Tampaknya aku memang tidak kebagian teman sebangku. Huh! Membosankan. Apa enaknya duduk sendiri?!

***
Seminggu kemudian. . .
Akhirnya MOS selama seminggu berakhir. Lega sekali rasanya. Seluruh ploncoan, malu, dan di kerjain kakak kelas berakhir sudah. Aku juga sudah mengenal sekolah baruku dan beberapa anak di kelas ini. Walau ada sedikit kesan tidak mengenakkan, bagiku MOS ini tetap berkesan dan menyenangkan. Mungkin MOS SMA takkan pernah kulupakan.
Aku mempunyai seorang sahabat dekat, Citra. Dia duduk tak jauh dari tempat dudukku. Meski kami tidak duduk sebangku, kami sangat akur.
Jam istirahat ini Citra mengajakku ke kantin.

"Enaknya makan apa nih?" gumam Citra

"Mm. . . gue sih pengen makan bubur ayam." Usulku. "Waah, boleh tuh."

Setibanya di kantin, aku dan Citra memesan semangkuk bubur ayam dan segelas minuman. Kemudian mencari bangku di kantin. Untung masih ada tempat kosong untuk kami berdua.

Tak lama kemudian, pesanan kami datang. Selama makan, Citra sibuk lirik-lirik tempat meja yang di penuhi segerombol anak cowok. Cowok- cowok itu adalah teman sekelas kami.

"Cieee. . . cuci mata nih yee."Godaku. "Ih, kagak." Bantah Citra.

"Itu, dari tadi ngapain coba dari tadi liatin cowok-cowok disitu mulu?" tanyaku.

"Kayanya salah satu dari mereka ngeliatin kita deh." Kata Citra curiga.

Penasaran, aku ikut-ikutan ngliatin para cowok itu. Tapi tampaknya mereka asik mengobrol dan ngebanyol. Tidak ada satu orangpun yang bahkan peduli dengan kehadiranku dan Citra.

"Lo salah liat kali. Tuh mereka lagi pada becanda." Bisikku.

"Nggak mungkin. Gue yakin gue nggak salah liat. Itu tuh, cowok yang pake jaket biru gelap. Dia ngliatin kita mulu." Citra meyakinkanku.

Aku kembali melirik kearah gerombolan cowok itu. Terutama cowok yang dimaksud Citra. Dia sama sekali tidak melihat kearah kami. Cowok itu sibuk menghabiskan minumannya.

"Nggak ada, Cit. Perasaan lo aja kali. Udah ayo cepet makan! Ntar keburu masuk."
Akhirnya Citra menyerah juga. Dia tidak berusaha meyakinkanku
lagi.

Cintaku KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang