BAGIAN XI

2.7K 218 14
                                    

Pagi ini, aku menjalankan niatku. Aku benar-benar ingin tau apakah benar Al adalah pemuja rahasia yang selama ini mengirimkan surat kaleng padaku. Semalam pikiranku benar-benar tak bisa lepas dari cowok itu. Selain itu, perasaan yang kurasakan pada Al semakin hari semakin aneh. Dulu aku sangat membencinya. Saat dia sakit, aku khawatir dan meRindukannya. Dan akhir-akhir ini, kenapa ya setiap kali berdekatan dengan Al aku selalu merasakan desiran aneh di hatiku? Trus waktu drama, kenapa ya aku yakin sekali kalau waktu itu Al menyatakan cintanya padaku, bukan pada Rapunzel? Apakah itu berarti aku mulai jatuh cinta padanya?
Lucu sekali. Bahkan hampir bisa dikatakan tidak waras. Bagaimana mungkin tiba-tiba aku jatuh cinta pada orang yang kubenci?

Aku sampai di sekolah pukul 05.45 . Sekolah masih sangat sepi. Belum ada seorang muridpun yang datang. Bagus, tepat seperti yang kuinginkan sehingga aku bisa memergoki siapa yang datang ke kelas pertama kali dan memasukkan surat kaleng berisi lirik lagu itu ke laci mejaku. Aku mengintai dari belakang kelasku. Mataku terus mengawasi seluruh kelas, menunggu seseorang datang dan memasukkan sesuatu ke laci mejaku.

Tak lama kemudian, seseorang datang. Cowok! Al! Dia masuk kelas dan berjalan mendekati mejaku. Sesampainya di mejaku, dia melihat sekeliling. Aku menunduk sejenak, supaya Al tidak melihatku. Kemudian, dengan santainya dia memasukkan sebuah amplop putih di laci mejaku dan memandangi meja serta tempat dudukku. Aku terkejut. Dengan segera, ku tutup mulutku supaya aku tidak memekik. Jadi. . . ini semua benar?! Al adalah pemuja rahasia! Akhirnya aku berhasil memergokinya. Got you!!

' Setengah berlari, aku menuju kelas. Sesampainya di pintu kelas, ku hentikan langkahku. Al masih berdiri di dekat mejaku sambil memandanginya. Aku berdehem.

Al terkejut. Dia menoleh kearahku. Cowok itu salah tingkah melihat kedatanganku.

"Yuki? Ngapain lo disini? Ini kan masih pagi?" tegur Al dengan suara sesantai mungkin. Walaupun begitu, aku masih melihat kekagetan dalam nada bicaranya.

"Suka-suka gue dong. Ini kan kelas gue juga. Harusnya gue yang nanya, ngapain lo di deket meja gue? Kok nggak naro tas dulu?" tanyaku sambil menatap Al penuh selidik.

Al tambah salah tingkah.
"Gue. . . gue cumaa. . ." Al mendadak speechless.

Aku melangkah mendekatinya. Al tidak bergerak sedikitpun. Sepertinya dia masih berusaha cari-cari alasan. Aku berjalan melewatinya dan meletakkan tasku di mejaku. Hatiku bedebar nggak karuan, tapi aku tetap berusaha terlihat tenang. Kemudian aku merogoh laci mejaku. Ada sebuah amplop. Ku ambil amplop itu dan melihat amplop itu.

"Ini kerjaan elo kan?" tanyaku sambil memicingkan mata menatapnya.

"Itu. . . em. . ." Al tidak bisa menjawab pertanyaanku. Dia kebingungan.

"Al, jujur aja deh. Tell me the truth." Pintaku.

"Oke, gue bisa jelasin." Kata Al akhirnya. Dia melirik pintu sejenak. Ada seseorang datang.

"Tapi nggak sekarang ya, temui gue di gedung belakang sekolah saat istirahat."

Aku mengangguk setuju. "Oke."

Al kembali ke tempat duduknya. Sementara aku duduk di tempat dudukku. Lagu kemenangan berkumandang di kepalaku. Jadi ternyata Si Pemuja Rahasia itu Al. Aku tak menyangka dia begitu peduli padaku. Padahal kelihatannya cowok itu resek. Kalau setiap hari Al mengirimiku surat kaleng berisi lirik lagu romantis, mungkinkah Al suka padaku? Semoga saja..

Penasaran, ku buka surat rahasia itu dan membacanya. Seperti biasanya, isinya lirik lagu.

Dear, Yuki

DISINI UNTUKMU

Seandainya kau tau betapa ku sangat inginkan dirimu

Seandainya kau tau apa yang ada di dalam isi hatiku

Cintaku KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang