Lucia's POV
15.00
Saat ini kami sudah kembali di aula sekolah.
Gue menarik nafas panjang.
Pawai yang sangat melelahkan."Nih minum, pasti lo capek" Kevin menyodorkan sekaleng minuman dingin.
Gue hendak meraihnya.
"Eitss tunggu, gue bukain dulu." Kata Kevin sambil menarik kembali kaleng, dan membukanya.
"Lebay lo, gue bisa sendiri kali." Kata gue sambil tersenyum.
Iya. Kita sudah mulai dekat, mungkin karna berjam-jam gue berdiri di samping cowo ini.
Kitapun membicarakan banyak hal. Dari mulai hal gak penting sampai hal pribadi.
Gue mengorek sedikit tentang dia.
Kevin Ardha Kusuma.
Dia adalah anak tunggal.
Lahir di Amerika, dan tinggal bersama Nenek dan Kakeknya.Orang tuanya tinggal di Jakarta karna ada urusan bisnis.
Dia adalah blasteran Amrik-Indo. Karna Ayahnya adalah orang Amerika, dan Bundanya adalah orang Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu urusan bisnis orang tuanya sudah selesai. Dan kembali ke Amerika menemui Kevin, dan tinggal disana.
Setelah Bunda Kevin meninggal, bertaun-taun Ayah Kevin menjadi single parent. Dan akhirnya beberapa bulan yang lalu Ayah Kevin memutuskan untuk kembali berbisnis ke tanah air, sambil mengenang kembali Almarhumah istrinya.
Tidak salah jika pria ini lahir begitu tampan, dia adalah keturunan luar.
Tetapi dia sangat lancar berbicara Bahasa Indonesia. Karna saat di Amerika neneknya dan dia sering berbicara dengannya bahasa Indonesia.
Kata neneknya supaya orang-orang gak menguping apa yang mereka bicarakan.
Seperti Ayah dan Bundanya, saat muda Nenek dan Kakeknya sering bolak-balik Indonesia Amerika. Untuk mengurusi bisnis turun menurun keluarga.
Dia menceritakan semuanya dengan jelas, tanpa ada tanda-tanda kebohongan diwajahnya.
Gue menarik nafas lega, ternyata dia bukan Kelvin.
Paling enggak gue gak merasa terbohongi. Dan mungkinn hmm.. Gue bisa ngebuka perasaan gue untuk dia.
"Hey bengong aja." Kevin membuyarkan lamunan gue.
"Lo gak ganti?" Tambahnya.
Saat ini memang kita masih memakai baju pawai.
"Yauda gue ganti dulu deh." Kata gue salah tingkah.
. . .
Author's POV
Kevin menatap punggung Lucia dengan bingung.
Mungkin dia berfikir. Lucia aneh banget. Tadi ngelamun, terus sekarang tau-tau pergi gitu aja.
Kevin menggaruk-garuk kepala sambil menuju ruang ganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Boyfriend
RomanceMencintaimu adalah sebuah kebodohan yang selalu aku lakukan. Mencintaimu sama saja membunuh diriku secara perlahan. Akankah cinta ini berujung kepada kebahagian ? Ataukah malah berujung kepada tangis penyesalan ? -Dhila