25 - Yes Or No?

449 19 5
                                    

Author's POV

Cahaya pagi yang cerah menembus tirai-tirai kamar yang ditiduri Lucia, Lucia mengucek matanya sambil duduk terbangun.

Lucia melihat sekitar dan berfikir "dimanakah aku?". Setelah sedikit mengingat-ingat, dia pun tersenyum setelah mengetahui itu adalah apartement Kevin. Lelaki yang dicintainya.

Dia segera beranjak dari kasur, setelah membereskan kasur dia keluar kamar. Bau makanan yang lezat menusuk hidungnya. Dengan perasaan bahagia dan senyuman dia menuju dapur. Tetapi senyumnya menghilang ketika dia tidak melihat Kevin, dan hanya menemukan banyak makanan dengan secarik kertas.

"Aku hari ini ada meeting pagi sekali Lucia, tadi aku tidak tega membangunkanmu. Pasti kamu lelah sekali. Makan yang banyak ya. -Kevin"

Meskipun sedikit kecewa karna orang yang ingin ditemuinya saat pertama kali terbangun dari tidur tidak ada, Lucia tetap bahagia dengan perlakuan manis Kevin.

Lucia segera menghabiskan makanannya dan bersiap untuk mandi. Hari itu Lucia bingung melakukan hal apa lagi? Dia sudah puas berkeliling apartement Kevin yang sangat rapih. "Ternyata cowok juga bisa rapi yah, kalau dituntut untuk hidup sendiri" batin Lucia.

Lucia pun hanya menghabiskan hari-hari dengan menonton televisi, dan mengharapkan lelaki yang dicintainya segera pulang.

Jam menunjukan pukul 04.00 sore. Ketika Lucia selesai mandi, handphonenya berbunyi. Kevin.

"Haloo..." sapa Lucia.
"Haloo, kamu bosen ya dirumah?" Tanya Kevin sambil tersenyum jahil di sebrang sana.
"Sedikit. Kamu masih sibuk? Kapan pulang?" Tanya Lucia, terdengar sangat bosan.
"Kamu merindukanku?"
"Ihh apasih. Aku tidak merindukanmu Kevin." Ucap Lucia. Pipinya memerah.
"Kalau kayak gitu, aku gak jadi pulang deh." Kevin menjahili Lucia.
"Iya iyaa Kevin aku merindukanmu. Cepat pulang." Lucia menggerutu kesal, sedangkan Kevin tertawa puas telah berhasil menyerjainya.

"Hmm, bukalah lemari." Ucap Kevin tiba-tiba.
"Buka lemari?" Tanya Lucia bingung.
"Iya Lucia, buka lemari putih yang ada di kamarmu."
"Ada apa?"
"Bawel banget ya kamu, lakuin aja." Kata Kevin sambil tertawa kecil.
"Okay Kevin."

Setelah memutuskan sambungan telefon, Lucia membuka lemari, di bawah lemari terdapat kotak berwarna putih dengan pita besar diatasnya yang menarik perhatian Lucia. Dengan bingung Lucia membuka kotak itu, dan mengambil isinya. Dia sangat kaget, setelah melihat ternyata terdapat gaun putih yang sangat indah di dalam kotak tersebut. Dan lagi-lagi terdapat secarik kertas.

"Gaun yang cantik, untuk wanita yang cantik. Dandanlah yang cantik bidadariku"

Meskipun bingung, Lucia langsung memakainya dengan antusias. Gaun cantik ini sangat pas dengan ukuran tubuhnya. Dia tersenyum sambil melihat pantulan dirinya di cermin. Lalu dia merias wajahnya, kuas-kuas make up menari-nari di atas wajah cantiknya. Kini wajahnya sangat terlihat sempurna.

Ketika dia baru selesai bermake-up ria, bel tiba-tiba berbunyi. Pertanda seseorang memencetnya dari luar, dan menunggu Lucia membukakan pintu.

Dengan semangat Lucia berlari ke arah pintu, dan membukanya. Dia mengharapkan kehadiran Kevin.

Tetapi harapannya pupus, setelah melihat ternyata yang menekan tombol bel bukan Kevin melainkan seseorang yang agak tua dengan pakaian rapi.

"Nona Lucia?" Sapa Bapak tersebut.
"Saya sendiri, ada apa ya Pak?" Tanya Lucia bingung.
"Apakah nona sudah siap? Tuan Kevin menyuruh saya menjemput nona." Kata Bapak itu dengan sopan.
"Hmm?" Lucia berdeham, dia menggaruk-garuk kepalanya karena bingung. Tetapi tanpa pikir panjang dia memakai sepatu berwarna senada dengan warna gaun, mengambil tas, dan keluar mengikuti orang suruhan Kevin yang telah menjemputnya. Mereka pun menaiki mobil mewah hitam yang terparkir di depan apartement.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang