Chapter 12

1K 51 12
                                    

" Prill !! Temenin gue tanding basket besok yah!!"

"gue cek jadwal dulu!! Gue kan sibuk :P "

" gaya lo! Berasa jadi artis terkenal aja!"

" gue kan emang terkenal :P"

" iya deh terserah lo!! Tapi gue enggak mau tau!! Lo harus nemenin gue tanding basket besok.. itu pertandingan terakhir gue"

" pertandingan terakhir?? Emang lo mau kemana? Mau pindah sekolah?"

" ah elah pikiran lo! Emang lo mau gue pindah sekolah?"

" enggak lah! Kan gue bingung aja, kok besok jadi pertandingan terakhir lo?"

" 2 bulan lagi kan kita bakal ujian, jadi gue out dari club basket sekolah. Bentar lagi kan mau jadi mahasiswa. yah walaupun rasanya berat banget sih buat ngelepasin club basket itu"

" oh gitu. Yah jadi gue enggak bisa diam-diam merhatiin lo yang lagi main basket dari lantai dua dong. Enggak bisa senyum-senyum sendiri lagi pas ngeliat lo benerin rambut dan ngelap keringet lo. Sexy"

" lo enggak perlu merhatiin gue diam-diam lagi. Lo kan calon PACAR gue"

" eh? em. anu.. eee.. iya "

" kok gugup gitu?. Santai aja. Gue bakal tetep nunggu lo kok, sampe lo udah bisa berdiskusi dengan hati dan perasaan lo"

" iya, sorry buat lo nunggu"

" enggak papa. Apasih yang enggak buat lo. Eh jadi gimana ? lo bisa nemenin gue besok ?"

" bisa "

" oke, gue tunggu dilapangan besok, jangan ngaret"

" gue usahain"

" oke, udah larut malam. Good night dear"

" good night too" – senyum terukir dilekukan bibirku setelah mengakhiri telfonan dengan Ali. Aku masih bingung dengan perasaanku. Aku menyayanginya, bahkan mencintainya. Namun untuk menjadi kekasihnya, aku belum tahu.

" huh! Masalah hati. Semoga setelah bangun tidur besok, gue bisa dapetin jawabannya"- aku menghela nafas panjang dan membaringkan tubuh lelahku ke kasur. Hati dan pikiranku butuh istirahat.

***

" eh Prill! Mau kemana ? "- tegur Serliya saatku tengah berjalan keluar kelas.

" gue mau nemenin Ali tanding basket, dia bilang ini pertandingannya yang terakhir"- seperti permintaan Ali semalam, aku akan menemaninya bertanding basket.

" wah kita ikut deh"- sela Anis

" ayukkk"- kami bertiga melangkah bersama menuju lapangan basket.

Seperti biasa, setiap ada pertandingan basket selalu ramai. Aku berjalan mencari cela-cela diantara kerumunan siswa-siswi yang berteriak menyemangati Ali dan teman-temannya. Aku tersenyum ketika berhasil mendapat barisan terdepan dan leluasa melihat Ali bertanding. Ali tersenyum saat mendapati aku tengah berdiri dipinggir lapangan.

" SEMANGAT ALI!!"- teriakku. Spontan seluruh mata tertuju padaku, termasuk Ali. Aku tergagap menundukkan kepalaku sembari mengais-ngais lantai dengan ujung sepatuku. Sebegitu nyaringnya suaraku hingga seluruh siswa mendengar teriakkanku. Ali tersenyum dan mengedipkan matanya kearahku.

Saat pertandingan berlangsung, mataku tak lepas dari gerakkan Ali. Dia begitu sexy saat mendrible dan men-shoot bola kearah ring. Oh Tuhan!

Terlalu lama berdiri dan berteriak, rasanya kepalaku begitu sakit. Aku menundukkan kepalaku dan kulihat setetes darah tumpah disepatuku. Cepat-cepat aku menutup hidungku dan berlari kearah toilet. Serliya dan Anis terlihat seperti ingin mengejarku. Namun aku memberikan kode agar mereka tetap disana.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang