Chapter 9

924 64 8
                                    


Ali POV

Aku sudah rapi dengan seragam sekolahku. Aku menyambar ponsel yang ada di nakas dan mencari kontak seseorang lalu menekan icon bergambarkan telpon berwarna hijau. Aku mengarahkan ponselku ke telinga sembari menunggu jawaban dari sana.

" hm, kenapa li ? "- sahut seseorang diseberang sana.

" lo udah siap-siap belum ? " – tanyaku padanya.

" udah, ini tinggal make sepatu"- balas cewek itu.

" oke, 10 menit lagi gue udah nyampe di rumah lo. Bye! "

" iya, jangan sampe lo telat. Kalau lo telat gue sumpahin lo enggak bakal punya pacar "

" iya iya Illy bawel. Sadis amat lo. Yakin lo enggak mau jadi pacar gue?"- godaku.

" lah kenapa jadi gue ?"

" yah karena gue maunya yang jadi pacar gue itu elo. Masa iya karena kutukan lo tadi gue enggak bisa jadi pacar lo"

" au ah enggak jelas lo! Gue tutup nih "- selepas suara itu menghilang, panggilanpun terputus. Aku terkekeh geli membayangkan wajah Prilly yang sedang kesal saat ini. Takut kutukan Prilly menjadi kenyataan, cepat-cepat aku mengambil kunci motorku. Aku melangkah menuju ruang makan sembari menyisir pelan poniku yang mulai memanjang dengan jari tanganku. Aku mendapati mama papa serta Salma sedang sarapan. Aku tersenyum kearah mereka. Aku berjalan mendekati meja makan dan menyambar selembar roti tawar yang telah diolesi selai strawberry. aku memasukkannya kedalam mulut lalu pamit kepada orang tuaku dan adik kecilku.

"Ali berangkat yah ma pa"- aku meraih tangan orang tua ku satu persatu lalu mencium punggung tangannya.

" enggak sarapan dulu li ? "- mama melirik diriku sembari menuangkan susu ke gelasnya Salma.

" ini juga udah cukup ma "- aku mengangkat pelan roti yang belum ku habiskan.

" lagi buru-buru mau jemput Prilly soalnya"- lanjutku.

" pantes buru-buru sampe enggak mau sarapan dulu. Karena kak Prilly toh "- sela Salma sambil melirik nakal kearahku. Mama dan papa tersenyum mendengar ucapan Salma barusan.

" ya iyalah. Ntar kakak ipar kamu ngambek berabe lagi"- ucapanku barusan membuat mama dan papa tersenyum sambil menggeleng.

" udah ngomong ipar-iparan aja! Sekolah dulu yang benar. Belajar yang rajin biar nanti ujiannya lulus dan bisa masuk fakultas yang bagus. Mau kamu kasih makan apa Prilly nanti?"- sahut papa. Aku tersenyum.

" siap komandan!"- aku mengarahkan tanganku untuk memberikan hormat layaknya paskibra.

" ya udah Ali pergi yah. kasian Prilly nunggu lama. Assalamu'alaikum"- pamitku sembari mengacak pelan rambut Salma. Dia terlihat menyibikkan bibirnya manyun. Aku melangkah kearah bagasi dan melajukan motorku.

*******

Prilly POV

Tok tok tok tok tok...

Aku mendengar suara pintu yang diketuk. Itu pasti Ali! Tebakku.

" biar ii aja yang bukain pintunya bun! Palingan itu si Ali yang datang"-larangku saat melihat bunda bersiap bangun dari kursinya.

" sekalian ii pamit ya. Ii berangkat sekolah dulu"- aku mencium telapak tangan ayah dan bunda dan mengabaikan Okta. Wajah Okta terlihat kesal karena sedari dia bangun tidur tidak ada yang menegurnya baik ayah bunda ataupun aku. Bahkan hari ini dia harus berangkat sekolah dengan angkot karena ayah dan bunda tidak bisa mengantarnya sedangkan aku berangkat dengan Ali. Okta tidak bisa mengendrai mobil karena belum cukup umur dan di rumahku tidak ada supir. Aku terkekeh melihat wajahnya. Aku melangkah kearah pintu.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang