v. Berbeda

16.2K 1.7K 15
                                    

▽▲▽▲

"Stt.. Stt! Prill! Prilly!"

Prilly menengok segan ke arah Audi, sahabatnya yang tampaknya sedang mencari masalah sekarang. Bagaimana tidak? Di depan sedang ada manusia berbadan besar yang tampak mengajar dengan tenang. Pak Samosir. Iya kalau dia ngajar tenang, kalau marah dunia rasanya runtuh seketika. Ditambah lagi dengan rumus - rumus matematika yang sumpee duper ngebuat otak mampet.

Right? Why di dunia ini harus ada matematika? Rasanya.....ugh. Mungkin matematika akan terasa lebih menyenangkan kalau guru yang ngajar itu enak dilihat. It's okay bapak - bapak. Tapi misalnya contohnya seperti Jamie Dornan yang main Fifty Shades Of Grey. Kan ganteng, walau rumusnya sulit melibit bikit cepirit tapi setidaknya mata kita adem, gitu, Pikir Prilly.

Lah ini, udah pelajaranya susah banget, rumus berkeliaran dimana - mana, di sudut papan tulis ada, tengah ada, bahkan dimana - mana. Udah gitu yang ngajar badannya besar banget, lagi. Bukannya menghina tapi kadang suka bosen kan liat pemandangan kayak gitu?

Matematika + guru yang tidak asik dipandang.

Real Life School. Mana ada cogan daftar jadi guru. No way, itu nehi nehi terjadi di dunia ini. Peluangnya paling 3,2% saja.

"Apa, sih?" Tanya Prilly kesal sambil berbisik super duper kecil. Audi memutar bola matanya jengah. Gadis itu memutar bola matanya ke arah samping, melirik siapa yang belum Prilly sadari dari tadi.

Prillu melirik siapa yang dilirik oleh sahabatnya. Dia melihat Gia ( baca : cabe nyelip ) yang tampak senyam - senyum sambil menunduk memperhatikan telepone genggamnya. Prilly mengenyeritkan dahi nya bingung melihat cewek itu senyum - senyum sendiri.

Prilly memilih memincingkan mata curiga. Nonton apaan, sih? Jangan - jangan fotonya pak Samosir lagi?
Waduh, gila ya si Gia demen sama yang modelnya kayak Pak Samosir? Pikir Prilly. Hush, yakali ya? Pikirnya lagi.

"Gila, ya, dia?" Tanya Audi kembali berbisik. Aku tertawa renyah. Lalu mengangkat bahu acuh. Tapi kalau dia ngeliatin fotonya Pak Samosir dan dia terpesona, ngapain liatin foto, kan udah ada makluk aslinya didepan. "Dia demen Pak Samosir, keknya." Ujarku asal ke Audi. Audi membelak lalu Tertawa kencang.

BEGO!

Sumpah Gusti, kenapa si Audi pake ketawa membahana begitu lagi? Langsung deh semua orang memandang kami horror. Termaksut makluk ciptaan Allah yang paling subur didepan. Ya Allah beri aku kesempatan untuk lolos kedua kalinya, please. Duh Gusti takut aku. Batin Prilly.

Audi menghampus air matanya karena tawanya cukup reda. Dan cewek bodoh itu baru menyadari bahwa sekelas menatapnya horror. Termaksut Pak Samosir yang memandang Prilly dan Audi bergantian dengan mata melotot.

"Apa kau? Kenapa kau tertawa seperti itu? Mau ku skors dari kelas ku kau?" Ujar Pak Samosir galak dengan logat bataknya. Audi menciut, menunduk bersamaan dengan Prilly. Pak Samosir mendekat ke arah kedua gadis primadona sekolah itu, yayaya, Prilly sama Audi terkenal cantik tapi berisik.

"Keluar kau berdua, jangan masuk ke kelas ku sebelum aku yang minta kau berdua masuk. Cepat pergi kau berdua!" Ujarnya dengan tegas. Prilly mengumpat setengah menerutuki nasib nya yang begitu apes hari ini. Dasar, ini gara - gara si Audi!

Audi sendiri malah mencibir ke arah Pak Samosir sambil membuat muka konyol ketika gurunya itu tidak memandang ke arahnya.

My(ex)BoyfriendTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon