ii. Bola Basket

18.6K 1.9K 46
                                    

▽▲▽▲

"Prill, pala lo biru tuh."

"Prill, lo sakit ya?"

"Oh itu Prilly? Yang kemaren kejedot sama bola nya kak Ali?"

"Iya, kasian ya bola nya kak Ali."

WHAT THE?

Sumpah serapah, dasar bola basket ngga berperasaan, yang main juga sama aja! Prilly menunduk memonyongkan bibir mungilnya karena merasa jengkel sepanjang perjalanan dari gerbang sekolah sampe ke kelas semua orang bisik-bisik kasian, bukan kasian sama jidatnya yang biru ini akibat ulah primadona mereka, Ali, a.k.a Mantan nya itu baca: ( manusia setan)
Tapi malah kasian sama bola basket yang dilempar sama Ali daripada sama jidatnya yang biru ini.

Bukk

"Duh monyet, kambing, rusa, onta jalan liat-liat kenapa sih lo? Gak liat apa jid—" Belum melanjutkan kalimat kebun binatang yang berfariasi versi Prilly, matanya menangkap siapa yang menabraknya sepagi ini.

"Kenapa berhenti ngocehnya? Terpesona sama gue?" Ujar Ali sambil tersenyum miring. Prilly mengeretakan giginya kesal. Menatap penuh dendam ke arah lelaki dihadapannya. "Hah? Apa? Terpesona sama lo?" Lirih nya singit. Ali masih diam memandang gadis mungil dihadapannya.

"Najis! Amit - amit gue terpesona sama lo! Mending gue terpesona sama Jujun si tongos daripada sama lo! Minggir gue mau lewat!" Ujar Prilly galak. Ali tersenyum miring lagi, kesekian kalinya. Membiarkan gadis berisik itu berlari dengan kesal menjauh tempat dimana ia berdiri.

Jujun? Gantengan gue, kali Prill. Batin Ali tersenyum gemas melihat tubuh mungil Prilly yang sudah hilang dari padangannya.

▽▲▽▲

Brak

"Woles bray, ada ape ini pagi - pagi muka ente di tekuk begitu?" Prilly menengok dengan pandangan—sangar ke arah Ketua kelas yang super duper banyak bachot!

"Diem, lo!" Semprot Prilly galak. Bisa bayangin kan wajah galaknya gimana? Ih, serem. Sedangkan Jeva sang ketua kelas langsung nyengir meminta maaf.

"Nape sih, Nyong? Biar A'a Jepa tebak, Pasti mantan lo itu lagi ya?" Ujar Jeva dengan gaya—sok Coolnya. Prilly mengendus. Yaiyalah, rasanya kalau bukan karena udah mau lulus, Prilly pengen banget cepet - cepet pindah dari sekolah ini! Hell, ya!

"HUAAAAAAA! Jep, gue tersiksa jep! please bisa nggak sih gue tuh ada yang jagain gitu biar gue nggak di gangguin sama manusia setan kayak si Ali nyong nyong itu!" Pekik Prilly dramatis. Jeva, sang ketua kelas yang katanya berkharisma read: ( dia yang merasa sendiri ) sudah biasa sama sikap manja Prilly, ya karena Jeva dan Prilly sepupu, walau jauh, sih.

"Lo itu aneh ya Prill? Kan udah gue bilang, nih. Ngapain peduliin dia lagi? Cuekin aja, keleus." Ujar Jeva dengan santai. Prilly terdiam.

Iya juga ya? Kenapa ngga dicuekin aja, sih? Tapi tetep aja! Dia itu bisa buat gue naik pitam, darah gue seketika naik, lama - lama rambut gue botak kalau deket - deket sama dia! Batin Prilly.

"Gabisa, Jep! Dia itu ya.. Ngeselin nya tingkat dewa! Urghhhhhhhhhhhh!" Pekik Prilly sambil melempar pensil dimejanya ke arah papan tulis dihadapannya.

My(ex)BoyfriendTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon