xx. Degup Jantung #1 Flashback

15.1K 1.4K 49
                                    


"Kita tidak meminta, tapi kita diberi oleh Tuhan. Jangan disesali, syukuri karena Tuhan punya cara untuk membuat kita meminta padaNya."

▽▲▽▲

Sudah hampir 1 semester menginjakan kaki disekolah ini, menjadi murid kelas sepuluh dan junior disekolah itu. Tapi Prilly masih merasa dirinya canggung. Tidak banyak yang mengenal dirinya, hanya beberapa orang tahu bahwa gadis itu adalah perempuan yang pendiam dan ramah walau terkadang berisik bersama dengan sahabat satu - satunya, Audi Amarissa.

Ya, Prilly mengenal Audi sejak kelas sembilan SMP, karena kebetulan mereka satu tempat bimble, dan mereka mulai bersahabat sejak saat itu. Ada ketika Audi membutuhkannya, dan selalu ada ketika Audi rapuh.

"Prill, kantin, yuk." Ajak Audi. Prilly mengangguk pada sahabatnya. Gadis itu cenderung pendiam dan pemalu untuk ukuran seorang gadis. Lebih banyak tersenyum dan terlihat ceria dengan orang - orang tertentu saja.

Sesampai nya kedua gadis itu di kantin, mereka hanya mengendus geli ketika melihat kelakuan Candra, yang dengas dengus menjadi junior Playboy yang banyak disukai kakak kelas. Oh Prilly hanya bisa tersenyum geli karena dimatanya Candra tidak lebih dari seorang Cadra yang suka memancing. Alias Cacing.

"Heh cacing, lo genit bener, sih?" Sembur Audi jijik. Prilly terkekeh. Candra melotot ke arah Audi, gadis berisik yang sangat amat menganggu telinganya.

"Heh lo ratu Toa mesjid, jangan sebut gue Cacing, lo pikir gue hewan?" Balasnya galak. Audi meringis. Dasar cowok galak. Sedangkan Prilly hanya terkekeh geli melihat sahabatnya bertengkar dengan Cacing, alias Candra teman sekelas mereka.

Tiba - tiba suasana kantin menjadi riuh ketika seseorang menampakan diri dan duduk di salah satu meja kantin, bersama dua lelaki tampan lainnya yang mengekori lelaki itu.

Aligafa, itu yang Prilly tahu.

Lelaki pujaan hati wanita. Junior tampan yang membuat sekolah gempar karena lelaki itu dingin dan misterius plus, pintar dalam segi manapun.

Basket? Oke. Futsal? Oke. Musik? Menyanyi? Bermain gitar? Jangan ditanya, dia adalah pangeran dari segalanya. Walaupun tahta Raja lebih tinggi, setidaknya pangeran lebih terdengar tampan.

"Gila ya, Si Ali manusia apa bukan ya? Ganteng bener..." Lirih Audi sambil menatap Ali kagum. Prilly melirik Audi geli. "Apaan sih, Di. Lebay deh lo." Lirih Prilly lalu mengalihkan pandangannya dari lelaki itu, Aligafa.

"Lo kebanyakan baca novel cinta - cintaan, Prill! Tapi lo gapernah ngerasain jatuh cinta. Kali - kali gitu lirik cowok disini, banyak banget yang ganteng, sayang di anggurin." Ujar Audi lebay. Prilly menoleh pelan jidat sahabatnya.

"Belajar lo, cinta mulu. Ntar sakit hati ribet, lho."

"Eh, eh, lo tau kak Adrian kelas 12 itu, ngga?" Tanya Audi heboh. Prilly melirik malas sahabatnya. Sudah pasti cowok tampan.

"Kalau gue tebak, pasti cowok ganteng incaran semua cewek disekolah ini?" Lirih Prilly malas. Audi melotot lalu menganggukan kepalanya antusias.

"Iya! Dia Adrian, dan lo tau ngga? Dia itu super duper cute, manis dan lucu. Jago banget main drum, lagi!" Puji Audi dengan nada memuja. Prilly memutar bola matanya malas. Dasar Audi.

My(ex)BoyfriendTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon