"Cinta memiliki fakta, bahwa cinta tidak ada bentuknya.
Abstrak.
karena yang berbentuk dan terlihat saja
kadang palsu dan hanya kebohongan semata."▽▲▽▲
"Lo bohong, 'kan?"
Ali melirik Sammy jengah. Tatapan tajamnya yang tak pernah lepas jika sedang dalam mood tidak baik sudah pasti akan membuat semua orang diam dan tidak akan menganggu lelaki itu. Tapi tidak dengan seorang Sammy. Lelaki yang kadar keponya berlebihan. Lelaki itu tidak takut, hanya dia sudah saking penasaran dengan sahabatnya yang sedingin esbatu itu.
"Nehi, nehi, nehi. You tidak bisa bohongi, i, mister Aligafa Noufal!" Ujar Sammy sambil mengoyangkan telunjuknya di depan wajah Ali. Ali menatap datar sahabatnya itu. Kenapa dulu dia bisa menjadikan seorang yang tak waras seperti Sammy menjadi sahabatnya? Ck."Apa?"
"Apanya, yang 'apa'?" Tanya Sammy dengan raut wajah bingung. Ali mendengus kesal.
"Diem lo."
"Heh bisul kerbau, lo bohong 'kan? Gak mungkin lo gasuka sama Prilly! Lo bener - bener ish, gengsian! Bilang aja jatuh cinta! Susah bener! Ribet bener!"
Ali menaikan alisnya. Ditutupnya novel dipangkuannya, lalu menoleh cepat ke arah Sammy. Alisnya masih terangkat. Dengan helaan nafas yang lelah, lelaki itu menjawab sedatar - datarnya,
"Gue gasuka dia. Lo tau hati gue gabakal tersentuh dengan hal cinta yang gak penting seperti itu." Lirih Ali lalu melangkah keluar kelas. Sammy mendengus. Dasar! Kena kualat aja lo! Batin Sammy.
"Ah, masa? Dia cantik, kok. Manis malahan. Kenapa lo nggak mau, coba?" Tanya Sammy bingung. Ali lagi - lagi harus berusaha sahar menahan emosi dan rasa kesalnya pada sahabatnya itu.
"Bukan urusan gue." Ujarnya Dingin. Sammy mendecak. Dasar manusia Es. Lihat saja Ali.. Lelaki itu pasti akan kualat nanti.
"Gue. Sumpahin. Lo. Jatuh. Cinta. Se. Jatuh. Jatuhnya. Sama. PRILLY!" Teriak Sammy kesal sekaligus bersumpah untuk mendoakan Ali akan jatuh cinta dengan perempuan itu, gadis itu, Prilly Rawnie.
Dan mungkin sumpahan receh itu benar - benar terjadi.
▽▲▽▲
Suasana Kantin riuh, seperti biasa. Anak - anak SMA berlalu lalang dengan gaya mereka masing - masing. Ada yang duduk di kantin sambil baca buku, ada yang duduk di meja dan bahkan ada yang lempar - lemparan mie goreng. Prilly menggelengkan kepalanya. Ada - ada saja kakak kelasnya. Baru setengah tahun ia disini, tapi rasanya sudah seperti bertahun - tahun karena suasana sekolah yang selalu ramai dan ribut.
"Eh, kemaren gue ketemu kak Adrian, lho."
Prilly menaikan alisnya. Siapa Adrian?
"Ish! Lo dipelajaran pinter di luar pelajaran malah lemot, ya? Ituloh, yang kemaren gue sebut!"
Prilly mengerutkan dahi sebentar, lalu mengangguk - angguk bertanda bahwa gadis itu mengingat. Walau tak jelas. Karena banyak sekali cowok tampan yang dibicarakan oleh sahabatnya itu.
"Abisnya banyak cogan yang lo sebut, Di." Lirih Prilly. Audi nyengir. Iya juga, ya? Batinnya.
"Tapi yang ini beda, Prill.. Yang ini ganteng maksimal!"
BINABASA MO ANG
My(ex)Boyfriend
Fanfic"Lo maunya apasih? Lo caper ya? Atau lo mau minta balikan sama gue?" "Gue? Caper sama lo? Gasalah? Lo kali yang mau balikan sama gue. Secara waktu kita putus lo nangis kejer banget." "ALI KAMPRETT!!" Klise mantan jadi musuh. Tapi ini beda, udah ma...