Enam: "Hilang"

30 1 0
                                    

Arkaaaaaaa! Nafa mengertuki dalam hati, menggigit bibir bawahnya, mengepal tangannya. Betapa kesalnya Nafa melihat aksi Arka. Bisa kalian bayangkan, betapa naasnya hari-hari Nafa selalu di ikuti oleh setan sekolah itu. Dan sekarang, sebentar lagi Arka akan tau dimana rumahnya

Loh. Ko dia gak ada. Nafa memperhatikan Arka dari spion mobilnya, benar Arka tidak ada di belakang. Terima kasih Tuhaan, aku percaya engkau akan melindungi hambanya yang terdzalimi. Rasa syukur dipanjatkan olehnya seakan dirinya mendapatkan undian mobil, girangnya minta ampun.

One message
From: Arka
"Sorry gue gajadi kerumah lo"

"Ya ampun Arka, gue bersyukur lo ga ngikutin gue lagi. Gue malah berharap ban motor lo bocor hahaha" jahatnya Nafa, beginilah Nafa jika dia tidak menginginkan suatu hal. Tapi tenang, Nafa bukan orang yang ambisius ko sampai nekad melakukan niat jahatnya. Hanya berniat jahat dan tubuhnya menolak melakukan itu. Ya catat! Nafa orang yang tidak tegaan

Sesampainya dirumah dirinya langsung berlari memasuki kamar pribadinya menatap cermin di atas meja riasnya. Nafa bisa bernafas lega karena setidaknya hari ini dirinya tenang tak di ganggu oleh setan itu. Nafa bisa tidur dengan tenang dan nyaman tanpa ada beban pikiran. Walaupun sementara! Ya sementara guys!

❤❤❤
Oke, hari ini hari dimana semua orang say "hate monday".. Termasuk juga Nafa, hari ini dirinya bertugas untuk menjadi pengawas kesehatan di salah satu barisan upacara

"Fa, lu mau kemana?

"Gue ke uks dulu ya ambil syal sama topi. Tapi kayanya gue gak balik ke kelas lagi"

"Oh lu piket ya. Oke deh gue ucapin semangat Fa tugas! Eh iya, hati-hati ketemu ka Arka nanti hahaha" ninda mengacungkan tangannya yang mengepal keatas, menunjukan dia sangat mendukung tugas Nafa ini. Ninda sepertinya sangat senang sahabatnya sengsara

Begitulah Ninda, walaupun Ninda sering membuat Nafa kesal tapi dirinya tetap menyayangi Ninda. Hah, sayang. Enggak enggak, bukan berarti Nafa punya kelainan jiwa ya, bukan sayang arti cinta sejenis loh

Suara toa berkumandang, seperti yang tampak setiap ingin upacara mungkin hampir sama di setiap sekolah. Wakasek (wakil kepala sekolah) Nafa berkoar memanggil murid-muridnya untuk segera berkumpul di lapangan

Suara ricuh anak-anak pun mulai terdengar, ada yang menggerutu kenapa harus upacara setiap senin, ada yang membawa kipas, ada yang tetap bergosip, ada yang malah bernyanyi teriak-teriak. Ada yang diam berjalan sendirian. Terlebih kelas 12, sepertinya kelas 12 ini mengganggap dirinya penguasa kali ya. Seenaknya aja menggoda-goda adik-adiknya yang gemesin itu. Nafa yang sedari tadi telah berdiri di depan ruang uks hanya bisa menahan tawa melihat aksi seisi penghuni sekolah ternyata sekolahnya ini benar-benar unik.

Ah tidak, ekspresi Nafa berubah seketika mengingat kemungkinan yang akan terjadi. Sambil menggigit bibir bawahnya, memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri. Nafa khawatir memikirkan apa yang akan terjadi di upacara ini karena senin inilah upacara perdana setelah dirinya mengenal Arka. Oke, kemungkinan pertama Nafa akan di kerjai oleh Arka, kedua mungkin dirinya akan dibuat malu karena menjadi pusat perhatian, ketiga mungkin setelah itu Nafa dipanggil ke ruang BK gara-gara kericuhan ulah Arka dan di skors.

Siaaaaap geraaaak!
Upacara di mulai, menit pertama semua anak diam, 30 menit kemudian masih tetap diam. Saat amanat dari pembina upacara. Tiba-tiba suara desisan dari arah kelas 12 mulai terdengar
"Ssst, heh lo cewek kunciran sini" cowok berambut botak berbisik sambil melambaikan tangan

Hello, nama gue Nafa bukan cewek kunciran. Seenaknya aja lo manggil gue cewek kunciran! Nafa mendekati cowok yang memanggilnya tadi. Ternyata cowok itu berada di barisan kelas 12
"Ada apa kak?"
"Ini temen gue sakit" menunjuk teman sebelahnya

"Yeee, enggak de bohong. Itu tuh yang sakit jiwa" temannya menyaut sambil tertawa terbahak-bahak

"Jadi siapa yang sakit kak?" Nafa sudah mencoba sabar

"Itu itu de yang sakit" terus seperti itu, saling melempar dari satu teman ke teman yang lain.

"Sssh, dasar kaka kelas tengil. Ga lulus mampus lo" nafa kembali pada posisinya menyuarakan rasa kesalnya melalui sumpah serapah, itu menyeramkan bukan, mengingat bahwa Nafa orang yang terdzolimi bagaimana jika Tuhan mengabulkan perkataannya. Kelima kaka kelas itu mungkin akan bunuh diri karena tidak lulus. Dilihat dari urutan baris kelasnya, mereka dari kelas IPS 4. Maka akan tercatat, IPS 4 terdapat 5 orang yang tidak lulus.

Doa menutup ritual upacara ini. Bersyukur tidak banyak anak yang masuk uks hanya 10 orang. Menurut kalian 10 orang sedikit kan ? Dan tidak ada yang menyusahkan, biasanya ada saja anak yang pingsan lebih dari 3 orang

Nafa meneguk air mineral yang menyegarkan dahaganya
"Fa, hari ini bebas. Ada rapat guru"
Oke, meskipun bebas tapi tetap saja Nafa tidak bisa pergi membeli novel. Tetap saja murid-murid tidak diperbolehkan pulang sebelum waktunya

Nafa, Ninda dan Fanya duduk berderet di bangku dekat penjual Nasi campur di kantin. Nafa memesan nasi goreng dan ninda memesan mie ayam. Sedangkan Fanya hanya membeli sebotol minuman dingin. Ohya, Fanya dari kelas IPA 1 adalah teman dekat Ninda. Jelas, teman Ninda akan menjadi teman Nafa juga.

"Eh lo tau gak?" fanya mengawali obrolan dengan tampangnya yang serius, menatap tajam mata Nafa dan Ninda
"Apa?" jawaban singkat dari Nafa

"Ka budi nembak gue" bibirnya terbuka, tampak sekali wajah riang Fanya

"Yaelah, gue pikir penting" balas Ninda yang akhirnya tak peduli tentang itu. Ninda sangat hafal, seminggu lagi juga putus. Karena itu kebiasaan Fanya, selalu gonta ganti pacar sejak SMP

Nafa tak menghiraukan obrolan Fanya dan Ninda. Dirinya menatap jendela sambil tetap mengunyah nasi goreng. Menoleh ke kanan ke kiri ke belakang, dengan eksperesi yang sangat mudah dibaca seperti sedang mencari sesuatu yang hilang. Tapi harusnya Nafa senang dengan adanya kehilangan ini. Ya, karena ternyata yang hilang adalah Arka. Arka tidak muncul sedari tadi, saat upacara, di kantin, dan tak terlihat sama sekali bahkan tak muncul dalam handphone Nafa. Nafa menggigit bibir bawahnya sambil kembali fokus pada nasi goreng yang ada di hadapannya

❤❤❤
Jam 11. Murid-murid di ijinkan pulang. Nafa bergegas keluar sekolah, menunggu di tempat biasa(Halte). Karena Nafa memutuskan tidak pergi bersama sahabatnya. Ninda dan Fanya berencana menunggu Ka budi dan teman-temannya untuk mengajak jalan-jalan. Karena itulah, nafa memutuskan pulang.

Setelah 30 menit menunggu di halte, hati dan otak Nafa beradu. Kenapa dirinya menunggu di halte tetapi tidak menghubungi pak diman padahal sedari tadi dirinya menggenggam handphone. Lantas, dia menunggu siapa. "Apa mungkin aku nunggu Arka. Ah tidak, buat apa aku nunggu dia" memejamkan mata sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

Tetapi akhirnya Nafa menelepon pak diman, setelah tubuhnya memaksa untuk tetap menunggu yang tak tahu siapa tujuannya selama satu jam. Atau tujuannya menunggu pak diman sekaligus Arka, mungkin!

Kini terlihat mobil hitam yang biasa menjemputnya tepat di depan mata, mengeluarkan sosok lelaki berumur, Pak Diman.

"Pak, lama banget"
"Maaf neng" pak diman segera membukakan pintu dan mempersilahkan Nafa naik

Kembali, seiring dengan mobil berjalan menjauhi halte, gerak refleks kepala Nafa menoleh ke belakang. Tetap dirinya tetap tak menemukan Arka. Biasanya Arka selalu muncul dari parkiran motor depan sekolah dan menggodanya

Sesampainya di rumah, Nafa segera masuk ke dalam kamar. Duduk menatap cermin dan handphone yang di genggamnya sedari tadi, dirinya membolak balikan hp berkali-kali, tapi lagi tak ada satu pesan pun dari Arka

"Tidak. Kenapa aku mulai mencari Arka. Ini tidak mungkin, pasti hanya heran saja. Naf harusnya kamu senang. Ingat naf! Seneng. Ok." Nafa berbicara pada bayangan dirinya lalu sigap Nafa kembali melanjutkan mengerjakan pr matematikanya. Tanpa sadar, lelah tubuhnya membuat Nafa tertidur diatas bukunya dalam kondisi duduk di kursi dan belum mandi

"Arka" Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang