Tujuh: Perempuan dirumahnya

22 2 0
                                    

5 hari berlalu, tetap tak dilihatnya Arka di sekolah. Dimanapun. Nafa diam-diam mencari sosok lelaki yang sering mengganggunya bahkan dirinya berani mengabaikan ucapannya sendiri. Karena kini Nafa berani menelfon dan mengsms Arka tapi tak ada respon sama sekali dari Arka.

Karena Arka adalah cowok idaman para adik-adik menggemaskan maka tak heran mulai bermunculan gosip gosip sebab ketidakhadiran Arka. Arka di sebut bolos, di sebut sedang liburan, di sebut sedang di skors dan lain sebagainya. Dengan wajah malas Nafa melangkah memasuki kelas. Kehadiran Nafa segera mengusik Ninda dan Fanya

"Fa.. Akhirnya lo dateng" Ninda segera berlari dan menarik Nafa untuk segera duduk. Ninda duduk dimeja depan mata Nafa dan Fanya menarik kursi mendekati Nafa.

"Ada apaan sih kalian berdua, lo kaya mau introgasi gue aja Nin. Serem gue" Nafa menyimpan tasnya di samping meja, cuek

"Eh, tadi pagi kan gue ke koperasi. Terus ngelewatin kelas Arka kan diatas. Nah gue denger dari ka Dinda kaka kelas yang waktu jadi senior ospek kita tuh. Lo inget kan Naf??" Ninda menyodorkan wajahnya lebih deket ke Nafa

Nafa hanya menganggukkan kepalanya santau "iya gue inget. Kenapa?"

Fanya langsung merebut topik yang akan di bahas Ninda "ka dinda itu satu kelas sama Arka"

Nafa mengernyitkan dahinya "iyaa terus kenapa ?" sambil mengangkat bahunya

"Katanya, dia ngeliat Arka di pemakaman waktu dia lewat TPU dekat rumah neneknya hari kamis kemarin" segera Ninda kembali menceritakan berita yang di dapatnya

"Makam??" nafa terlihat begitu heran, untuk apa Arka ke makam. Apa orang tuanya meninggal. Makam siapa yang dia kunjungi

"Ah salah liat kali. Atau mirip doang. Ya tapi gue gak peduli sih soal apapun itu." nafa mencoba menutupi wajah khawatirnya. Sesungguhnya bukan khawatir siapa yang di kunjungi di makam itu tapi apa ini alasan Arka tidak sekolah. Berarti Arka punya masalah besar yang ada kaitannya sama makam itu sehingga gak bisa sekolah dan pastinya Arka butuh seseorang di saat seperti ini.

Belum selesai Ninda melanjutkan cerita, bel masuk sudah berdering. Pelajaran berlangsung hening karena memang Nafa hanya melamun tidak sedikitpun memperhatikan guru yang sedang mengoceh memberi bekal ilmu. Di pikirannya hanya ada Arka, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada si pengganggu itu.

❤❤❤
"Fa, kantin yuk" ajak Ninda semangat setelah mendengar pertanda istirahat

"Engga ah, gue mau ke kelas Mila. Mau ngasihin syal sama topi buat dia senin jaga" ujar Nafa sambil berlalu dari kelas menuju kelas mila

Kelas mila berada di 3 kelas sebelum kelas Arka. Kebetulan, itu artinya Nafa bisa mengintip apa benar hari ini Arka tidak berangkat sekolah lagi. Bukan kebetulan yang sebenarnya sih, karena memang Nafa meminjam Mila sebagai tameng. Nafa sengaja melakukan itu dirinya penasaran ingin melihat keberadaan Arka di kelas.

"Mil, lo senin jaga ya. Nih syal sama topinya"
"Gue dapet jaga kelas berapa ?"
"Barisan kelas XI. Gue balik kelas ya mil"

Nafa keluar dari kelasnya mila dan berbelok ke kiri.
Ya, Naf harusnya lo balik ke kanan. Engga, ke kiri Nafaaaa. Begitu terus peraduan antara otak dan hati. Tapi tubuhnya memilih untuk---

"Misi kak" Nafa membungkukkan badannya ketika melewati kaka kelas, mencoba memutar bolanya mencari Arka di dalam kelas.

Braaak..
Tubuh Nafa menabrak seseorang, mungkin karena Nafa gak sadar langkahnya kemana arah matanya kemana.

"Eh sorry sorry. Gak sengaja"

"Iya gapapa Nafa"

"Loh, ko tau nama gue?"

"Arka" Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang