Delapan: Dilema

19 0 0
                                    

Dengan wajah penuh tanya dari ketiga gadis ini, akhirnya perempuan itu mendekat ke pintu pagar. Membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk
"Kalian temennya Arka?

" iya" Nafa, Fanya dan Ninda serempak membuka mulutnya sambil mengangguk-anggukan kepala

"Duh Arka juga ga pulang kerumah ini, gue gatau tuh kemana. Terakhir dia kesini seminggu yang lalu" perempuan itu berdiri berlalu meninggalkan mereka bertiga yang tidak tahu sedang mengekspresikan apa
Maybe, this expression

Kaget
Iya, ko ada cewek seseksi ini dirumah yang katanya rumah Arka

Bingung
Iya, pertama dimana Arka sekarang, kedua Arka enggak pulang kerumah ini! lalu rumah siapa ini dan dimana rumah yang lainnya

Cewek seksi itu membalikkan badannya dan "kalian mau minum apa" suara nyaring yang menggema langsung menyadarkan mereka, membuat ekspresi baru

"Tidak usah kak, kami mau nitip surat ini aja." hanya kalimat itulah yang keluar dari mulut Nafa. Kalau bukan Nafa yang berbicara lalu siapa. Ninda sedang terpaku melihat kecantikan cewek ini sedangkan Fanya, entahlah dia memikirkan apa tapi dari ekspresinya seperti yang seperti terlilit ular. Oh tidak sangat Menyeramkan!

"Oh, taruh saja suratnya."

Mereka bertiga akhirnya keluar dari rumah itu, membawa beribu pertanyaan yang mengganjal jalannya air ke tenggorokan. Kini tak tampak lagi sosok cewek cantik nan seksi itu dari pintu masuk rumah.
Nafa dan Ninda memutuskan untuk beli makanan dahulu sedangkan Fanya sudah mendapat call dari sang mamah tercinta

"Gue balik duluan ya nin, fa" fanya menyalakan mesin motornya, siap pergi meninggalkan Ninda dan Nafa "bye" lambaian tangan kiri fanya menutup adegan sok detektif dari mereka bertiga, meskipun Fanya tak terlalu tertarik tapi fanya adalah bagian dari penelitian ini mulai sekarang

Dalam perjalanan pulang menuju rumah Nafa, percakapan mereka tak lain mengenai cewek itu. Ninda yang punya tingkat kepoooo lebih tinggi kini semakin terlihat, "tuh cewek siapa ya fa, apa kakanya Arka? Ko penampilannya gitu ya fa? Terus Arka kemana, lah terus nanti kita bilang apa besok" pertanyaan terucap berbondong-bondong. Pertanyaan Ninda itu terdengar samar di telinga Nafa karena kebisingan jalanan alhasil Nafa hanya cuma bisa menjawab "i dont know. Ngobrol mulu lo! Nyetir woi"
tangan Nafa berulah kembali menepak helm Ninda

Nafa POV
Gue gak heran sih kenapa ada cewe seksi dirumahya, ya gimana engga tuh setan aja juga berani nyium gue gitu aja di taksi. Mungkin cewek itu! Apa iya itu kakanya. Kalau dia kakanya, pasti ngenalin diri ke kita. Terus dia siapa? Apa mungkin itu pacarnya? Seberapa nekad dia bawa pacarnya ke rumah.
Ya tuhan, lalu apa maksud yang dia lakuin ke aku. Dia yang mengambil ciuman pertamaku.
Apa maksud hati ini tuhan, kenapa begitu sakit padahal hanya membayangkan, belum tentu itu pacarnya. Apakah bisa hatiku di salahkan? Apa aku harus membuang perasaan ini sebelum mengetahui semuanya. Atau tetap membiarkan semuanya terjadi begitu saja. Apa aku siap ?

Tes..
Airmata!

Oh tidak, apa ini yang ngalir di pipi gue. Hah?? Gue nangis!! Ah engga engga. Mungkin cuma kena angin doang. Tapi hati gue sakit! Huaaaaa mamah ini hati Nafa kenapaa?!!!!

❤❤
Hai hai.. Sebenernya ide udah sliweran banget di otak. Tapi karena beberapa alasan (hehehe) ceritanya baru sampe sini
Next, gue berharap banget vomments dari kalian. Cerita ini seru atau gak gitu 😥😥 thanks yang udah sudi baca novel amatiran kaya gini..💙💙 luvyu much

"Arka" Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang