"Daddy!!!"
Aku jatuh terduduk di marmer putih yang dingin. Habislah sudah air mataku, aku tidak mempunyai tenaga untuk menangis lagi. Ada apa dengan Mommy? Teriakan Mommy tadi membuatku khawatir. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di London? Kenapa situasinya sangat kacau?
Aku mencoba untuk menelepon kembali, tidak aktif.
Aku melihat Jace membawa segelas air putih, ia menyodorkannya padaku. Aku menerimanya dan langsung meneguknya hingga tandas. Jace tersenyum hangat menatapku, tetapi aku merasa di balik kilatan matanya yang hangat ia juga sedang mempunyai masalah.
"Sebaiknya kau kembali ke kamarmu, Amanda. Kau butuh istirahat yang cukup."
Aku menggeleng. "Tidak bisa, Jace. Beban pikiranku ini sangat mengganggu."
"Tidak usah diperdulikan, Amanda. Besok ketika kau terbangun semuanya akan baik-baik saja. Percayalah padaku," ucap Jace seraya menepuk-nepuk pelan punggungku.
Aku mengangguk dan membalas menepuk-nepuk punggung Jace yang terasa sangat atletis. Kami tertawa bersama. Ruangan yang tadinya penuh dengan ketegangan, kepanikan, dan kecemasan kini terisi dengan kehangatan.
"Baiklah kalau begitu aku akan kembali ke kamarmu. Kuharap perkataanmu tadi benar-benar terjadi. Semoga saja," kataku pasrah.
Jace mencubit pipiku gemas. "Sepertinya perkataan sahabatmu benar, kau terlalu kurus."
"Jangan menyentuhku kalau begitu!" seruku salah tingkah.
Jace tersenyum geli. "Aku menyukai wajahmu saat kau bersikap salah tingkah."
"Kau gila."
"Benarkah?" tanya Jace dengan kedua alisnya yang terangkat.
Aku mengembus napas keras-keras dan berbalik badan meninggalkan Jace yang menertawakanku.
"Kau seperti banteng!" ledek Jace masih dalam leluconnya.Aku membiarkannya tertawa sampai ia puas. Aku hanya ingin tidur.
Tapi sebelum itu, aku kembali teringat dengan Chris. Pertemuan secara tiba-tiba di antara kami berdua memang tidak masuk akal. Aku bahkan merasa seperti masalah kami selesai bagaikan membalikkan kedua telapak tangan, begitu mudah bertemu Chris kembali? Tidak. Tentu ada kisah di balik semua ini. Masalah kami belum selesai.
Aku ingin menanyakan semuanya kepada Chris. Karena aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa aku kembali bertemu dengannya. Apa mungkin dia selama ini menguntitku? Aku bertemunya kembali. Tapi, mengapa pertemuan kami terasa begitu singkat dan bagaikan sebuah rencana yang sudah disusun secara rapi?
Aku gelisah. Aku mondar-mandir di kamarku sambil memikirkan kejadian seminggu yang lalu. Chris. Laki-laki itu sekarang menjadi sangat misterius. Pertama, ia berkenalan denganku. Bagaimana bisa ia berkenalan denganku sedangkan kami sudah saling mengenal? Kedua, ia tiba-tiba muncul di depan kediaman Steele dan beradu jotos dengan Jace. Ketiga, ia menghilang dari rumahku dengan meninggalkan secarik kertas. Entahlah, masalahku tiba-tiba datang begitu saja.
Aku baru menyadari bahwa selama ini aku melupakan masalah tentang Chris. Kenapa ia tiba-tiba bisa hadir kembali ke kehidupanku setelah sekian lama menghilang bagaikan ditelan bumi.
Belum lagi aku harus memikirkan masalah pertunangan yang sudah Daddy sepakati bersama Mr. Walter pada saat hari ulang tahunku. Bertemu dengan Jace membuatku melupakan kedua masalah itu, aku terlalu menganggap remeh. Sehingga ketika aku hanya menganggapnya dengan sebelah mata, masalah kian membesar. Apalagi kini ditambah dengan jatuhnya saham Daddy. Aku sendiri belum tahu penyebabnya, begitu juga dengan publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Again
Short Story[COMPLETED] Konon beberapa cerita pernah mengatakan bahwa hidup bagaikan sebuah putaran film yang usang. Tapi, terkadang banyak hal yang terlewatkan seiring dengan berjalannya Sang Waktu. Meskipun sulit, ada kalanya semua diizinkan untuk kembali mel...