chapter 2

3.5K 134 1
                                    

Cinta berangkat menaiki sepeda motor satu satunya, karena dari uang tabungannya. Dan Cinta sangat semangat sekali, berangkat menuju kampus barunya.

Cinta masuk ke kampus karena beasiswa yang ia dapatkan. Cinta sangat bersyukur sekali, dapat kuliah dan menjalankan pendidikannya.

Di perjalanan, suasana di jalan sangat ramai. Sehingga, Cinta yang mengendarai kendraan bermotor dua ikut terjebak.

"Aduh.. Ya Allah. Gimana nih? Aku bisa sampai ke kampus? Takut terlambat." ( ucap Cinta menghela nafasnya dan sambil membenarkan helmnya )

Mobil hitam mewah, yang berada di sebelah sepeda motornya Cinta, Terus membunyikan klakson mobilnya. Membuat telinga Cinta, menjadi bising karena suara dari klakson tersebut.

Akhirnya, karena Cinta tidak tahan dengan suara klaksonnya. Cinta pun, mengetuk kaca mobil hitam itu.

Tokk... Seseorang yang berada di dalam mobil tersebut, membukakan kaca mobilnya.

"Ada apa?" ( ucap seorang lelaki tampan itu )
"Mas.. Berisik! Jangan dipencet terus tombol klaksonnya." ( ucap Cinta memberitahu )
"Apa?! Saya gak denger!" ( teriak seorang lelaki tampan )
"Mas! Klaksonnya! Jangan dipencet terus! Berisik!" ( ucap Cinta ulang )
"Ohh! Lagian, ini macet banget! Makanya, saya gak sabaran! Saya bunyiin, aja klaksonnya!"
"Mas! Mas! Namanya, juga Jakarta. Masnya, juga harus sabar!" ( ucap Cinta sembari melihat jam tangannya )
"Yaiya! Saya tahu, tapi.."

Belum lelaki tampan itu, melanjutkan pembicaraannya. Cinta pun, langsung tarik gas sepeda motornya, setelah melihat jam tangan hitamnya yang berwarna hitam. Kebetulan, lampu lalu lintas sudah berwarna hijau.

Dengan cepatnya, Cinta langsung menjalankan sepeda motornya.

"Aduh.. Ya Allah. Semoga, aku gak terlambat masuk kuliahnya."

Tiba tiba ada sebuah mobil hitam, yang berhenti di dekat sepeda motornya Cinta. Seketika, Cinta langsung mengerem sepeda motornya.

"Astagfirullahal azim. Ada apa nih?" ( tanya Cinta heran )

Tak disangka, seseorang yang keluar dari mobil hitam tersebut adalah lelaki yang tadi, bertemunya di jalan.

"Hah! Orang ini lagi! Kenapa ya?" ( ucap Cinta kaget )

Cinta pun, memakirkan sepeda motornya di pinggir jalan. Dan menghampiri, lelaki tampan tersebut.

"Yahh.. Mobilnya, mogok lagi. Harus pakai, apa nih? Buat ke kampus? Bisa bisa terlambat." ( ucap lelaki tampan itu, sambil melihat lihat bagasi depan mobilnya )
"Maaf mas. Mobilnya, kenapa ya? Mogok?" ( tanya Cinta sambil membuka helmya )
"Kamu lagi? Ngapain, kamu di sini? Mau malu maluin saya lagi. Iya?" ( ucap lelaki tampan itu kesal )
"Ihh.. Mas. Mas ini jangan souzon dulu sama saya. Saya itu, ke sini mau banyuin masnya." ( ucap Cinta halus )
"Engga usah. Saya gak butuh bantuan kamu." ( ucap lelaki tampan dengan soknya )
"Yaudah. Kalau masnya, gak mau. Saya juga gak rugi kok. Yaudah, ya mas. Saya permisi." ( ucap Cinta meninggalkan lelaki tersebut )

"Tapi, aku juga butuh bantuan wanita itu sih. Dari pada di hukum. Mendingan, aku minta bantuan dia aja kali ya?" ( ucap lelaki tampan itu, dalam batinnya )

"Emm.. Tunggu!" ( panggil lelaki itu )

Cinta pun, langsung membalikan badannya.

"Ada apa? Mas?" ( tanya Cinta )
"Saya butuh bantuan kamu."
"Bantuan apa? Tadi kan. Katanya, mas gak butuh bantuan saya. Jadi, yaudah saya mau berangkat dulu."
"Plis.. Kami bantu saya ya. Antar saya, ke daerah Menteng."
"Ohh.. Itu, saya juga mau ke sana. Kalau gitu, saya mau kok. Bantuin mas."
"Yaudah. Ayo."

Cinta pun, mengajak lelaki tampan itu. Untuk menaiki sepeda motornya.

"Mas. Pegangan ya." ( ucap Cinta memberitahu )
"Ihh! Ngapain, saya megangin kamu. Saya bisa nahan diri saya saya sendiri, supaya gak jatuh. Ayo! Jalan!" ( ucap lelaki tampan )
"Mas. Mas ini, gausah kegeeran deh. Maksud saya, mas pegangan jok belakang. Itu, kan ada pegangannya. Itu, maksud saya. Jadi, mas ini gak usah kegeeran. Lagian, siapa juga yang mau dipegangin sama mas. Saya juga ogah." ( ucap Cinta sedikit kesal )
"Yaudah. Saya minta maaf, lagian kamu juga yang bilang kayak gitu. Jadi kan, dikira saya itu."
"Iya. Saya maafin. Mendingan, masnya pegangan aja deh."
"Iya iya."

Cinta pun, menggoncengi lelaki itu. Di perjalanan, Cinta sangat kencang sekali mengendari sepeda motornya. Sampai sampai, lelaki tampan itu sangat takut sekali dan terkadang memarahi Cinta. Tapi, Cinta hanya berkata " ini supaya tidak terlambat."
Lelaki tampan itu, hanya pasrah dan mengiyakannya saja.

Master Dan Cinta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang