chapter 6

1.9K 83 8
                                    

Matahari sangat terik sekali, membuat Cinta yang baru keluar dari kelas sudah bercucuran keringat di dahinya.

"Dave! Aku harus cepat, ke parkiran ya. Soalnya, aku udah ditunggu. Bye." ( ucap Cinta langsung berlari secepat kilat )
"Cinta! Tunggu! Ih.. Dia ditunggu siapa sih? Kok, kayaknya penting banget. Aneh.?" ( ucap Dave yang menggarukkan kepalanya, walaupun tidak merasa gatal )

Cinta yang sudah sampai di parkiran, tidak melihat siapapun di sana. Cinta pun, menatap ke segala arah sekitar parkiran. Tetapi, tidak ada.

"Kemana sih? Katanya, aku disuruh tunggu di sini. Mana sih?" ( ucap Cinta ngedumel )

Tiba tiba seseorang mengagetkan Cinta. Suara itu, tidak asing baginya. Sangat tidak asing...

"Kamu terlambat 1 menit 20 detik."

Seketika, Cinta langsung mengarah ke arah sumber suara. Dan ternyata, dia adalah bosnya Cinta.

"Emm.. Maaf. Pak, saya telat." ( ucap  Cinta menunduk )
"Oke! Gara gara kamu terlambat, kamu harus saya kasih hukuman." ( ucap bosnya Cinta tegas )
"Aduh.. Pak. Kan, cuma terlambat 1 menit 20 detik masa saya di hukum."
"Kamu jangan nolak perintah saya. Ayo! Masuk ke mobil." ( ucap bosnya Cinta sambil berjalan menuju mobilnya )
"Baik pak. Dasar! Master!" ( ucap Cinta kesal )
"Apa kamu bilang?"
"E.. Engga pak. Ayo!" ( ucap Cinta mengelak )

"Untung.. Dia gak denger.. Kalau denger, bisa habis aku dipecat."

Cinta pun, masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, suasana sangat tegang sekali. Tidak ada omongan, sama sekali. Memang, bosnya Cinta ini sangat master sekali. Karena, terlalu tegas, detail, disiplin, dan pendiam.

Gara gara Cinta bosan di dalam mobil, hanya diam diam saja. Akhirnya, Cinta memberanikan diri, memulai berbicara dengan bosnya. Supaya, tidak terlalu tegang.

"Pak!" ( panggil Cinta )
"Hm!"
"Emm.. Pak! Kalau boleh tau, nama bapak siapa ya?" ( tanya Cinta ragu ragu )
"Saya?"
"Iya. Nama bapak?"
"Mau tau banget atau mau tau aja?"

"Ini orang ternyata, tengil juga. Pakai, kasih pilihan gitu banget lagi.. Ihh.. Dikira, pendiam. Ternyata, dia sok kayak gitu." ( ucap Cinta dalam benaknya )

"Hey! Kok, bengong?"
"E.. Enggak. Kok pak, saya gak bengong."
"Terus.. Kamu mau tau nama saya?"
"Iya."
"Nama saya Rama Pradana. Kalau kamu?"
"Kalau saya, Cinta Laudya. Tapi, bapak boleh panggil saya Cinta kok pak."
"Ok! Saya lihat kamu dekat sekali dengan Dave? Apa kamu pacarnya, Dave?"
"Lohh.. Bapak kok, bisa tau. Saya dekat dengan Dave?"
"Yaiyalah. Saya tau, saya aja sahabatnya Dave. Dan saya, juga sama seperti kamu. Saya masih kuliah."
"Jadi, bapak. Kuliah juga, sama kayak saya." ( ucap Cinta kaget )
"Iya. Kamu biasa aja, gak usah kaget gitu."
"Ya.. Engga sih pak, tapi saya gak nyangka aja bapak bisa kenal sama Dave terus sama lagi kuliahnya sama saya. Tapi saya gak pernah lihat bapak."
"Saya itu, seringnya di lapangan. Jadi, kalau kamu mau lihat saya ya.. Di lapangan."
"Ohh.. Gitu. Bapak suka basket juga ya?"
"Iya. Saya kapten basket di kampus. Kenapa?"
"Engga sih pak, cuman kelihatan aja dari gayanya bapak. Kalau bapak suka basket."
"Ohh.. Gitu.

Di dalam mobil, Rama dan Cinta mengobro ngobrol biasa. Ternyata, Rama memang asik kalau diajak ngobrol.

Tak berapa lama, akhirnya Cinta dan Rama sudah sampai di toko kue.

"Cinta!" ( panggil Rama )
"Iya. Pak."
"Sebagai hukumannya, kamu harus anterin kue ke alamat ini." ( ucap Rama memerintah )
"Baik. Pak." ( jawab Cinta dengan mantap )
"Kalau gitu, ini alamatnya. Dan saya gak mau tau, kamu pokoknya harus anterin kue ini tepat waktu."
"Baik. Pak. Saya permisi dulu."
"Iya.. Silakan!"

Cinta pun, dengan sergap menaiki sepeda motornya dan langsung tarik gas. Di perjalanan, sangat macet sekali. Cinta terkadang, melirik ke jam tangannya dan Cinta berharap, dia tidak akan telat mengantarkan kuenya.

Lampu hijau sudah menyala, Cinta dengan cepat langsung menarik gasnya. Sesampainya, Cinta di alamat yang diberikan oleh Rama. Cinta pun, mengambil kue tersebut dari motornya dan perlahan lahan Cinta mendekati sebuah rumah yang cukup besar di daerah komplek.

Dengan sopan, Cinta mengetuk ngetuk pintu dengan pelan.

Tok.. Tok.. Tok..

"Permisi! Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam.. Sebentar.." ( jawab seseorang yang berada di dalam rumah tersebut )

Setelah, pintu terbuka. Cinta melihat seorang cowok tampan, putih, dan manis sedang berada di hadapannya Cinta. Tetapi, orang itu adalah orang yang menabrak Cinta kemarin. Spontan, Cinta bukan senang melihat cowok tampan seperti dia, malah Cinta sangat bete melihat wajahnya.

"Kamu?!" ( ucap Cinta kaget )
"Lo? Lo ngapain, ke sini? Ngikutin, gua ya?" ( tanya cowok itu, dengan pedenya )
"Ihh.. Geer banget, sih kamu. Nih.. Aku mau nganterin kue ini, ke rumah kamu. Bukannya, aku ngikutin kamu. Dasar! Geer!" ( ucap Cinta sewot )
"Ohh.. Ternyata, lo mau nganterin kue ini. Hmm.. Ini kue yang udah ditunggu sama adik gue dari tadi."
"Baguslah. Ini aku udah kasih ke kamu." ( ucap Cinta sambil memberikab pesanan kue tersebut, kepada cowok itu )

Tiba tiba seorang gadis cantik, lucu, dan manis. Umurnya, sekitar 5 tahunan. Langsung memeluk cowok itu, dengan hangat.

"Kak Satria.. Aku dengar tadi ada yang bilang, kue kesukaan aku sudah datang. Mana kak?" ( tanya seorang gadis cantik kepada cowok itu yang bernama Satria )
"Ini.. Kue kesukaan kamu sudah datang. Kak Rama, buatin kue ini khusus buat kamu." ( ucap Satria dengan lembut )
"Emm.. Sampai, kecium bau harumnya.. Loh.  Kak. Ini siapa? Apa kakak cantik ini, pacar kak Satria? Ciee.. " ( ledek gadis kecil itu )
"Bukan!" ( ucap Cinta dan Satria bersamaan )
"Ciee.. Tuhkan.. Kak Satria sama kak cantik sampai jawabnya barengan.. Cie." ( ledek gadis itu lagi )
"Tasya.. Dengerin kakak. Kakak cantik ini, bukan pacar kakak. Lagian, kamu itu belum cukup umur untuk tau soal pacar pacaran. Ya?" ( ucap Satria halus )
"Yaudah deh kak. Aku masuk dulu ya.. Dadaa.. Kakak cantik.. " ( sapa gadis kecil )
"Iya.. Dadaa.. Sayang.." ( balas Cinta dengan senyuman )
"Heh! Lo sudah selesai kan, nganterin kuenya. Sekarang, lo pergi deh.." ( usir Satria )
"Iya! Sebelum diusir, aku juga mau pulang kali.."

Di saat, Cinta berjalan ingin menuju motornya yang diparkir tepat di rumah besar itu, tiba tiba Cinta tersandung tali sepatunya sendiri. Untungnya, Satria menolong Cinta dan menahan Cinta untuk tidak jatuh.

Wajah Cinta mulai memerah, mulutnya yang tertutup rapat, dan matanya yang menatap ke arah Satria. Begitu pula dengan Satria, yang menatap serius wajah Cinta.

"Kenapa jantung aku berdebar debar gini ya? Aduh.. Ya Allah.. Tolong! Aku.." ( ucap Cinta dalam benaknya )
"Kenapa baru kali ini, gua lihat cewek ini hati gua tenang banget ya.. Tapi, masa iya sih gua suka sama dia. Apa kata dunia?!" ( ucap Satria dalam benaknya )

"Ekhm!" ( suara batuk Tasya yang sangat terdengar )

Cinta dan Satria pun, tersadar karena suara batuk yang dikeluarkan oleh Tasya.

Master Dan Cinta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang