Waktu, sudah menunjukkan pukul 18.15 WIB. Cinta dan Aliya masih, merapihkan rambut dan gaun sederhana yang terlihat elegan.
Tetapi, berbeda dengan Silla yang memakai gaun di atas lutut dengan gaun yang terlihat terbuka dan terlihat sedikit mewah. Dan Silla, masih sibuk mengurusi make upnya, yang sudah agak tebal. Dengan, wajah Silla yang terlihat sangat senang.
"Aliya kamu terlihat cantik banget deh hari ini... Untung, kakak masih simpan dua gaun dulu sewaktu kakak SMA, jadi masih bisa di pakai di acara nanti." ( ucap Cinta sambil membenarkan rambut Aliya yang sedikit agak berantakkan )
"Iya kak. Aliya seneng banget.. Bisa pakai gaun ini.. Makasih ya.. Kak." ( jawab Aliya dengan senangnya )
"Iya. Sama sama."
"Alah... Gaun kayak gitu aja.. Udah seneng banget.. Apalagi, gaun yang sekarang aku pakai.. Pasti gayanya norak banget..." ( sindir Silla )
"Kak Silla. Lagian, Aliya udah pakai gaun ini, Alhamdulillah banget. Gaun kayak kak Silla, Aliya gak bakal tertarik kok." ( ucap Alya melawan )
"Apa?! Gak tertarik?! Kamu aja kali yang gak tau, fashion dan style. Iya kan?" ( ucap Silla yang masih sibuk dengan lipstiknya )
"Syuuutt.. Udah! Silla! Aliya! Jangan ribut ribut lagi! Mendingan, kita keluar. Kita samperin ibu sama bapak. Ayuk! Al!" ( ajak Cinta )
"Iya kak."
"Ehhh... Dasar.. Kampungan!" ( sindir Silla )Cinta dan Aliya pun, menghampiri ibu dan bapak yang sudah berada di ruang tamu.
"Eeett.. Lama banget sih lo. Gua udah gak sabar nih.. Buat makan makan sama si Dave. Silla mana? Heh?" ( ucap bapak tak sabaran )
"Ihh.. Kamu nih mas. Sabar dong, lagian Silla juga belum selesai kali dandannya." ( ucap ibu )
"Iya bu. Pak. Silla masih dandan di kamar. Paling sebentar lagi, Silla juga keluar." ( ucap Cinta )Tiba tiba, suara klakson mobil khas dari Dave berbunyi. Dan kebetulan Silla juga, sudah keluar dari kamarnya. Mereka pun, segera keluar dari rumah dan menaiki mobilnya Dave.
***
Sesampainya, di restaurant. Dave sudah memesankan meja makan bernomor 12 untuk Cinta dan keluarganya. Di sana juga, sudah terdapat banyak sekali, beragam makanan spesial dari menu restaurant tersebut.
"Ini dessert, kita hari ini. Cinta,Aliya, Silla, ibu, dan bapak. Suka gak? Makanan yang saya pesankan?" ( tanya Dave sopan dan sambil mempersilakan Cinta dan keluarganya duduk )
"Aku sama Aliya, Silla, ibu, dan bapak. Suka kok, sama makanan yang kamu pesan Dave." ( jawab Cinta )
"Iya kak. Makasih ya.." ( ucap Aliya )
"Iya nak Dave. Terima kasih banyak, nak Dave sudah mengundang kami dan mengajak kami makan malam." ( ucap ibu Widya )
"Alhamdulillah. Kalau pesanan yang saya sudah pesan, semuanya suka. Kalau gitu. Ayo! Kita makan." ( ucap Dave )
"Udah kek. Lama banget lo.. Makanannya. Gua udah laper nih. Gak apa apa kan ya? Dave? Bapak makan?"
"Silahkan kok pak."
"Ihh.. Bapak nih. Jangan gitu, dong sama Dave. Seharusnya, kita harus makan bareng bareng sama Dave. Iya kan Dave?" ( ucap Silla merayu Dave )
"Silla. Jaga sikap kamu." ( bisik ibu Intan )
"Apaan sih bu?" ( sela Silla )Dave dan Cinta beserta keluarganya pun, makan malam bersama. Diiringi dengan gesekan biola, yang indah. Suasana yang nyaman dan udara yang sejuk membuat makan malam ini terasa indah.
Tiba tiba, seseorang tidak sengaja melempar minuman yang berisi kopi ke gaunnya Cinta. Seketika, suasana berubah menjadi hening. Dan gaun Cinta, menjadi kotor dan berubah menjadi berwarna hitam.
"Eh.. Lo gimana sih? Jalannya, buta ya?" ( bentak Dave sambil membantu membersihkan gaunnya Cinta )
"Udah Dev. Gak apa apa, biar aku ke toilet dulu ya.. Bersihin gaunnya." ( ucap Cinta langsung berlari ke dalam toilet )Di dalam toilet, Cinta masih sibuk membersihkan kopi yang berada di gaunnya, dengan tisu.
Tiba tiba, Cinta mendapatkan pesan misterius kembali."Cinta. Kasihan sekali kamu, gaun yang kamu pakai sekarang kotor dengan tumpahan kopi. Tapi, tenang saja.. Aku akan membantumu. Di luar, sudah ada pelayan yang membawa gaun pengganti untuk kamu. Semoga kamu masih ingat dengan aku."
Cinta terdiam dan berpikir. Siapa dia sebenarnya? Tak berapa lama, ada seseorang yang mengetuk pintu toilet. Cinta pun, membukakan pintunya. Ternyata pelayan.
"Maaf mba. Ini ada, gaun buat mba. Dari, cowok itu." ( ucap pelayan wanita itu, sambil mengarahkan dagunya ke arah meja makan bernomor 15 )
"Yang mana mba?"
"Itu.. Loh.. Kok orangnya hilang sih. Gak tau, deh mba. Nih.. Saya ada kerjaan lain. Permisi!"
"Iya. Makasih mba."
"Sama sama."Setelah, Cinta melihat gaun tesebut. Cinta teringat sesuatu. Cinta kenal, dengan gaun ini sebelumnya, tapi di mana? Cinta pun, menghiraukannya dan langsung mengganti gaun yang kotor dengan gaun yang bersih.
Setelah, Cinta mengenakan gaun tersebut. Cinta pun, segera keluar dari toilet dan menghampiri Dave, Silla, Aliya, ibu, dan bapak.
"Lohh.. Cinta. Ini gaun, dari siapa? Kamu terlihat cantik banget loh.. Pakai gaun ini." ( puji Dave )
"Iya kak. Ini bagus banget gaunnya." ( puji Aliya )
"Terima kasih ya.. Dave. Aliya. Atas pujiannya, tapi aku gak tau siapa yang ngasih gaun ini. Tiba tiba aja, ada pelayan restaurant yang ngasih gaun ini ke aku." ( jelas Cinta )
"Hati hati lo.. Ntar ada penipuan. Modus! Modus!" ( ucap bapak yang masih asik melahap steaknya )
"Iya kak. Tapi, di lihat lihat bagus juga gaunnya.. Boleh nih.. Kalau aku besok pinjem." ( ucap Silla sambil menatap gaun tersebut dengan detail )
"Silla jaga sikap kamu." ( ucap ibu )
"Tapi.." ( ucap Cinta sedikit ragu )Tiba tiba, saja seseorang cowok tampan plus keren banget datang menghampiri Cinta. Dan ternyata, itu Steven.
"Itu.. Gaun dari saya.. Cinta. Jadi, kamu gak usah takut. Ini gaun, dari aku kok. Maaf, semuanya saya mengganggu" ( ucap Steven polos )
"Oh.. Dari kamu Steven. Terima kasih banget ya.. Kamu udah pinjemin gaun ini ke aku." ( ucap Cinta )
"Ini gaunnya, bukan aku pinjemin. Tapi, ini gaunnya aku kasih buat kamu."
"Serius? Emangnya, gak apa apa?"
"Gak apa apa kok. Santai aja.."
"Yaelah.. Kak Cinta. Udah deh.. Kakak gak usah sok muna.. Kalau udah di kasih, yaudah terima aja. Jangan pura pura nolak." ( ucap Silla sewot )
"Silla! Jaga bicara kamu, di depan kakak kamu."
"Ahh.. Capek. Di ceramahin mulu.. Mendingan aku pulang aja.. Naik taksi." ( ucap Silla langsung pergi keluar dari restaurant )
"Maafin.. Adik aku ya.. Steven. Dia sebenarnya, baik kok. Cuman, mungkin dia lagi bete aja."
"Iya. Enggak apa apa kok. Oh ya! Kalau gitu, aku pulang ya.. Soalnya, habis ini mamah aku minta di jemput. Cinta! Om! Tante! Semuanya. Saya pamit dulu ya.." ( ucap Steven dengan sopan )
"Iya. Sekali lagi, terima kasih ya.."
"Oke!"Cinta mengarah senyuman tipis kepada Steven. Baru saja, Cinta kenal dengan Steven. Sudah semakin akrab saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master Dan Cinta [COMPLETED]
Storie d'amoreSebuah pertemuan itu merupakan takdir. Perasaan kesal, cinta, ataupun benci itu dampaknya. Suatu resiko yang tak terduga itu konsekuensinya. Berawal dari kisah seorang gadis bernama Cinta dan seorang pria bernama Rama yang selalu membuat kalian pena...