PART 2

177K 3.6K 29
                                    


Jakarta, Indonesia

"VICTORIA! Cepat turun" terdengar teriakan kencang seorang wanita di pagi hari yang mampu membangunkan seluruh penghuni rumah .

"Iya, bu aku segera turun!" gadis yang dipanggil Victoria itu segera turun, dengan tergesah-gesah dia menuruni tangga menuju meja makan.

Wanita yang dipanggil Ibu kini tengah menyiapkan sarapan, meletakan sepiring roti tawar , selai dan menuangkan susu "kau ini anak gadis tapi kenapa selalu bangun siang" omel Ibunya yang masih terlihat sibuk.

Dengan cekatan gadis yang dipanggil Victoria berjalan mendekati sang Ibu, mengecup pipinya sekilas dan mengambil alih pekerjaan sang Ibu "Kapan lagi aku bisa bangun siang kalau bukan saat-saat libur?" bantah Victoria lalu pandangannya tertuju pada seorang yang sedang menatapnya dengan pandangan sedih "oh, pagi Ayah"

"Mana ciuman sayang untuk Ayah? Hanya Ibu saja yang dapat?" sang Ayah menunjukan mimik sedih yang menurut Victoria sangatlah lucu dengan segera Victoria menghampiri sang Ayah dan mendaratkan kecupan ringan di pipi Ayahnya. "sayang ayah"

Ibunya menatap mereka berdua dan hanya bisa mendesah pasrah "kalau kau seperti ini terus nanti kau tidak akan bisa menikah" omeli Ibunya lagi "dan kau suamiku, berhentilah memanjakan putrimu" kini giliran Ayah yang menjadi sasaran kekesalan sang Ibu.

Victoria duduk kursi berhadap-hadapan dengan sang Ibu. Mengambil roti, mengoleskannya dengan selai stroberi lalu dengan segera menggigitnya."itu kan Ibu saja yang selalu menolak setiap pria yang mendekatiku, Jadi wajar saja kalau tidak ada yang mau denganku karena Ibu sangat galak" balas Victoria sambil menggerutu dan mengunyah rotinya.

"Itu kan karena ..." Ayahnya tidak menyelesaikan kalimatnnya ketika mendapat sikutan di perut dari sang istri, dan akhirnya hanya menghela nafas memilih diam dan melanjutkan sarapannya.

"Karena apa?" Victoria menatap Ayahnya dengan penasaran.

Ibunya sejenak terlihat panik, namun dengan segera dapat mengontorol emosinya "Bukan, bukan apa-apa. Sudahlah, kalau kau sudah selesai sarapan antarkan kue ini ke bibi Martilda" kata Ibunya sambil menyerahkan keranjang yang berisi kue.

Ini aneh kenapa sepertinya mereka berusaha mengalihkan perhatian?

"Aku minta bayaran unutuk biaya kurir ini" kata Victoria sambil tersenyum manis ke ibunya.

"Dasar kau ini, pada ibumu saja kau membantu dengan tidak ikhlas" ibunya kembali menggerutu kesal sambil memberikan uang kepada Victoria.

Victoria menerima uang itu dengan senang "siap laksanakan tugas nyonya" Victoria mengecup pipi ibunya sebelum pergi.

"Bye ibu"

"Ya, hati-hati dijalan ya nak" ucap ibunya yang sepertinya tidak didengarkan oleh Victoria

Victoria menggunakan sepeda untuk mengantarkan kue titipan ibunya. Selama perjalanan Victoria menikmati kegiatan bersepedannya. Lalu tiba-tiba saja rantai sepeda yang dinaikinya itu patah, dengan segera Victoria turun dari sepedanya dan mengecek keadaan sepedanya itu.

"Ya ampun! Kenapa aku sial sekali sih! Mana rumah bibi masih jauh lagi" omel Victoria sambil kebingungan. Tidak ada pilihan lain selain meninggalkan sepedanya dan mencari tumpangan.

Namun sepertinya sangat sulit untuk mendapatkan tumpangan, karena saat ini jalan yang di lalui Victoria sangat sepi dan tidak ada satupun kendaraan yang lewat.

Tatapan Victoria kembali tertuju pada sepedanya lalu menghembuskan nafas dengan berat "Yah, memang sepeda ini sudah tua sudah seharusnya diganti" Victoria kembali menghela nafas dan mengambil kue yang dia letakan diranjang sepeda.

Boyfriend Series #1: My Naughty Boyfriend  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang