PART 3

180K 3.4K 53
                                    


Victoria tertawa sengau "Apa? Kau bercanda ya? kamu sakit ya? yang benar saja aku tunangan denganmu" kini Victoria menatapnya dengan pandangan sedikit kesal.

"Memang aku terlihat seperti sedang bercanda?" Calvin mengerutkan dahinya.

"Lalu apa maksudmu dengan aku bertunangan denganmu? Aku saja tidak tahu kau siapa" Victoria kini mulai merasa frustasi dan ingin berteriak.

Calvin diam sejenak "Tidak apa-apa kau tidak tahu siapa aku, yang penting aku tahu siapa kau" Calvin berkata dengan santai.

Calvin telah memutuskan untuk tidak akan mempermasalahkan bahwa gadis ini melupakan dirinya. Yang terpenting adalah bagaimana dirinya membuat gadis itu mencintainya.

Victoria mulai frustasi dia berjalan mondar-mandir "oke aku sekarang bertanya padamu, apa kau siapa aku?" tantang Victoria.

"kau Victoria Ellie. Gadis yang terkadang bersikap ceroboh dan selalu bagun siang hari setiap hari libur" Calvin membeberkan semuanya dengan santai, tenang dan mantap seolah-olah pria itu telah mengenal lama Victoria

Victoria terdiam mendengarkan ucapan pria itu dan terkejut "Bagaimana kau bisa tahu siapa aku? A..jangan-jangan kau seorang penipu kau ingin merampok sesuatu dariku kan? Atau kau penguntit?" tuduh Victoria, merasa semua ini sangat aneh. Bertemu pria tampan yang mengaku sebagai tunangannya.

"Apa aku terlihat seperti perampok?" tanya Calvin.

Victoria memperhatikan penampilan Calvin. Bailklah dia memang tampan bahkan sangat tampan sepertinya dia masuk dalam kalangan pria Hedonis dia mengenakan setelan jas hitam yang mmebalut tubuh pria itu dengan sangat pas dan juga sepatu kulit serta jam tangan yang terlihat mahal itu. memang terlihat keren,tapi bagaimana kalau semua itu adalah hasil dari curian?

"Sepertinya" kata Victoria ragu-ragu.

Kemudian Calvin mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya dan menyerahkan sebuah kertas. Yang tak lain adalah kartu nama pria itu. Calvin Duncan CEO Duncan Group.

Duncan Group? tunggu, sepertinya nama ini tidak asing. Ya ampun! Bukankah itu adalah perusahaan yang sangat terkenal dan merupakan perusahaan besar Victoria masih tidak percaya dengan pria yang saat ini masih berdiri di hadapannya.

"Bagaimana? Apa kau masih merasa ragu padaku?" Victoria masih merasa terjekut namun dengan segera berusaha menguasai diri

"Ya, untuk sementara ini tidak, tapi sebenarnya kenapa aku yang menjadi tunanganmu? Apa jangan-jangan kau harus menikah supaya bisa mendapatkan harta warisan atau semacamnya?" tanya Victoria penasaran

Calvin tersenyum dikulum mendengar pertanyaan aneh dari gadis itu"Dari mana gagasan seperti itu?"

"Yah, biasanya kalau orang kaya seperti dirimu ini menikah di usia muda dan terburu-buru, wanita siapa pun oke, asal bisa di ajak bekerjasama pasti ada masalah dengan harta warisan, seperti film-film yang biasa aku tonton dan novel-novel roman yang biasa aku baca. Iya kan?"kata Victoria tidak berhenti bicara.

Gadis ini sangat lucu, film apa sih yang sebenarnya dia tonton? Terlalu polos. "tidak, aku sudah menjadi pemilik perusahaan milik ayahku jadi untuk apa aku menikah hanya untuk mendapatkan harta warisan? Lagi pula tanpa harta warisanpun aku sudah memiliki perusahaan sendiri yang aku bangun dengan susah payah" Calvin menatap raut muka gadis itu. wajah gadus itu memerah dan tersipu malu.

"Apa kau berpikir aku adalah pria yang gila harta seperti kebanyakan film aneh yang kau tonton itu?" cecar Calvin dengan nada pura-pura tersinggung.

Victoria menjadi panik ketika pria yang dihadapannya kini memasang tampang tersinggung berkali-kali ia menggelengkan kepalanya "bu...bukan begitu. Maksudku adalah-" Victoria tidak menyelesaikan kalimatnya karena Calvin mulai bicara lagi.

"Maksudmu apa? Apa aku butuh bantuanmu? Sepertinya kau terlalu banyak menonton drama" Calvin menatap gadis itu dengan padangan tajam.

Kini gadis itu mengalihkan padangannya Victoria tidak dapat menatap mata Calvin secara langsung. Dia menundukan kepalanya merasa malu karena sudah mengatakan yang tidak-tidak pada pria asing yang baru ditemuinya dan juga sedikitakut dengan tatapan yang mengintimidasi dari pria itu.

"Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk berlaku tidak sopan" Victoria tulus meminta maaf masih dengan menundukkan kepalanya.

Calvin menyeliangkan kedua lengannya didepan dada dan menatap gadis itu dan berbicara dengan nada dingin "Aku tidak terima minta maafmu"

Victoria mengangkat kepalanya dan tatapannya langsung bertemu dengan kedua mata pria itu "ta..tapi.." Victoria kembali menundukan kepalanya.

Calvin meletakan jari telunjuknya di bibir Victoria "Tapi jika kau mau menemaniku berjalan-jalan seharian ini denganku akan kupertimbangkan karena kau sudah menginjak-injak harga diriku"

Sejenak Victoria berpikir, menimbang-nimbang keputusan yang akan ia ambil dan ketika sudah memutuskan Victoria hanya bisa menghela nafas dengan pasrah "baiklah" jawab Victoria lemah.

"Ayo, masuk ke mobilku" Calvin sambil berjalan menuju mobil sport hitam miliknya dan membukakan pintu mobil.

"Eh, tunggu!" teriak Victoria, mengejutkan Calvin.

"Ada apa?" tanya Calvin sedikit merasa panik karena melihat ekspresi panik gadis itu.

"Aku harus mengantarkan kue-kue titipan ibuku pada bibi Martilda" kata Victoria sedikit ragu.

Oh, aku kira ada apa."hmm, baiklah. Aku akan mengantarmu dan setelah itu kau akan menemaniku jalan-jalan sebagai permintaan maafmu, ayo masuk" ucap Calvin lagi mengisyaratkan gadis itu untuk segrera masuk dengan matanya,

"Tunggu"

Calvin memutar bola matanya sambil berdengus kesal "kali ini apalagi?"

Victoria membalikan badannya dan menatap sepedanya yang malang "Bagaimana dengan sepedaku?"

Calvin ikut memandang sepeda milik gadis itu "biarkan saja akan kubelikan sepeda baru, kau pilih saja nanti. Sekarang masuk" Calvin kini menggunakan nada memerintah

"Mana bisa begitu ak-" Calvin menyeret gadis itu untuk masuk kedalam mobilnya dan segera menutup pintu agar gadis itu tidak kabur.

"aku tahu kau berusaha mencari-cari alasan untuk melarikan diri dariku, gadis nakal" Calvin bergumam pada dirinya sendiri sambil tersenyum dan segera berjalan ke pintu kemudi.

*****

Suka baca tidak suka tinggalkan
No hate comment

kalau ada typo kasih tau saja :)

terima kasih banyak buat sudah baca ditunggu updateannya ya ;)

update 1/2minggu 1x

Copyright© 2015 Liliann Lily

Boyfriend Series #1: My Naughty Boyfriend  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang