'Not a perfect man'

26.9K 2.2K 186
                                    

Hujan mulai turun. Memecah keheningan malam di pasar festival itu. Satu persatu kios mulai tutup.

Pengunjung pun mulai terlihat sepi. Dan sejauh mata memandang, kini hanya tersisa beberapa kios saja yang masih buka.

Sementara Aleena, gadis itu terlihat tidak melakukan apa-apa. Ia hanya berdiri di depan kiosnya sambil memutari pandangan.

Bagaimana tidak, malam sudah sangat larut, namun Alaric masih belum juga membawa anaknya kembali.

Terlebih nomor ponsel pria itu juga sama sekali tidak bisa ia hubungi. Beberapa kali Aleena mencoba hasilnya tetap sama, nomor yang di tuju sedang tidak aktif.

Udara dingin yang terasa menusuk membuat tubuh gadis itu menggigil.

"Diana, dimana kau nak..." gumamnya.

Berbagai pikiran negatif mulai berputar di dalam kepalanya.

Apakah si brengsek itu benar-benar menculiknya?

Ataukah Alaric memang sengaja datang dan ingin membalas dendam melalui anakku?

Aleena semakin panik. Kecemasan begitu menguasai dirinya.

Apa aku lapor polisi saja?!

Belum sempat ia mengeluarkan ponselnya, Aleena sudah dikejutkan oleh teriakan sang puteri.

"MOMMY..."

Senyum langsung menghiasi wajah gadis itu. "Diana." Gumam Aleena.

Meski segalanya berubah hanya dalam hitungan beberapa detik. Saat Aleena mulai menyadari siapa sosok yang tengah menggendong anaknya.

Tubuh yang sangat ia kenali, yang mengenakan sweater hitam long neck.

Bahkan meski wajah orang itu tersamarkan oleh derasnya hujan dan payung yang sebagian menutupi wajahnya.

Aleena sangat yakin. Ya, ia tidak mungkin salah. Empat tahun memang sudah berlalu, tetapi ia tidak akan pernah lupa sosok itu.

Jantung Aleena berdebar kencang. Lututnya begitu gemetar sampai terasa lemas.

Dan saat sosok itu kini sudah berdiri tepat dihadapannya. Aleena sama sekali tidak mampu mengangkat wajahnya.

Pandangan gadis itu tetap lurus ke depan. Tepat ke dada bidang sosok itu, tanpa berani sedikitpun berkedip.

Dimitri...

"Mommy, ini Poppy Tliii..." ujar Diana penuh semangat. Meski kedua matanya terlihat sedikit sayu karena mengantuk.

Tenggorokan Aleena seolah tercekat. Kali ini, ia benar-benar membeku.

Sampai kedua tangan mungil sang puteri secara tiba-tiba menempel di kedua pipinya.

"Mommy, Iyana bawa Poppy Tliii... " kata anak itu lagi tanpa mengetahui maksud dari ucapannya sendiri.

Bahu Aleena bergetar hebat dan Dimitri dapat dengan jelas melihatnya.

"Aleena", panggilnya.

Deg!

Jantung Aleena seolah jatuh ke telapak kakinya. Suara yang selama ini hanya hadir di saat ia memejamkan matanya.

Kini benar-benar terasa nyata.

Ataukah... Aleena masih bermimpi.

Ia menarik napas dalam-dalam dan berbalik secara tiba-tiba.

"To... tolong pegangi anak itu sebentar, aku harus menutup kios." Ujar Aleena seraya membelakangi keduanya.

Diana yang terlihat kebingungan kemudian mendongak melihat Dimitri, sementara Dimitri tak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Aleena.

Red Shoes (K.B.F)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang