'Revealed'

25.6K 2K 115
                                    

Dimitri mencengkeram kuat-kuat pena yang digenggamnya. Pandangannya tak lepas dari secarik kertas yang dikirimkan oleh sang istri.

Amarah benar-benar menguasai benaknya. Jika ia sedikit saja bisa lebih mengendalikan diri, maka semua ini tidak akan terjadi.

Perceraian. The hell is that!!

Ia bangkit dan melemparkan pena itu ke sembarang arah. Menyingkirkan apapun yang ada di atas mejanya.

"Arghh!!" Geramnya.

Dimitri tidak pernah merasa semarah ini, sekecewa ini, segagal ini.

Ia juga tidak menyangka, Aleena akan benar-benar menutup pintu untuk dirinya.

. . .

BRUKK

Hampir semua karyawan berdiri dan saling bergunjing. Menatap aneh ke arah ruangan sang pimpinan yang sejak tadi terdengar gaduh.

Sementara Aleena, ia terus berusaha fokus pada tumpukan file yang ada di meja kerjanya. Bukannya ia tidak perduli. Malah sesungguhnya ia amat cemas dengan apa yang tengah di lakukan oleh sang atasan yang notabennya masih berstatus sebagai suaminya.

BRUKK

Lagi-lagi suara yang begitu keras terdengar dari dalam ruangan.

Tidak ada satupun orang yang berani bahkan hanya untuk mengetuk pintu yang berada di sudut ruangan itu.

Merasa tak lagi mampu mendengarnya, Aleena segera mengambil earphone miliknya dan mendengarkan musik dengan volume yang besar.

Meski air matanya tak henti mengalir, ia tetap berusaha keras untuk menyelesaikan laporan yang diperintahkan oleh sang leader.

Sampai secara tak di duga, Aleena melihat Delaney tengah berlari dari kejauhan, melewati dirinya begitu saja dan bergegas masuk ke dalam ruangan Dimitri.

Tidak terdengar apapun lagi setelahnya.

. . .

"Dimitri?! Ada apa denganmu." Delaney menutup pintu dibelakangnya. Menatap nanar seisi ruangan yang kacau balau bak terkena gempa.

Dimitri tengah bersandar di sisi meja dengan sebelah tangan yang menutupi wajahnya.

"Hei, maukah kau berbagi kekesalanmu denganku kawan?" Delaney secara perlahan berusaha mendekati sahabatnya.

Dimitri mengangkat tangannya. Meminta Delaney agar jangan terlalu dekat.

"Come on Dimitri. Kau tidak pernah seperti ini. Ini bukan dirimu, mari kita bicara baik-baik..." Delaney masih berusaha menenangkan sang sahabat.

Meski sia-sia, karena pada detik berikutnya Dimitri malah mendorong tubuh Del, mengambil kunci mobil dan bergegas pergi.

. . .

Aleena spontan berdiri ketika melihat Dimitri keluar dari ruangannya.

Wajah sang suami sarat akan kemarahan. Dengan kemeja yang terlihat kusut dan dasi yang entah bagaimana posisinya, Dimitri berjalan dengan tergesa-gesa.

Pria itu bahkan sama sekali tidak mau menoleh ketika melewati kursi Aleena.

Wajah Dimitri yang saat ini. Sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sekalipun.

"Aleena." Delaney bergegas menghampiri gadis itu.

Aleena hanya diam sambil melepaskan earphone dari telinganya.

"Kenapa kau masih diam di sini dan tidak mengejar suamimu?." Tanya Delaney tiba-tiba.

Aleena bergeming.

Red Shoes (K.B.F)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang