#3# "Next Moment"

3.4K 112 16
                                    


Meskipun pencahayaan yang cukup tidak membuat Hinata dapat dengan mudah melilitkan perban dilengan kekar Gaara. Tapi, setidaknya ia sudah berusaha melakukannya dengan serapi mungkin. Yah. Pengaruh alkohol membuat pandangannya sedikit mengabur.

"Selesai. Setidaknya ini bisa menghindari resiko terkena infeksi." Ucap Hinata lirih. Ia menyingkirkan kotak P3K nya pada meja disamping tempat tidur.

Merasa tidak ada pergerakan apapun dari pria yang ia akui cukup tampan didepannya ini, ia mencoba mendongak untuk melihat iris jade yang balik menatapnya. Iris amethys sayunya menatap intens tato yang di eja 'ai' milik pemuda bersuarai merah ini.

Sepertinya ia pernah melihat pemuda ini, tapi dimana yaa..

Tato
mata jade yang tajam
surai merah
wajah tampan...

Entahlah..kepalanya semakin berdenyut pusing.

"Kau terlihat berbeda dengan penampilanmu sekarang." Suara bariton Gaara menyapa indra pendengarannya. Hinata menyerngit bingung. Sejurus kemudian dia tersenyum manis merasa mendapatkan pujian tidak langsung dari pria sexy didepannya ini.

"Thank you so much, Handsome boy. It's really my style. kau tidak akan menyangka se'hot' apa jika kau mengenalku." Jawab Hinata penuh percaya diri.

Gaara menyerungai saat gadis indigo ini mulai terpancing. Gadis mabuk memang mudah di perdaya.

Tunggu.

Sepertinya ada yang salah disini sejak kapan dia jadi penasaran pada kehidupan orang lain. Apalagi seorang gadis. Dan sejak kapan dia suka gadis penggoda? Otaknya mulai koslet.

"Aku kira kau tidak suka.. sampanye?" Ucap Gaara setelah meneguk minuman Hinata yang masih tersisa di dalam gelasnya.

"Are you kidding me? Ini adalah minuman yang sangat enak didunia." Gaara terkekeh saat Hinata merentangkan tangannya.

"... Sesaat kau akan melupakan 'semmuaaaa' masalah hidupmu. Mulai dari musuhmu, temanmu..," Hinata terkekeh dengan senyuman lebarnya membuat Gaara berfikir bahwa senyumannya bisa membuat para lelaki berebut untuk memiliki gadis ini.

"..sayangnya aku tidak punya teman, meskipun yaa.. masalah dalam keluarga memang lebih rumit dibandingkan apapun juga."

Tubuh Hinata berbalik menghadap Gaara dengan posisi begitu dekat. Senyuman manis nan polos Hinata membuat iris jade Gaara tak bisa lepas dari bibir sensual Hinata.

"Kau tahu rasanya ditampar oleh orang yang paling kau sayangi. Rasanya disini.. sakit," Ucap Hinata memegang dadanya, "kau lihat pipi kiriku? Jejaknya masih belum hilang, kan. Oh iya juga.." Raut wajahnya berubah kecewa membuat Gaara berfikir berapa banyak lagi ekspresi yang akan dilihatnya dari gadis mabuk ini.

"Kau tidak akan tahu rasanya karna kau masih memiliki orang tua yang lengkap dan menyayimu dengan sepenuh hati."

Wajah Hinata berubah menjadi sayu dengan binar mata yang menyiratkan permohonan yang besar pada Gaara. Ia sedikit terkesiap saat tangan digenggam oleh tangan lembut Hinata.

"Aku tidak tahu siapa kau tapi, bolehkah aku tahu namamu, My handsome boy..?"

"Gaara." Jawab Gaara singkat. Ia memang tidak suka menyebutkan namanya sendiri pada seorang wanita. Apalagi gadis mabuk, tapi ada sesuatu yang membuatnya penasaran pada gadis ini.

"Baiklah 'Gaara kun'.. namaku.. Hinata Hyuuga ukh..aku benci dengan nama margaku, tapi itulah namaku. Hihihi."

Gaara pernah mendengar nama itu. Aa.. ia ingat ayahnya sering membahas nama itu sebagai mitra bisnis.

It's Me (SasuHinaGaa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang