Pagi menjelang, sinar matahari sudah mulai muncul menapakan tugasnya. Suhu menghangat membuat orang-orang yang menikmati hari liburnya dengan senang hati keluar rumah walau hanya sekedar untuk stretching atau jalan-jalan dengan binatang peliharaannya.Di dalam ruangan yang masih sesejuk pagi hari lantaran AC yang masih menyala sangat kondusif sama sekali tidak membuat dua insan manusia ini enggan untuk bergerak keluar dari lilitan selimut hangatnya.
Hingga sebuah dering ponsel yang tergeletak sembarang di lantai mengusik mimpi suramnya.
"Uh?" Lengan kekar membatasi ruang geraknya membuat gadis ini sedikit menggeliat.
Drrrt..drrrrtt..
Kini dering ponsel berubah menjadi getar membuatnya kesal.
"Ponsel sialan." Geramnya pelan. Tangan putihnya terulur untuk meraba-raba lantai sekitar bawah ranjangnya. Masih dalam keadaan setengah sadar dengan terpaksa ia menggerakan badannya walaupun rasa sakit masih menjalar di sekujur tubuhnya.
"Sial."
Deg.
Kakinya terasa mati rasa dan suatu kesadaran menghantam keras, hingga membuat tubuhnya diam membeku. Kepalanya berdenyut sakit saat beberapa klise ingatan yang membuatnya berada dalam keadaan ini.
Kamar ini jelas bukanlah kamarnya. Kamarnya penuh dengan warna ungu dan biru bukan warna coklat dan crem yang justru terlihat membosankan untuknya.
Ia mencoba mengingatnya walaupun hanya samar.
Ditampar kakaknya, keluar dari apartemen, mengendarai mobil menuju diskotik milik teman lamanya, Yakushi Kabuto, menyewa sebuah kamar khusus dan meluapkan emosinya dengan minum beberapa gelas champagne hingga kepalanya pusing, dan terakhir dari serentetan keping ingatannya berakhir dengan seorang pemuda bersurai merah dengan tato ai di dahinya lantas mereka ....
OH MY GOD ...
Hinata bahkan enggan untuk melihat kebalik punggungnya hanya sekedar memastikan laki-laki itu benar adanya di sana. Berharap hanya sebagai mimpi pun tidak mungkin. Tapi, mencoba untuk tidak pernah terjadi ... apa bedanya. Tapi, boleh dicoba.
"Aku harap ini tidak akan pernah terjadi lagi." Ucap Hinata lirih.
Gaara yang baru terbangun sedikit menyerngit melihat punggung telanjang Hinata yang sedikit memerah terkena cahaya matahari. Memukau.
Beautifull like a baby..
Awalnya ia cukup bingung mendapati dirinya berada satu ranjang dengan wanita tanpa kain sehelaipun yang menutupi tubuh mereka. Namun satu kesadarannya muncul membuatnya sedikit merasa....
Lega...
...?...
Astaga otaknya sudah tidak waras sejak one night stand-nya semalam.
Dan apa katanya tadi? Gadis yang kini telah menjadi wanita ini berkata bahwa dia tidak menginginkannya 'lagi'. Dengan kata lain wanita ini berniat untuk mencampakannya.
Sial.
Hatinya panas dan kesal. Siapa wanita ini? Beraninya ..
Memang siapa yang memulailnya terlebih dulu. Ia bahkan hafal betul sekuat apa wanita itu menyeretnya masuk kedalam kamar ini.
"Kau fikir siapa yang memulai ini terlebih dulu."
Suara dingin Gaara membuat Hinata berbalik untuk melihat Gaara yang bersidekap menatapnya dingin.
Ia beringsut mundur saat Gaara bergerak mendekat kearahnya. Hinata dapat merasakan dinginnya kayu dipunggung telanjangnya. Tangannya reflek menarik selimut untuk menutupi dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (SasuHinaGaa)
RandomDisclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto . Character : Sasuke Uchiha, Hinata Hyuuga, Sabaku no Gaara and Naruto Dkk . Gendre : School life, romance, drama . Rated : M .. .. .. Summary . Terlahir dari keluarga broken home membuat Hinata terpuruk Kura...