CUPID CAKE
PART 1
By : Zasa EmeraldaGadis berambut panjang yang terurai lembut, berlari - lari kecil di terotoar jalan yang taburi dedaunan kering, setelah keluar dari Cafe tempatnya bekerja. Tiupan angin sejuk menerpa gadis itu, membuat pipinya bersemu sehingga ia tampak manis. Wajahnya berseri - seri, senyuman itu tak bisa ia tutupi.
Persaannya begitu bahagia saat ini. Sebuah amplop di dalam tas selempangnyalah yang membuat gadis itu tersenyum penuh arti. Dan langit senja pun menjadi saksinya. Tiupan angin berhembus kembali. Gadis itu terkesip dan memejamkan mata, membiarkan angin itu sampai jatuh ke hatinya yang penuh. Benar saja, angin itu berhasil jatuh ke hatinya, membuat gadis itu tersenyum kembali. Namun seketika langkahnya terhenti begitu tubuhnya bertabrakan dengan sosok tagap di depannya. Tubuh gadis itu terjatuh, begitu juga dengan sosok yang ia tabrak.
Gadis itu membuaka matanya, terkejut.
"Sweter-nya..."pekik lelaki di depannya.
"Maaf.... maaf.... saya tidak sengaja."Gadis itu berdiri, membersihkan bajunya sesaat, kemudian melangkah maju menolong lelaki itu. Dia mengulurkan tangannya kedepan lelaki itu, yang malah sibuk dengan mengusap - usap Sweter kream yang di hinggapi dedaunan kering karena tadi melesat dari kantong tas. Lelaki itu mengacuhkan uluran tangan itu dan bangkit sendiri.
Gadi itu menarik tangannya kembali.
"Eh punya mata tidak... Lihat ini, Swewter-nya jadi kotor."lelaki itu menyapanya dengan mata terbelalak marah.
"Iya maaf. Cuma kotor sedikit, sini biar aku bersihkan."
"Jangan di sentuh!"lelaki itu menarik Sweter-nya menjauhkannya dari tangan gadis itu, saat tangannya terulur. Dia memasukannya ke kantong tas yang bertuliskan "LAVENDER" sebuah tempat Laudry terkenal di tengah kota. Gadis itu terheran melihatnya."Itukan hanya kotor sedikit. Di bersihkan sebentar juga hilang."
"Enak saja kau bilang."Lelaki itu lalu memandang gadis di depannya, dari ujung kaki hingga kepala. Sepertinya ada hal yang membuatanya tertarik. Seragam cafe dengan nama brand cafe terebut tertera di kaos putih, yang tersembunyi dalam balutan jaket merah.
Lelaki itu mendecakkan lidah.
"Ikut aku!"dia menarik tangan gadis itu dengan cepat. "Kau harus ganti rugi."
"Lepaskan aku.,.. Hei."percuma saja menggeliat, tangannya terlalu erat di genggam lelaki itu. Kakinya pun tak bisa berhenti melangkah, lelaki itu menarikknya dengan cepat. Gadis itu memilih diam daripada menjadi pusat perhatian.Tak jauh dari tempatnya sekarang, gadis itu melihat mobil sedan hitam yang begitu mengkilap bak Limosin. Lelaki itu menariknya dan mondorong pelan namun dengan paksa masuk ke dalam mobil. Pintu mobil itupun di tutup dan di kunci.
"Jalan pak!"perintah lelaki itu pada supir pribadinya. Mobil itu melaju meninggalkan keramian, menerobos sinar jingga yang lambat laun tenggelam.
"Eh, kau ingin membawaku kemana?"mendengarnya lelaki itu hanya menyengir menatap gadis itu, hingga ketakutan.
"Tenang saja, Tuan saya bukan orang jahat, kok."sahut si supir sambil sedikit terkikik.Gadis itu bergedik ngeri melihat ekspresi yang di tampil kedua orang asing itu. Dia merapatkan tubuhnya ke pintu mobil, menelan ludah, masih melihat lelaki yang menyengir menatapnya sedaritadi.
"TOLONGGGG...."
Gadis itu berteriak sambil menggedor - gedor kaca pintu mobil, berharap suaranya dapat menembus keluar, mampu memecah kebisingan jalanan, hingga ada seseorang pengendara motor yang mau repot - repot menolongnya. Lalu pengendara tersebut berteriak dan memberi perintah pada pengendara lain untuk memblokade jalan. Pengendara jalan lainnya lalu menyerbu mobil hitam yang di tumpanginya hingga tak dapat melaju selangkah pun, kemudian memaksa penumpangnya keluar dan menyeretnya ke kantor polisi dengan tuduhan menculik seorang gadis muda hanya kerena mengotori selembar Sweter yang baru saja keluar dari tempat Laudry mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID CAKE (Tamat)
RomanceMia, gadis lugu yang secara tak sengaja bertemu Raka, lelaki menyebalkan yang membuat kehidupannya menjadi sial. Kemampuan Mia dalam memasak membuat gadis itu masuk dalam kehidupan Raka. Dan kisah baru di antara mereka mulai tercipta bagaikan manis...