CUPID CAKE
PART 4
By : Zasa EmeraldaRaka mengetuk - ngetuk meja dengan jemari, nampak gemas dan kesal. Sudah sejam lalu sejak pukul satu, ia berada di Cafe berdinding putih, menunggu Mia yang tak kunjung menghampirinya. Sepulangnya dari kampus, Raka langsung membelokkan mobilnya menuju Cafe tempat Mia bekerja.
Sedaritadi Raka terus mengawasi gerak - gerik Mia yang bolak - balik mendatangi meja pelanggan_tapi tidak dengannya, dan keluar - masuk dapur mengantarkan pesanan. Raka melirik Mia yang juga meliriknya balik. Mia langsung membuang muka, ngeri saat melihat matanya yang melotot. Raka benar - benar kesal.
Cafe bernuansa modern itu di penuhi orang - orang yang sibuk bercuap - cuap seru yang di sela gelak tawa. Para gadis sibuk menyuapi mulutnya, sambil sesekali memainkan mata melihat kesekililing, dan akan melongok girang, saat menangkap wajah lelaki tampan. Raka pun menjadi sasaran empuk pusat perhatian, membuat para gadis saling berbisik - bisik. Raka mendengus marah, menutupi wajahnya dengan buku menu.
"Maaf membuatmu menunggu lama!"seru seorang gadis yang menarik buku menu, membuat Raka mendongak.
"Iya, terimakasih!"ujar Raka penuh penekanan, menatap Mia marah. "Lihat aku sampai sudah menghabiskan dua gelas minuman."
"Aku minta maaf."Mia duduk, berhadapan dengan lelaki itu.
"Mana Sweter-nya?"Mia merogoh tas selempangnya, mencari Sweter krem yang kemarin malam ia cuci_yang untungnya berhasil kering paginya. Karena terburu - buru menghampiri Raka, ia sampai membawa tas tersebut, dan bukan mengambil Sweter-nya saja. Saat meroggoh isi tas, Mia merasakan telpon gengamnya bergetar. Mia mengambilanya dan melihat nama yang tertera. Putra.
"Halo..."belum selesai kalimat Mia, suara di sebrang telpon lebih dulu menyahut dengan nada marah.
"Kenapa daritadi kutelpon tidak di angkat sayang?"Mia hanya terdiam mendengar Putra marah. "Aku sudah menelponmu sejak tadi pagi."
"Aku kan sedang bekerja sayang, jadi telpon aku silent ."Mia mencoba menjelaskan.
"Ah, tapi kan aku sudah menelponmu sejak tadi pagi! Aku tahu ya, kau berangkat kerja jam berapa sayang.... Aku sudah menelponmu 20 kali, dan kau tidak mengangkatnya. Dan....."Mia hanya terdiam.
Suara Putra lalu terdengar samar, begitu telpon genggam itu di ambil secara perlahan oleh Raka. Raka memutuskan panggilan dan suara itu menghilang. Lelaki itu kemudian tersenyum tipis.
"Kenapa dimatikan?"
"Biarkan saja, kekasihmu sedang frustasi sepertinya."Raka mengembalikan telpon genggam tersbut, dan Mia meraihnya dengan bingung. "Tidak perlu di pikirkan. Seharusnya dia marah seperti itu hanya karena tidak kau angkat telponnya. Itu konyol."Raka tersenyum kembali, menatap Mia dengan lembut.Mia membisu kembali.
Senyuman dan semangat yang mekar sejak pagi, menguncup dan lenyap. Sorot matanya terlihat sedih, dan di sudut sana tertoreh rasa sakit. Gadis itu meletakkan telpon genggamnya ke meja, kemudian perlahan meletakkan kepalanya ke meja, membuat wajahnya tak nampak. Mia sedih, ia tak menyangka pujaan hatinya marah hanya karena masalah sepele. Padahal hanya Putra sang penghiburnya_ sang penghibur yang amat Mia cintai setelah ibunya.
Raka diam terpaku, menyaksikan mendung yang menempati hati Mia.
Batin Raka tergerak, tangannya pun melayang menyuntuh rambut Mia. Raka membelai Mia perlahan seraya tersenyum. Lelaki itu lalu ikut meletakkan kepalanya di meja persih seprti yang Mia lakukan, menatap wajah gadis itu yang tersembunyi. Mia terkejut, belaian Raka terasa begitu nyata dan lembut.... Terasa amat nyaman dan seolah gadis itu dapat melihat senyuman tulus Raka yang mengitai masuk ke hatinya. Mendung itu perlahan tersapu lenyap. Mia mengankat wajahnya sedikit, menoleh kiri. Wajah mereka saling bertemu. Mia terkejut, matanya melotot manis. Dekat, wajah Raka tampak dekat, hanya berjarak satu jengkal dari Mia. Mata Raka tampak berseri, senyumannya terlihat manis dan tulus berpadu dengan kulitnya yang putih.... Terasa amat teduh saat di tatap. Habislah Mia, tatapan Raka melelehkannya, pipinya pun bersemu tak tertahankan.
"Sudah, jangan bersedih."ucap Raka lirih sambil terus membelai, "Aku tak bisa melihat seorang gadis bersedih, eh menangis."saat sebutir air mata mengalir, tangan itu berpindah, mengusup pipi Mia mengahapus bening itu.
"Jangan menangis ya!"Raka mencubit lembut pipi Mia yang merah, kemudian mengangkat kepalanya kembali.Sementara Mia_Pada detik itu gadis itu telah terhanyut dalam dekapan nyaman yang tak ia mengerti. Begitu nyata rasa - rasa itu.... Begitu meledak memenuhi hati, namun Mia tak dapat menjelaska perasaan apa itu? Apa yang telah terjadi?
"Jadi mana Sweater-ku? Sudah kau cuci bukan?"Raka mengaburkan lamunan Mia.
Mia menyorongkan sebuah kantong tas. "Ini. Sudah kucuci sesuai peraturan yang kau buat."Mencuci Sweater milik Raka, sungguh membuat Mia harus extra sabar. Atauran yang di buat Raka dalam mencuci sweater polos itu sangatlah banyak. Dari mulai rendam dan bilas dengan air bersuhu suam kuku, tumpuk dengan handuk saat akan memeras sweater, jemur di permukaan yang datar dan jangan terkena sinar matahari langsung, setrika dengan suhu rendah, jangan di gantung dan langsung di lipat. Semua peraturan itu Mia lakukan semalam suntuk, tanpa mengabaikan satu pun, dengan kekesalan memuncak serta mulut manyun - manyun. Mia heran, mengapa sampai sebegitunya sekali lelaki itu merawat Sweater tersebut, hingga ia curiga Raka mungkin mengidap OCD.
Raka tersenyum - senyum, mengeluarkan Sweater-nya, "Kenapa baunya berbeda?"
"Memangnya harus seperti apa? Harus sama persis dengan tempat Laudry mahal itu?"ujar Mia ketus hingga Raka tak jadi protes.
Lenggang sejenak.
"Oh, iya aku ingin minta tolong padamu!"kata Raka.
"Apa?"
"Tolong ajari aku membuat resep ini."lelaki itu mengacungkan jari, menunjuk sebuah resep yang tertera di buku resep yang baru kemarin di belinya.
"Red Valvet?"Mia mengkat alis, terkesiap_sepertinya ia akan menjadi pesuruh lagi.
"Aku ingin membuat kejutan untuk kekasihku, kerena sebentar lagi dia berulang tahun. Aku ingin membuatkan cake kesukaannya dengan tanganku sendiri. Jadi tolong ajari aku!"wajah Raka kembali berseri - seri.Baru kemarin malam pujaan hatinya itu di beri kejutan, sekarang Raka mulai kembali. Pemborosan, batin Mia terheran - heran.
"Aku tidak bisa membuat cake."ucapan itu membuat Raka menatap Mia tajam.
"Masa bekerja di sumber makan manis ini... mm cake - cake ini berada, kau tidak bisa membuat cake."Pemilik Cafe tempat Mia bekerja ini_yang gudangnya cake - cake berada, terlihat dari nama - nama cake yang tertera di papan tulis panjang yang terpampang di mini bar, adalah teman dekat ibunya. Bagi Bu Ratna, Mia adalah pegawai istimewa yang rajin yang amat di kagumi dan di sayangi. Dan kerena ke-istimewaan itu, Mia sering mendapatkan bagian yang menyenangkan dalam bekerja. Mia sering di ajari membuat cake - cake dengan chef Cafe yang amat baik, kalau - kalau ada waktu luang, seperti saat jam istirahat, waktu tidak ada pekerjaan, bahkan hari minggu yang seharusnya libur Mia di minta datang untuk di ajari membuat cake. Mungkin Mia bisa membuatnya, tapi membuat cake tidaklah mudah. Ia belum pernah menjajal membuatnya sendiri, dan hanya 4-5 resep saja yang Mia pelajari, tapi tidak dengan Red Velvet. Ia baru belajar membuatnya sekali.
"Bisa, tapi aku tidak yakin akan berhasil."ralat Mia akhirnya
"Ayolah coba dulu. Kemarin kau bilang tidak bisa, nyatanya hasilnya memuaskan."Raka meraih tangan Mia, menyelipkan amplop putih yang agak gemuk, "Kali ini aku akan membayarmu."Mia melirik amplop itu. Ini bukan soal uang, tapi kalau ada bayaranya sayang juga kalau di tolak. "Baiklah kalau kau memaksa."ujar Mia.
Mia berdiri dan hedak beranjak meninggalkan Raka.
"Kau mau kemana, Mia?"langkah Mia terhenti, saat tangan Raka menggenggamnya.
Mia menoleh.
"Kembali bekerja. Aku kan menghampirimu untuk mengembalikan sweater-mu saja.
"Enak saja. Kita akan membuat Red Velvet sekarang."
"Heh, tapi aku baru bekerja di sini sebulan, masa sudah minta izin yang aneh - aneh."ini akan membuat reputasinya jatuh.
"Terserah aku tidak peduli, kalau perlu aku yang minta izin pada atasanmu. Kau harus ke Apartemen-ku sekarang. Ayo!"Raka menarik tangan Mia untuk segera pergi meninggalkan Cafe.******
HI All Readers
Thanks ya, yang udah baca karyaku sampai part 4
Maaf kalau masih ada banyak kesalahan, walau udah sampai part 4Don't forget to Vote me and Follow me
I Hope You Enjoyed It : )
By : Zasa Emeralda
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID CAKE (Tamat)
RomanceMia, gadis lugu yang secara tak sengaja bertemu Raka, lelaki menyebalkan yang membuat kehidupannya menjadi sial. Kemampuan Mia dalam memasak membuat gadis itu masuk dalam kehidupan Raka. Dan kisah baru di antara mereka mulai tercipta bagaikan manis...