CUPID CAKE

8.6K 458 8
                                    


CUPID CAKE
PART 9
By : Zasa Emeralda

Hari telah menjelang sore, jam telah menunjukkan pukul empat.

Baru sejam yang lalu Raka duduk di bangku itu, dengan rutinitas yang sama menatap kearah pintu cafe. Lelaki itu terdiam masih menanti Mia dengan setia. Raka menyandarkan tubuhnya ke bangku itu, menghembuskan nafas lelah, tak tahu sampai kapan penantian ini akan berakhir. Benaknya melayang, terpikir betapa bodohnya ia tak bersikerah untuk mengantar Mia pulang kerumah hari itu. Kalau saja mengantar Mia, mungkin penantian ini tak di butuhkan lagi. Sejenak Raka memandang langit, terus menghitung kebodohan apa saja yang telah ia perbuat. Dan ujung - ujungnya, Raka hanya bisa menghembuskan nafas penuh kecewa sambil memaki diri dalam hati.

Hembusan angin semilir menerpa wajah Raka, membuat lelaki itu sedikit relaks dan memejamkan mata. Belaian angin berbasuh cahaya senja itu menggugah Raka, membuatnya kembali membuka mata, dan menata lurus cafe kecil itu. Begitu terbuka hentakan denyut jantungnya yang mengalun cepat, menyadarkan Raka akan sosok itu yang datang bersamaan dengan hadirnya perasaan itu kembali. Sosok yang ia nanti selama ini, tengah berdiri di depan pintu cafe, keuar dengan pakaian yang sama seperti dulu, dengan jaket merah serta tas selempang yang masih familiar di ingatan Raka. Mereka saling berpandangan, saling diam. Cukup lama momen itu berlangsung, hingga Raka bangkit dari duduk dan... "Mia!"Raka bergumam, sungguh tak percaya.

Raka segera berlari, menyebrang jalan, masih tak percaya dengan pemandangan itu. Gadis berambut panjang, pipi bersemu merah itu_ yang seketika muncul, dan senyuman yang akan ia lihat sebentar lagi. Sesampainya didepan Mia, kini giliran pipi Raka yang bersemu, sungguh tak menyangka serindu ini ia dengan Mia. Raka langsung merampas tangan Mia, menggenggam tangan itu erat, tak ingin kehilangan gadis itu lagi. Mereka bertatap - tatapan kembali dalam diam. Raka tersadar akan sesuatu, dan langsung menarik tangan Mia, sebelum gadis itu meninggalkannya lagi.

Di sebuah taman kota yang mulai sepi, jarang di lalui orang - orang, Raka membawa Mia ke tempat itu, ke sepasang bangku dengan meja bulat di tengahnya. Raka mendudukkan Mia yang masih terheran di bangku itu. Beruntung bagi Raka, karena gadis itu tak protes tadi.

"Beri aku alasan, kemana saja kau selama ini. Menghilang tanpa sebab seperti di telan bumi."Raka berseru kesal, tangannya bersedekap menatap Mia yang polos, berusaha untuk sabar.

"Memangnya kenapa? Harus ya, aku cerita padamu?"Mia tak ingn kalah, ia berseru ketus.
"Sudah jelaskan saja!"Mia menghela nafas, baiklah ia akan jelaskan, "Aku tidak masuk kerja selama hampir seminggu karena merawat ibuku yang sakit."Mia melihat tatapan Raka yang berrubah, "Tapi dia sudah baikan sekarang."tambahnya.

"Lalu kenapa tidak ada kabar? Kenapa kau tidak minta izin pada atasanmu?"Raka mengangkat alis, tak puas dengan jawaban Mia.
"Aku sudah bilang. Aku sudah minta izin lewat telepon, tapi aku tidak bilang dengan teman kerjaku."

"Tapi.... Ibu itu bilang...."
"Oh, itu,"tawa Mia pecah, "Bu Ratna pasti takut padamu. Bu Ratna memang suka begitu, dia sedikit Paranoid. Bu Ratna tidak akan memberikan informasi apapun mengenai pegawainya semudah itu pada orang asing_ takut terjadi sesuatu. Dia pasti takut padamu."
"Sial."

Mia masih tertawa, geli membayangkan Raka saat mengghadapi atasannya. Mia yakin Bu Ratna atasannya menggeleng - geleng kepala, menyembunyikan rasa takut, saat berbicara dengan Raka.

"Sudahlah Raka jangan serius begitu, memangnya kenapa kau ingin bertemu denganku?"Mia mengibaskan tangannya, mencoba untuk berhenti tertawa.

Ah, Raka baru sadar, ia juga merindukan tawa Mia ternyata.

"Hah, ada apa?"tawa Mia terhenti.

Raka melirik kearah Mia, "Aku hanya ingin memberikanmu ini."akhirnya kata - kata itu lolos dari mulutnya, lelaki itu tersipu malu lalu diam.

CUPID CAKE (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang