CUPID CAKE
PART 6
By : Zasa Emeralda"Kenapa harus di saring? Kan, di resep tidak ada?"ujar Raka. Selepasnya Raka keluar dari kamar, keduanya kembali bergelut di dapur.
"Lebih baik di saring. Disana aku di ajarkan untuk menyaring tepung dan coklat bubuk-nya, agar tidak ada gumpalan kasar."Mia dengan gesit dan hati - hati, menghentak - hentakkan pelan saringan halus dengan tangannya, sehingga butiran - butiran halus tersebut, turun bak salju dalam wadah besar. "Ini akan membuat cake lebih lembut. Masa kau tidak tahu, inikan teknik dasar?"
Raka menyengir, mengangkat tangan, berdeham. "Mm, aku bukan kaum hawa, jadi wajarlah kalau tidak tahu. Aku kan tidak bisa memasak."serunya angkuh.
"Lantas, kenapa kau mengaku - ngaku bisa memasak? Membuat cake pula?"
"Alasanya sudah jelas, karena aku ingin membahagiakan Gisel. Tak masalah dan tidak berdosalah, kalau hanya kebohongan kecil. Aku berbohong demi kebaikan, White Lie."ujarnya bangga.Suasana hari itu penuh kecerian. Taburan tepung yang berserakan di meja dapur hingga menodai wajah menggambarkan kecerian itu. Beberapa saat kemudian suara mixxer terhenti.
"Adonannnya sudah jadi, sekarang tinggal di oven."setelah berseru dengan bangga, Mia menuang adonan merah hati yang lembut kedalam kedua loyang bulat, agar cake nanti bisa menjadi beberapa lapis.
"Aku tidak menyangka kita akan berhasil."Raka tersenyum sumringah memperhatikan adonan yang tengah di tuang.
"Kita? Jelas - jelas aku yang membuat. Kau hanya membantu sedikit, Raka."Raka terdiam,"Tapi kan aku tetap campur tangan."
Dua loyang berisi adoanan merah itu, telah mendarat dalam oven. Bau harum, lamat - lamat menguar, tercium memanjakan Raka dan Mia.
"Sementara menunggu, aku akan mengajarimu cara membuat Frosthing Cream Chesse. Lapisan putih paling sempurna untuk Red Velvet-nya nanti. Ini yang membuat Red Velvet istimewa."Mia menyiapkan bahan kedua yang baru saja mereka berdua beli begitu keluar dari Cafe, karena Raka bingung memilih lapisan putih apa yang paling tepat untuk Red Velvet. Di buku Resep yang ia dapatkan hanya mengajarkan membuat yang Tradisional Frosthing.
Sepuluh menit berjalan, lapisan putih yang nanti akan di selimuti ke permukaan cake yang merah, telah di buat dan sedang dalam proses mengocok dengan mixxer.
"Tunggu sebentar."Raka beranjak pergi sebelum memasukkan Mascarpone ke mangkuk untuk di kocok, sesuai perintah Mia.
"Hei, mau kemana jangan alasan lagi ya."Ini sudah waktunya memasukan Mascarpone, kenapa Raka malah menghilang.
Mia mematikan alat Mixxer. Suara Mixxer yang berhenti berdesing, berganti dengan alunan musik clasic dari piringan yang mengendap - endap terdengar masuk, meramaikan suasana. Raka kembali lagi ke dapur, datang bersama senyuman manis yang terbentuk. Lelaki itu mantap menggapai kedua tangan Mia, mengayun - ngayunkan, lantas tangan kanan Mia ia letakkan ke pinggangnya dan sebaliknya tangan kanannya ia letakkan kepinggang Mia.
"Hei, apa yang kau lakukan, Frosthing-nya belum selesai di buat, ini sudah waktunya mencapur Mascarpone-nya."ujar Mia sedikit terbata - bata, terkejut dengan adegan yang berrubah. Gadis itu berusaha menjauhkan matanya menatap Raka, namun sia - sia. Mata itu tetap tertuju menatap, mengamati wajah detail Raka, berusaha menafsirkan sorot mata lelaki itu yang teduh dan tenang.
"Jangan terlalu serius, Mia, ini hanya membuat cake. Oh ayolah, bersenang -senang sedikit tidak masalah bukan? Kau adalah gadis kedua yang kuajak berdangsa."Raka menebar senyuman manis, yang membuat pipi Mia tak berhenti bersemu. "Berdangsalah denganku, gadis manis. Aku akan menghanyutkanmu dalam dekapan hangat."lelaki itu tertawa, amat manis.
"Tapi ingat ya, jangan sampai kau jatuh cinta padaku. Aku hanya milik Gisel."Raka memutar pinggul Mia membuat tubuh gadis itu berputar sesaat dan menjatuhkannya kedalam dekapan tangannya.
Sekarang mata mereka saling bertemu, saling memlepar sorotan cahaya, yang tak bisa di artikan sorotan apa itu?
"Raka!"seruan pelan itu menyadarkan mereka akan sesuatu. Raka melepaskan dekapan itu, begitu melihat kejanggalan di mata Mia, yang telah melihat kearah lain. Lelaki itu berbalik arah, langsung di kejutkan dengan seorang gadis yang terbelalak menyaksikan adegan tersebut.
"Gisel."hanya itu yang bisa Raka ucap dengan suara berat.
Raka melangkah mendekati Gisel yang memerah padam, terbakar api cemburu.
"Maaf sayang ini tidak seperti apa yang kau lihat."Raka menepuk bahu gadis itu, berusaha menenangkannya.
Gisel yang masih terpaku, beralih menatap Raka. "Mm, sayang tadi, aku bunyikan bel tapi tidak kau buka, jadi aku langsung masuk karena tidak di kunci."mulut Gisel terkatup sesaat. "Ternyata kau sedang bersenang - senang dengan...""Tidak Gisel.... Aku tidak seperti itu, aku hanya..."suara Raka tercekat, melihat sorotan mata Gisel yang tampak nanar menatapnya. Tidak, ia telah membuat melukai pujaan hatinya.
"Maafkan aku, sungguh ini tidak seperti yang kau pikirkan."Mia telah berdiri di samping Raka mencoba menjelaskan. "Percayalah pada Raka. Aku tidak bermaksud..."belum selesai semua kata - kata ia loloskan dari mulut Mia, tangan Gisel lebih menamparnya. Rasa perih menjalar di pipi Mia yang merah. Raka terkejut, tak tahu harus berbuat apa.
"Tidak bermaksud apa? Jelas - jelas aku melihatmu dalam dekapannya. Kalau memang tidak bermaksud apa - apa seharusnya kau tidak akan memmbiarkan itu terjadi."Gisel bersungut - sungut marah, mengacung - ancungkan tangannya kearah Mia. Mia terdiam, menelaah semua ucapan Gisel.
Gisel benar, ia telah melakukan kesalan. Kenapa ia membiarkan semuan itu terjadi? Gadis bernama Gisel itu, kemudian berbalik arah melangkah pergi.
"Gisel...."hanya teriakan Raka yang terdengar oleh Mia, suara yang perlahan lenyap terlahap kesunyian, menyisakkan Mia yang masih berdiri dalam kesunyian itu seoalah waktu terhenti. Raka telah menghambur meninggalkannya tanpa menoleh untuk memastikan apakah Mia baik - baik saja?
Mia masih terpaku di tempat. Suasana yang mendadak berrubah membuat semua terasa pahit, bahkan aroma Red Velvet yang menguar tajam, tak lagi tercium manis. Ibarat cake yang terlalu matang, tindakan Mia mungkin sudah kelewat batas. Sekarang_bahkan ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya dan tak tahu harus berbuat apa.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID CAKE (Tamat)
RomanceMia, gadis lugu yang secara tak sengaja bertemu Raka, lelaki menyebalkan yang membuat kehidupannya menjadi sial. Kemampuan Mia dalam memasak membuat gadis itu masuk dalam kehidupan Raka. Dan kisah baru di antara mereka mulai tercipta bagaikan manis...