And finally, this part is published
Pengorbanan buat nulis ini disaat UN sudah tinggal hitungan jari
Jadi gue minta voments ya, hargain dong
Autumn
"Ngapa lu tiba-tiba pengen donat Tiramisu? Kek ngidam aja."
Mataku melirik kearahnya. Melihat dia terkekeh mengawali pembicaraan.
Kuangkat mukaku. Yang tadinya tertunduk menatap ponsel, kini dengan berani menatapnya. "Iye gue ngidam!"
"Ahahaha, buset dah ni cewe. Gue doain beneran tau rasa lu!" tawanya makin lebar.
Mataku membulat, aku tidak serius. Sama sekali tidak. Jadi saat dimas menyeletuk aneh begitu, kujawap sama anehnya. "Dih ga mungkin lah, paling kalo iya ya elu.."
Walau ahirnya aku berharap ditelan bumi setelah membalas perkataannya.
Bagaimana reaksinya...bagaimana reaksinya? Tidak...tidak...aku tidak punya muka.
Matanya membulat melihatku. Nada bicaranya mengeras setelah ini.
"ASTAGA NI ORANG!"
"YA! LO YANG DULUAN!"
"TAPI LU MIKIRNYA, CKCKCK."
"GUE GA MIKIR YANG BEGITUAN YAELAH DIMAS!"
"AHAHA NGAKU AJE LU!"
"GUE GA NGAPA NGAPAIN!"
"SUMPAH?"
"IYA!"
"Ahaha...kalo gue ga percaya?"
"Tai lu!"
"Lu eek kalo gitu..."
"Shut up!"
"Ahaha..."
Mobil silver itu terparkir rapi di tempat yang seharusnya. Debu membalutnya tipis, tapi tak ayal menghapus rasa rinduku padanya.
Aku memekik menyadari sesuatu, sebelum Dimas membuka center lock pintu, aku sudah turun lalu berlari kedalam.
"Mami?"
Tiga bulan. Bahagia sekali ketika melihat wanita yang amat kurindu itu sedang mengaduk minuman di dapur.
"Sayang..." tangan Mami merentang lebar. Senyumnya tak kalah lebar. Ketika tas belum turun dari punggungku, aku sudah ada di pelukan Mami.
Emosiku terkuras. Ini memang bukan pertama kali, tapi sepertinya tiga bulan ini aku melewati masa paling susah yang pernah kualami. Walau biasanya aku juga tidak bercerita pada mami jika mendapat masalah dan memilih menyelesaikannya sendiri.
"Mami...Michelle kangen..." air mataku meluber. Pelukan mami sangat hangat, hingga aku ingin berlama-lama dipeluknya.
"Sayang...jangan nangis ah. Kamu kok tumben ditinggal langsung nangis?"
It's getting hurt when u went mom
"Senyum sayang..." kedua pipiku ditangkup mami. Satu tangannya kemudian mengambil rambutku lalu membawanya ke bahu kanan.
Tak ada alasan, aku tersenyum. Detik kemudian aku tersadar, perasaan hangat seperti ini baru saja ku rasakan sebelum Mami datang. Dan aku tersenyum mengingatnya.
"Iya mamii..."
"Uda ah ganti baju sana"
Aku mengangguk. Nyengir lebar sambil berlalu dari hadapan mami. Aku menyadari sesuatu, aku datang dengan Dimas dan aku tidak tau dimana dia sekarang. Yaampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Relation
Teen FictionSMA itu bukan cuma belajar sama main. Ada teman, keluarga, dan cinta yang berkembang lebih besar dari masa sebelumnya. Tapi bagi gue list tadi belum lengkap sama dua hal paling mencolok di hidup gue. Yaitu uang, dan pernikahan. Ini cerita Mi...