Another part i want you to know

6.5K 335 34
                                    

Enjoy!

Aku menatap mereka yang menampakkan senyum terpaksa itu satu persatu. Sebentar lagi aku pergi, jadi kuputuskan merekam muka teman temanku untuk saat terakhir kali.

Seeva

Tasya

bahkan Lea

Aku tersenyum lagi. Kudorong koper berisi keperluanku di London. Ukurannya yang besar ditambah aku yang berjalan lambat membuatku diberi tatapan sebal calon penumpang lain. Akupun harus siap tersenyum ketika mereka menggerutu padaku.

Kupaksakan senyum di mukaku. Diluar masalah koper yang sudah membuatku resah, aku tidak rela berangkat. Belum.

Di depan petugas ticketing, Aku berhenti dan berbalik. Jantungku berdetak cepat, nafasku memburu.  Begitu pula orang yang kutubruk dadanya.

Hatiku disini dan bagaimana aku bisa pergi jika alasan aku bertahan saja tidak bersamaku?

"Apaan si Chelle, kan kata lo sendiri gamau say good bye di airport--" Dimas berkata demikian tapi tangannya menarik kepalaku mendekat ke dadanya.

Tangisku keluar, mata penasaran menatapku, terhitung Seeva, Lea, dan Tasya.

"Jangan gitu ih Mas! mana gue tau kalo..kalo--"

Kalo kita gaakan ketemu lagi!

"Udah, anjir lo bikin malu gue, ancur kan ini image cogan gue," Dimas terkekeh sambil merengkuh punggungku.

"Bodo amat!"

Dia tertawa lagi. Kepalanya mendekat ke telingaku. "Udahan dong nangisnya, ntar gue ikutan nangis gimana? bahaya, hehehe,"

Dimas mengulurkan tangannya menghapus air mata di pipiku.

Aku mengangkat kepala, menatap matanya yang sejak kemarin terlihat sedih. Bibirku tertarik membentuk bulan sabit, bibirnya juga begitu. Lalu Dimas menarik keningku hingga menempel ke keningnya, kemudian ke depan mulutnya untuk dikecup cepat.

"See you soon,"

Lirihnya, aku ingin menangis.

"Lo bakal ngejar gue--"

"See you soon,"

Aku menahan debaran, lalu berlari sebelum aku ketinggalan penerbangan dan tidak dapat tiba tepat waktu. Kali ini aku berjanji tidak akan menggunakan uang berlebihan, mungkin akan terasa sulit, tapi aku tidak akan berhenti.

***

London, 15 september 2020

"Cheers!"

Tangan membawa vodka terangkat bersama pekikan gadis gadis sehabis menyelesaikan paper mereka.

Aku menatap datar, mengambil burger ku yang sudah mendingin dari pantry lalu kembali ke kamarku.

"Michelle," Sapa salah satu dari mereka yang merupakan teman sekamarku.

"ya?" Aku berbalik didepan pintu kamarku.

"Mau vodka?"

Aku tertawa dalam hati.

Lo bercanda? jangankan vodka, ikut party aja belum tentu gue berani.

"Thanks Carla, tapi aku tidak minum," Ucapku diakhiri senyum.

"Oh ayolah Michelle! Aku merasa bersalah dengan membiarkanmu sendirian di kamar sedangkan aku bersenang senang di sini,"

"Tak apa, aku akan membaca novel,"

Kututup pintu sebelum suara tawa membahana terdengar. Mereka membicarakanku.

Young RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang