pergalauan

315 22 5
                                    

We dont talk anymore like we used to do.

-we dont talk anymore, charlie puth.

Edyta pov.

Can't sleep.

Gara gara kopi americano yang gaktau siapa yang mesen.

Kampret.

Jam segini biasanya orang pada tidur. Lah gue, ngegalau, mau nangis.. ah capek nangis mulu.

Berasa pacaran sama bawang.

Sebetulnya tadi, pas zein sama ical ngusap ngusap pala gue. Gue gak tidur, cuman merem. Lumayan lah, ngeredam jantung yang tiba tiba nyut nyutan.

Dan sekarang, zein sama ical nganggep gue sebagai gulingnya. Gut.

Tapi gapapa deh, dipeluk duo cogan.

Bosen ah.

Author pov.

Edyta melepaskan diri dari pelukkan zein dan juga ical secara perlahan. Takut mereka bangun.

Sekarang, baru jam dua sih, tiga jam lagi subuh.

Edyta tidak berniat keluar dari kamarnya, ataupun turun kebawah, karna, takut.

Edyta membuka pintu yang menghubungkan kamarnya, dengan kamar zein.

Kamar zein bercat hitam, dan merah. Diatas nakas, terpajang foto keluarga bahagia, ada athananya juga nyempil.

Kamar zein gak ada balkonnya.

Karna sudah bosan dengan kamar zein, edyta membuka pintu rahasia, lagi. Yang menghubungkan kamar zein dengan kamar ical.

Pintu ajaib.

Cat kamar ica... hmm, hampir gak keliatan gegara ketutupan rak buku yang tingginya naujubileh, nyampe mentok langit-langit.

Sengaja, edyta yang minta. Soalnya dia gak suka sama atas lemari yang kosong.

Dikamar ical, semuanya, isinya, buku.

Edyta mendesah frustasi, ayam sudah berkokok, dayang sumbi juga udah numbuk padi. Eh, dayang sumbi kan ya, yang minta dibikinin candi. Tipikal cewek yang ribet dan banyak maunya.

Edyta menatap pantulan dirinya dicermin. Lingkaran hitam dibawah matanya mulai terlihat, lagi.

Dan sialnya, concealernya sedang habis.

"Aih, kampret. Mending mandi, abis itu nyiapin makanan." Gumam edyta sambil mengusap matanya.

Sebetulnya, kalo ditanya edyta galau apa enggak mah, galau benget. Tapi ya, dia bisa apa. Nangis? Percuma.

Edyta pov.

"Loh, tumben udah bangun." Ucap zein sambil mengusap kepalanya.

Ganteng pisan euy.

"He'eh, sarapan udah siap. Gue berangkat duluan ya." Ucapku.

"Hah? Berangkat? Masih jam setengah enam? Lo mau ngapain? Pacaran sama bang udin?" Ucap zein.

Setan Samping RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang