what should i do?

323 26 4
                                    

Author pov.

"Sst, eh. Sst."

"Sst, wey, woy, sst. E."

"Dy, psst."

"Beb."

Edyta mendengus kesal karna dari tadi, athana terus mengganggunya, sedangkan edyta harus fokus dengan pelajaran yang sangat amat ia tidak sukai.

Matematika, as always.

"Bacot lu tai." Ketus edyta sambil mencubit lengan athana.

"Buset, buset, sakit." Ringis athana.

"Makanya, gausa ganggu." Bisik edyta

"Gimana gak ganggu, muka kamu lucu banget gitu, minta digodain terus."

"Najis mugholadoh, ih. Jijik lo." Edyta berlagak sok muntah karna ucapan athana.

"Yee, najis, najis tapi kamu suka kan." Athana menaik turunkan alisnya.

"Bacot! Gausah kamu kamu deh! Dikata lagunya sijeyar apa!" Ucap edyta.

"Ye sewot aja." Selang 10 menit, athana mulai tidak bisa diam, dan pada akhirnya dia menarik rambut edyta, alhasil-

"JAN RUSUH NAPA!" -edyta teriak, membuat pak sudji menatap tajam kearah edyta dan juga athana.

"KALIAN BERDUA NIH YA, DARI TADI, KERJAANNYA NGOBROL AJA, DAN SEKARANG KALIAN TERIAK TERIAK, KALIAN BERDUA KELUAR SEKARANG!" Teriak pak sudji.

"Lah, kan yang buat saya teriak athana pak, napa saya jadi ikut ikutan dah?! Athana aja noh." Ucap edyta.

"YEEE NI ANAK YA, NYOLOT. SAYA BILANG KELUAR YA KELUAR, GAUSAH RIWEH! CEPEEETTT!" Teriak pak sudji.

Edyta berjalan dengan muka kusutnya keluar dari kelas, sedangkan athana malah cengar cengir tanpa dosa, karna dia bisa berduaan dengan edyta.

"Dy." Panggil athana.

"Hm?" Gumam edyta sambil terus meminum es tehnya.

Iya, mereka dikantin.

Mana lagi, mana lagi selain di kantin~

"Maaf. Kemaren, gue telat ngejemput lo karna, nafi." Ucap athana.

"Iya amat ya, telat nyampe dua jam begitu."

"Iya, dan gue gabisa ngabarin lo karna hp gue diambil nafi."

"Nafi lagi, nafi lagi."

"Dia ngajak gue ke cafe, dan dia minta maaf sama gue."

"Terus?"

"Ya gue belom sempet maafin dia soalnya gue langsung cabut pas ngeliat semua chat dari lo. Lo gaada pulsa ya?"

"Maksud lo gaada pulsa?"

"Iya, lo ngechat gue doang. Nelfon kagak."

"Idih, pen bat apa lu ditelfon bidadari"

"Bidadari gapunya telfon, e. Dia cuma punya selendang."

"Ye, bacot. Terus gimana lagi?"

"Ya, yaudah." Yaudahnya athana mengakhiri percakapan diantara mereka. Mereka saling diam dengan fikirannya masing masing.

Edyta pov.

Athana athana.

Sampe kapan sih lo mau bikin fikiran gue jadi kusut begini.

Gue udah mikirin mateng mateng, kalo kita cinta sama orang, tapi orang yang kita cinta itu doesn't love we back, ya kita bisa apa.

Berdoa tiap malem biar doi bisa nempel sama kita?

Setan Samping RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang