Sudah satu minggu kekhwatiran Alfira mengenai Arya tidak terbukti. Sampai sekarang Arya bahkan tidak pernah terlihat olehnya. Yang ada hubungan Alfira dan Genta malah semakin dekat di line.
Entah bagaimana, walaupun Alfira masih membalas ketus dan pendek tapi percakapan mereka seperti tidak memiliki ujung. Hanya berhenti jika sudah larut malam.
Seperti sekarang ini. Ibu Genta sedang memperhatikan anaknya yang cengar-cengir menatap ponselnya.
"Genta, kamu itu kenapa sih? Ibu perhatiin daritadi ketawa-tawa sendiri sambil liatin handphone. Jangan-jangan udah ga waras ya kamu.."
Genta yang sedang mengetik balasan untuk Alfira seketika langsung membelalakkan matanya dan menoleh ke ibunya.
"Buset bu, serem amat. Emang ibu mau apa, punya anak ga waras."
"Ya enggak lah, kalo kamu ga waras tinggal hanyutin aja ke kali ciliwung. Kan jadi ibu ga punya anak yang suka mesam-mesem cuma gara-gara mandangin handphonennya."
"Masya Allah, ibu kejam banget sama anak ibu yang paling ganteng. Kalo ga ada Genta mah ibu pasti kesepian, hehehe." Genta menjawab dengan pedenya.
"Ya gimana nggak paling ganteng, orang anak ibu yang laki-laki kamu doang. Udahlah males ibu liatin kamu. Daritadi nyengir mulu sampe gigimu kering tuh."
Genta reflek memegang giginya. Seketika ibu Genta langsung terbahak dan melarikan diri ke kamarnya.
"IBU!"
Sementara dirumah Alfira, ia sedang menunggu balasan line dari Genta. Sejujurnya ia juga terhibur dengan adanya Genta. Setidaknya dengan adanya chat line dari Genta, Alfira mampu membunuh rasa bosannya sekarang.
Walau memang sebetulnya percakapan antara mereka tidak terlalu penting, tapi Alfira suka dengan cara Genta yang selalu menemaninya sepanjang hari walau hanya di line.
Entahlah, sepertinya Genta memang belum cukup berani untuk benar-benar mengajak Alfira berbicara di sekolah. Sejujurnya Genta hanya takut dapat 'semprotan' dari Alfira jika ia mendekatinya di sekolah.
Alfira memang memiliki sahabat, tapi mereka pun punya aktivitas sendiri bukan? Alfira hanya selalu merasa nggak enak kalau dia harus menghubungi teman-temannya hanya untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
Alfira rasanya mau kirim Genta pesan lagi karena pesan terakhirnya belum direspon, tapi karena gengsi yang tinggi akhirnya dia menguburkan niatnya.
Belum sampai semenit, akhirnya Genta membalas pesannya.
Galih Genta P. : Masa sih Al? Setau gue ekonomi itu gampang banget. Lo aja kali yang lebay :p
Alfira langsung memelototkan matanya. Enak aja dia dibilang lebay sama si raja lebay. Jelas-jelas dia yang lebay. Masa soal trigonometri dasar aja dia masih nggak ngerti.
Alfira : Lo yang lebay. Ulangan trigonometri dasar aja dapet 5.
Galih Genta P. : Anjir! Tau darimana lo?
Alfira : Tau lah. Pas kelas 10 nilai lo yang gue koreksi.
Galih Genta P. : Ya Allah, sembunyikan hamba. Mau ditaruh dimana muka hamba kalau bidadari cantik tau nilai hamba yang seperti Mashed potato.
Alfira : Yaelah sok-sokan Mashed potato lo! Tikus kelindes tronton kali Ge. Hahaha.
Alfira langsung terbahak melihat kalimat yang dia kirim ke Genta. Sementara Genta langsung mesam-mesem melihat balasan Alfira yang semakin lama menjauhkan indikasi ketusnya ke Genta. Sepertinya mulai besok Genta sudah bisa melancarkan aksinya. Yaitu mengambil hati wanita judes satu ini.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Kelabu {ON HOLD}
Novela JuvenilMulanya Alfira hanya peduli dengan novel, lagu-lagu di handphone-nya dan teman-teman dekatnya. Namun tiba-tiba sosok itu datang dan memporak porandakan semua hal yg ia selalu lakukan di kerutinannya. Iya. Dia Genta. Laki-laki yang selalu berusaha me...