Hujan...
Aku suka hujan.
Aroma ini,
Menyegarkan...
"Petrichor,"
Ya, ya. Aku tahu sebutan itu. Hidungku masih saja mengendus-endus lewat kaca jendela bus. Aroma ini sungguh menyegarkan.
Eh? Siapa tadi?
Kutuntun bola mataku menyusuri seisi bus. Seorang lelaki dengan jaket hitam itu yang mengatakannya. Ia duduk tepat di bangku seberang sambil memandangku. Ia tersenyum tiba-tiba. Aku bingung antara harus membalas senyumannya atau tidak.
"Kau tahu petrichor?"
Ia tersenyum lagi.
Ow-Em-Ji. He's so cute... Awww
Tapi kuakui lelaki itu aneh. Sangat aneh. Dan kuakui, dia tampan. Belum pernah kulihat lelaki itu di area sekolah. Siapa ya?
"Oh, ya, aku suka." Jawabnya.
"Kau juga bersekolah di Oxford?" tanyaku penuh harap jika ia juga bersekolah di tempat yang sama denganku.
"Iya, benar. Perkenalkan aku, Jason," katanya sambil mengulurkan tangan kanannya. "Kau?"
"A-aku?"
Jarang ada lelaki yang mengajakku bicara sepanjang ini. Apalagi lelaki tampan sepertinya.
Shhh! Jangan begitu, Steph! Tahan dirimu!!
"Aku Stephanie. Kau bisa memanggilku dengan itu." Jawabku sambil membalas uluran tangannya. Ia tersenyum lagi. Bukannya aku tipe orang yang sangat mudah terhadap lelaki. Tapi jujur, baru kali ini ada lelaki seperti itu di tempat ini.
***
Esoknya, kumulai rutinitasku seperti biasa. Pergi ke universitas dan mengambil kelas sesuka hatiku. Tapi entah kenapa hari ini kakiku tampaknya ingin memasuki kelas matematika untuk yang kedua kalinya dalam mingu ini –setelah kemarin. Dan seperti biasa, kelas ramai. Orang-orang pintar berkumpul di suatu sudut, dan sisanya sibuk dengan gadgetnya.
"Steph?" suara yang kukenal tiba-tiba muncul. Isabella. Sebut saja Bella. "Kenapa kau jadi sering melamun belakangan ini? It's not you..."
"Tidak ada," balasku. "Hanya lelah.."
"Hei, kau sudah dengar kabar?" tanyanya. Aku hanya menggeleng mendengar celotehannya. "Well, kita sama.."
"Bell, bisakah kau tinggalkan aku sebentar?" usirku lembut. Entah kenapa badanku terasa berat hari ini. "Aku benar-benar pusing."
"Okay. Jangan lupa temui aku di Cafetaria saat istirahat," katanya. "Aku tidak akan mengganggumu selama kelas pertama..."
Ia lalu kembali ke tempatnya –disamping bangkuku. Aku masih sibuk dengan buku tebalku, sebelum akhirnya kusadari kehadiran seseorang disampingku.
"Hai, Stephanie." Sapanya.
Aku masih mengingat suara berat lembut itu. Jason?
"Hai..." balasku sambil tersenyum.
Demi Tuhan, Steph! Bagaimana kau bisa bertemu lagi dengan lelaki ini?!
"Kau mengambil kelas yang sama rupannya," kata Jason. "Aku hanya beruntung bisa duduk di dekatmu, haha.."
Beruntung? Setajir itukah diriku sampai makhluk aneh ini rela duduk disampingku? Ayolah, Steph! Tahan dirimu!!
"Ka –"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS BUBBLEGUM
Romance"Kau akan menjadi bubblegum favoritku. Eh, ralat. Kau akan menjadi 'princess bubblegum' favoritku selamanya, bubby..." Bubblegum. Yah, permen karet. Semua berawal dari segelas minuman rasa permen karet. Dan dari situlah mereka memangilku dengan sebu...