S.E.V.E.N

88 7 0
                                    



Mobil limosin hitam yang kutumpangi melaju menuju bandara inggris. 6 Eduardo bersaudara-hanya enam, karena James masih menetap di Berlin-sedang duduk sambil bergurau satu sama lain. Mobil ini bahkan cukup luas bagi mereka untuk bermain bola balon berbentuk semangka dan yang lain berbentuk donat

Ya!

Kami berangkat ke Jerman. Tepatnya ke Hamburg! Landon bilang, ia dan saudara-saudaranya berencana untuk pergi ke Miniatur Wunderland. Kalian tahu tempat apa itu? Tidak? Oh, kalau begitu kita sama.

Kami akan berangkat dengan pesawat pribadi keluarga Eduardo yang disimpan di bandara. Lebih tepatnya, pesawat itu dipinjamkan pada bandara, dan siapapun keluarga Eduardo yang ingin menaikinya, akan dikenakan 0% biaya, sekaligus pilot pribadi.

Menakjubkan?

Bagiku...

Sangat!!!

Aku melirik Aron yang duduk di samping Leo. Ia masih sibuk dengan ponselnya. Ia gelisah-mungkin karena ia akan pergi meninggalkan Sharon dalam seminggu.

"Steph! Catch it!" seru Travis.

Dukk!

Kudengar ledakan tawa dari saudaranya yang lain. Aku sempat mengintip dan melihat bagaimana reaksi Aron. Ia tertawa. Semuanya tertawa! Ini memalukan!!

"Sorry, tapi kau melamun terus sejak tadi," kata Travis. "Haha, wajahmu konyol!"

"Jahaaaat!" ucapku sambil melempar bola tadi ke arah Travis.

Oh iya, kalian belum tahu kan? Anggota High Class bertambah sejak aku memutuskan untuk ikut ke Jerman.

Do you thinking what I'm thinking?

Ya! Seluruh pangeran Eduardo ikut bergabung. Aku senang. Dan kami tidak membuka lowongan lagi untuk siapapun yang ingin masuk.

"Itu dia bandaranya! God! Aku lapaaaaar!" seru Jay.

"Lapar katamu?! Barusan kau makan jatahku dan sekarang kau lapar lagi?!" seru Charles.

Mereka lucu..

Lucu sekali.

Kupikir tak pantas menyebut mereka dengan sebutan Tujuh Pangeran Eduardo. Kurasa lebih pantas untuk menyebut mereka sebagai...

Tujuh...

Kurcaci.

Aku bahagia. Sangat bahagia. Kau takkan mengerti hanya dengan membacanya. Aku sangat bahagia sampai rasanya sulit dituliskan. Andai kau ada di posisiku, kau akan merasakannya jauh lebih menyenangkan dari yg telah kau baca.

Kami masuk dan duduk di sekitar daerah keberangkatan. Enam kurcaci itu mulai sibuk dengan alat elektroniknya masing-masing. Huh, sebal. Ada saja yang mereka lakukan. Main games, mendengarkan musik, mengecek berita pagi, dan kadang menyempatkan diri untuk mengecek akun sosial media mereka.

"Kalian mau pesan apa? Aku mau ke foodcourt," kata Jay memecah keheningan diantara kami.

"Aku mau latte saja," jawab Landon.

"Aku juga!" seru yang lain bersamaan.

"Semua tidak gratis, bro.." Jay berkeliling untuk mengambil uang kakak-kakaknya. Aku tertawa dalam hati, melihat tingkah mereka.

"Kau? Kau tidak mau kopi?" Jay memandangku.

"A-aku? Emm, aku ikut kau saja," jawabku. Jay mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Kami lalu berjalan beriringan menuju foodcourt.

PRINCESS BUBBLEGUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang