Aku masih memikirkan kejadian itu sambil senyum-senyum. Tiba-tiba aku melihat revan masuk ke kelas dengan wajah coolnya. Omg revan ganteng banget sih. Sampai-sampai aku berdiri untuk mempersilahkan dia duduk dibangku depanku. Yg dipersilahkan duduk tidak mengucapkan apa-apa dan langsung duduk. Dasar makhluk es.
Revan duduk dibangku depanku. Aku selalu mengajak dia berbicara dikarenakan tidak ada guru. Revan masih diam walaupun aku ajak dia berbicara.
"Revan, aku mau bilang sesuatu" sambil melihat kearah dia, tetapi dia tidak melihatku. Melainkan dia menatap ke arah gadgetnya.
"Bilang apa?" akhirnya revan ngomong juga. Akupun bangkit dari kursiku dan menghampiri revan dan menggapai tangannya yg sedang memegang gadgetnya.
"Aku mau bilang terimakasih karena kamu mau bantuin aku" kataku masih memegang tanganya. Itung-itung modus sedikit biar bisa pegang tanganya, rupanya tangan revan gede juga yak. Hush ngomong apa aku, fokus Amira masa cuma pegang tangan revan sampai jadi begini.
"Oh, gitu doang" APAAA!! DIA CUMA JAWAB BEGITUUUU.
"Oiya, dan satu lagi. Loh itu jangan seenak jidat buat pegang-pegang gue" sambungnya sambil mengambil tanganku dengan tangan kirinya yg tadi memegang gadget. Dan melepaskannya dengan cepat seakan-akan aku itu virus yg harus dihindarnya.
Aku menatapnya dengan kaget . Saat aku lihat, ekspresi wajahnya sudah seperti biasanya yaitu datar dan dingin. Dan revan melanjutkan aktivitasnya yaitu bermain gadget.
Teeet.....teeet......
Bunyi bel pergantian mata pelajaran sudah akan dimulai. Aku kembali ke tempat yg aku tadi tempati. Sambil mengeluarkan pelajaran yg akan dimulai.Demikian dengan revan dia mengeluarkan mata pelajaran tersebut.
Guru mata pelajaran tersebut masuk dan memulai pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Annoying Girl
Teen FictionKenapa aku selalu salah dimata dia. Sebernarnya, aku sudah melakukan hal yang terbaik untuk membuatnya berpaling kepadaku tapi dia dengan mudahnya menghancurkan hatiku, hanya dengan ucapannya. -Amira Adisa Putri Dia selalu menggangguku. Dan itu memb...